XV

1.4K 180 5
                                    

Rose membuka pintu berwarna putih itu. Lalu masuk ke dalam ruangan tersebut dan seketika aroma jeruk yang sedang dikupas langsung tercium oleh indra penciumannya. Ia masuk ke dalam ruangan itu dengan senyum cerah yang ia sunggingkan pada wajahnya.

"Sore, Tante," sapa Rose kepada wanita berusia empat puluhan tersebut.

Wanita yang sedang sibuk dengan buah jeruk yang ada ditangannya itu langsung melihat kearah Rose. "Eh, Rose, udah dateng, cantik? Tadi di sekolah gimana?"

"Biasa aja, Tante. Nggak ada yang spesial," jawab Rose seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Iyalah nggak ada yang spesial, kan nggak ada gua," celetuk seorang pemuda yang sedang terbaring di tempat tidur yang berada tepat di tengah-tengah ruangan.

"Kepedean kamu," jawab wanita itu, Via, kepada anaknya yang sedang terbaring, Jay.

Rose hanya bisa memutar matanya malas dengan tanggapan Jay tersebut dan memilih duduk di sofa yang berada tepat di belakang kursi yang sedang Via duduki.

Ya, Rose sedang berada di rumah sakit, tepatnya Rose sedang berada di ruang rawat inap Jay. Sudah beberapa hari ini ia sempatkan waktunya untuk mampir ke rumah sakit sebelum pulang ke rumahnya. Terkadang ia juga mengerjakan tugas sekolah di rumah sakit dan sesekali mengajarkan beberapa pelajaran kepada Jay, tetapi itu tidak berjalan dengan lancar karena keributan yang selalu muncul diantara mereka.

Kondisi Jay juga sudah mulai membaik. Beberapa jahitan karena luka tusuk sudah mulai mengering dan membaik. Beruntungnya Jay karena saat itu kawanan Satya hanya menggunakan pisau lipat yang kecil, sehingga lukanya tidak begitu dalam dan melukai organ tubuhnya. Walaupun ia harus kehilangan banyak darah karena beberapa luka tusuk yang ia terima.

"Rose, Tante mau pulang dulu ya. Mau bawa beberapa baju Jay dari rumah," ucap Via setelah memberikan seluruh buah jeruk yang telah dikupas pada Jay.

"Mah, jangan ninggalin aku dong. Kalo nanti aku kenapa-kenapa gimana?" Jay memperlihatkan puppy eyes-nya kepada Via.

Via berdecak lalu menyentil telinga Jay. "Kalo ngomong nggak boleh gitu. Emang kenapa sih?"

"Mamah nggak tahu?" Jay menunjuk Rose dengan jari telunjuknya. "Dia itu zombie yang lagi nyamar, Mah. Nanti kalo aku tiba-tiba digigit dia gimana?"

Rose memutar bola matanya malas. "Walaupun gua ini zombie, gua juga bakal mikir mana manusia yang enak sama manusia yang bikin rabies."

Via yang mendengar itu hanya bisa terkekeh. Rose dan Jay memang tidak akan bisa akur, pasti saja ada keributan diantara mereka.

"Udah ya, mamah mau pulang dulu. Biasanya juga kamu disini sama Rose kalo mama pulang," Via mengecup kening Jay, lalu mengelus lengan Rose dan berjalan meninggalkan mereka berdua.

Kemudian suanana menjadi hening. Tidak ada yang bicara diantara mereka berdua. Ruangan bernuansa putih itu benar-benar hening hanya ada suara AC yang terdengar di sepenjuru ruangan. Rose sedang sibuk dengan ponsel yang berada digenggamannya, sedangkan Jay sedang fokus dengan buah jeruk yang ada dipiringnya.

Jay berdeham dan sesekali menatap Rose yang sedang asik sendiri dengan ponselnya. Gadis itu beberapa kali terlihat tersenyum seraya mengetikan sesuatu diponselnya. Jay sungguh tidak suka dengan suasana seperti ini. Begitu hening dan canggung.

Jay berdeham sekali lagi. "Eh, eh, woy."

"Gua punya nama," sungut Rose yang masih fokus dengan ponselnya.

"Iya maksud gua Rose," ulang Jay.

Rose mematikan ponselnya yang langsung ia taruh di saku seragam. Rose memandang Jay dengan dua alis yang mengangkat sebagai isyarat untuk menjawab panggilan dari Jay.

ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang