[19] Mine

6.7K 894 32
                                    

Eren melangkah menghampiri Mikasa yang tengah duduk di depan cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eren melangkah menghampiri Mikasa yang tengah duduk di depan cermin. Dia berdiri tepat di belakang gadis itu, mulai mengeringkan rambut Mikasa dengan handuk dan juga hair dryer.

Gadis itu duduk dengan patuh membiarkan Eren mulai mengeringkan rambut basahnya sedangkan ia sibuk dengan sebuah benda persegi yang sedaritadi selalu menyita perhatiannya.

Ponsel, Eren baru saja membelikkan gadis itu ponsel. Tujuannya agar misal terjadi sesuatu saat Eren tak ada disisi Mikasa gadis itu bisa menghubunginya.

Memang Eren belum mengajari lebih lanjut cara pemakaian ponsel pada gadisnya itu. Mikasa nampak sangat antusias untuk mengecek ponselnya daritadi walau gadis itu belum mengerti.

"Eren, aku tak mengerti"

Gerutukan Mikasa membuat Eren menatap gadis itu melalui pantulan cermin.

"Aku akan mengajarkanmu nanti, sekarang letakkan terlebih dahulu. Aku masih mengeringkan rambutmu, Mikasa"

Cemberut, sang gadis pada akhirnya memilih menyerah dan meletakkan ponsel itu di atas meja dan memilih diam membiarkan Eren terus mengeringi rambutnya.

"Eren.."

"Hm ?"

Sang gadis menghela nafas, tatapan matanya nampak resah.

"Itu, Kirika tak melukaimu kan ?"

Kegiatan Eren terhenti, lelaki itu mengernyit menatap Mikasa melalui pantulan cermin didepan mereka.

"Kenapa ?"

Mikasa menggigit bibir bawah, jari jemarinya saling bertaut diatas pangkuan.

"Kirika suka memukulku dulu, dia tak melukaimu kan ?"

Eren bungkam menatap Mikasa dalam diam. Detik selanjutnya lelaki itu tersenyum walau tatapan matanya menajam.

"Tidak Mikasa, aku tak akan membiarkannya menyentuhku diluar aktivitas syuting"

Eren sepertinya mengerti bahwa Mikasa sedikit trauma. Sikap Kirika yang sering memukul Mikasa dulu pasti masih terbayang dan tersimpan dimemory gadis itu.

"Jangan terlalu dekat juga dengannya, aku tak suka"

Miksa memelankan suara pada kalimat terakhir yang menimbulkan senyum di wajah Eren. Lelaki itu menunduk dan berbicara tepat didekat telinga Mikasa.

"Kau cemburu ya ?"

Pandangan Mikasa bertemu dengan tatapan menggoda Eren dipantulan cermin membuat pipinya memerah.

"Bu-bukan seperti itu"

Mikasa cepat-cepat mengalihkan pandang. Mengatur detak jantung yang memburu. Oh tuhan pipinya terasa panas.

"Hahaha kau sangat lucu Mikasa"

Eren mencubit pipi Mikasa gemas membuat gadis itu cemberut dan terlihat begitu menggemaskan dimata Eren.

Black Rose ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang