I

2K 243 1
                                    

Rose berjalan lemas menuruni tangga rumahnya. Hari ini adalah Hari Senin, yang tandanya Rose harus pergi ke sekolah seperti biasa. Sungguh Rose sama sekali tidak memiliki semangat dalam sekolah. Padahal ia sudah kelas tiga, seharusnya ia bisa lebih giat dalam sekolah dan belajar agar bisa masuk ke universitas yang diinginkan.

Rose melangkahkan kakinya ke arah meja makan yang sudah ramai dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya. Rose duduk disebelah kakaknya, dan langsung memakan sandwich roti yang sebelumnya sudah dibuatkan oleh mamanya.

"Kamu kok lemes gitu?" tanya Aiden, papa Rose.

"Kamu sakit, ya?" tanya Gayatri, mama Rose, langsung bangkit dari duduknya untuk mendekati Rose.

Rose hanya menggeleng sebagai jawaban untuk Gayatri. Rose memang berharap sakit agar ia bisa bolos sekolah hari ini.

"Palingan juga anaknya males masuk sekolah," ucap Hana, kakak Rose.

Rose menunjuk Hana dengan jari telunjuknya seraya mengangguk, menyetujui ucapan dari kakaknya itu.

Gayatri yang sudah berada di dekat Rose, hanya bisa berdecak. Lalu, berjalan kembali menuju kursinya.

"Kamu itu udah kelas tiga, sayang. Kalo kamu males-malesan gini gimana bisa masuk Monash University?" Gayatri melipat kedua tangannya di depan dada.

Rose menghela napas lelah. "Rose kuliah disini aja deh, Jakarta juga banyak kok universitas yang bagus."

"Waktu dulu bilangnya pengin satu kuliah sama gua. Sekarang belum berusaha malah udah nyerah duluan," ucap Hana seraya menyuapkan sandwich roti ke dalam mulutnya.

Hana dan Rose hanya berbeda tiga tahun, dan mereka cukup dekat. Hubungan mereka sama seperti kakak-beradik lainnya. Bila bertemu mereka akan bertengkar, namun bila jauh mereka akan sama-sama rindu. Tapi akhir-akhir ini mereka sudah jarang bertengkar, mungkin karena umur mereka yang sudah menuju dewasa.

Sudah tiga tahun Hana tinggal sendiri di Melbourne untuk menyelesaikan studinya. Rose juga sudah lama tidak bertemu dengan kakaknya. Awal kedatangan Hana ke Indonesia untuk berlibur seminggu yang lalu, membuat Rose sangat senang. Namun, lama-lama ia menjadi kesal karena Hana selalu menganggunya. Dan saat ini, gadis itu berharap agar Hana dapat segera pergi menuju Melbourne.

"Kamu tuh harusnya liat kakak kamu, Rose. Dia udah jadi contoh yang baik, tapi kamu malah nggak ngikutin," ucap Gayatri lagi seraya mengoleskan selai nanas pada rotinya.

Rose menghela napas lagi. Inilah salah satu alasannya kenapa Rose tidak menyukai Hana yang pulang ke Indonesia, karena ia akan selalu dibanding-bandingkan seperti ini. Padahal Rose sangat menyayangi Hana, tapi bila terus dibandingan seperti ini lama-kelamaan ia bisa membenci Hana tanpa sebab.

Hana menyenggol lengan Rose, lalu menepuk dadanya bangga.

Rose mengerlingkan matanya tidak suka. Rose seperti ingin menarik kata-katanya, ia tidak menyayangi Hana sama sekali. Ternyata Rose memang sudah membenci kakaknya tanpa harus dibanding-bandingkan terlebih dahulu.

Rose melirik ke arah Aiden, meminta pembelaan. Tapi yang ditatap malah menatap balik dengan satu alis yang menaik. Aiden malah balik bertanya kepada Rose tanpa suara.

Sekali lagi, Rose hanya bisa menghela napas panjang.

Rose bangkit dari duduknya, lalu berjalan menuju garasi rumahnya.

ENEMYWhere stories live. Discover now