DUA BELAS;

317 48 0
                                    

" When The Moonlight Comes, You and I Become ONE. "



MEGAT DANIAL memerhatikan dua orang gadis yakni pelajar perempuan yang sedang mengheret seseorang ke dalam semak. Orang yang diheret pula kaku, seperti tidak sedarkan diri.

Dahi Megat berkerut. Macam kenal..

Melissa! 

Mata Megat terbuntang luas. Dalam sekelip mata dia sudah berdiri berdekatan dengan Melissa yang terbaring kaku di atas tanah bersemak. Baju gadis itu sudah kotor, tudung gadis itu sudah hilang dan kepala gadis itu berdarah.

Rahangnya diketap kuat.

Manusia jahanam! Matanya bertukar menjadi gelap. Riak wajahnya sudah membengis.

Tubuh Melissa diangkat kemudian digendong secara bridal style. Megat Danial sudah berhasrat mahu membawa pulang Melissa ke rumahnya. Tidak kisahlah jika ayahanda dan bonda mahu marah. Gadis pujaannya sedang kesakitan!

Dengan menggunakan kelebihan yang ada pada Megat Danial, sekejap sahaja dia dan Melissa tiba di perkampungan Sinar al- Qamar. Megat Danial menapak laju ke istana milik ayahandanya.

" Assalamualaikum! Bonda! " Panggil Megat separa menjerit.

" Waalaikumusalam.. Megat! Apa yang dah berlaku ni? "

Megat terus membawa Melissa masuk ke dalam salah satu bilik tetamu di dalam istana diikuti oleh bonda. Melissa diletakkan di atas katil dengan perlahan- lahan. Kemudian dia memusingkan badan memandang bonda yang terkejut di muka pintu bilik.

" Bonda, boleh tolong rawatkan? "

Mendengarkan anaknya meminta tolong, Mawar menapak mendekati gadis yang terbaring di atas katil itu. Lukanya dibelek.

" Bonda boleh tolong cuci luka tapi.. "

" Tapi apa bonda? " Tanya Megat cemas.

" Perlu minta tolong ayahanda kamu. Lukanya agak teruk. Takut sakitnya di dalam tak diubati nanti melarat. "

Megat sudah menghela nafas berat. Bawa gadis luar masuk ke sini saja sudah cukup membuatkan ayahanda mengamuk, lagikan pula mahu meminta ayahanda tolong ubatkan?

Seperti menempah maut saja.

" Cepat Megat! Cari ayahanda! Mintak ayahanda tolong! " Desak Mawar kepada Megat apabila anaknya itu sudah termenung.

" Tolong apa? "

Tiba- tiba satu suara menyampuk di belakang. Megat dan Mawar sama- sama memandang ke arah pintu. Terdapat figura seorang lelaki tua berpakaian hitam bercorak kuning di situ.

" Kau bawa balik gadis luar Megat? " Soal Megat Aris dengan keras. Berani anaknya itu membawa masuk sembarangan orang ke sini?

Megat Danial tidak menjawab. Kepalanya ditundukkan.

" Kenapa dengan kepalanya tu? "

" Luka ni kanda. Seperti dihendak kuat. Mawar mahu ubatkan tapi takut ada sakit dalaman. Jika tak diubatkan sekali mahu melarat nanti. " Bonda tolong jawabkan bagi pihak anaknya.

" Mawar, ambil kain dan air suam. Megat, pergi petik beberapa helai daun senduduk, calincing dan daun pokok kapal terbang. "

Tidak sampai lima minit, Mawar dan Megat kembali semula ke bilik tetamu bersama barang- barang yang diminta oleh Megat Aris.

" Mawar, bersihkan dulu lukanya dengan tuala dan air suam itu. "

Setelah luka dibersihkan, Megat Aris duduk di tepi katil. Tangannya diletakkan di atas luka di kepala Melissa tetapi tidak bersentuhan dengan luka tersebut. Mata Megat Aris terpejam. Mulutnya terkumat- kamit membaca ayat- ayat suci Al-Quran. Doa penyembuh luka dan penyakit juga diamalkannya.

Tangan tua itu terus mengambil daun yang senduduk, calincing dan daun kapal terbang yang dipetik oleh Megat Danial. Daun- daun itu digenggam kemudian dibawa ke bibir. Mulutnya terkumat- kamit sekali lagi. Kemudian daun- daun itu diramas- ramas sehingga mengeluarkan sedikit cecair berwarna kehijauan lalu diletakkan dan diratakan ke atas luka di kepala Melissa.

Sesudah itu tangannya naik menadah tangan membaca doa. Kawasan luka itu ditiup tiga kali.

" Selesai. Biarkan dia beristirehat. Mari kita keluar ke ruang tamu. "

Megat Aris, Mawar dan Megat Danial pun berjalan ke ruang tamu istana. Punggung mereka dilabuhkan ke sofa berangkai berwarna kuning keemasan di situ.

" Mengapa kau bawa dia balik ke sini, Megat? "

" Kanda— "

" Adinda Mawar, diam. " Arah Megat Aris dengan tegas.

" Dia cedera. Ada orang berbuat khianat kepadanya. Tiada cara lain, Megat terpaksa membawanya ke sini untuk merawat luka. "

" Kau benar- benar cintakan dia? Sayangkan dia? "

Megat Danial mengangguk.

" Suara, Megat! "

Megat Danial tersentak.

" Megat sayangkan dia, cintakan dia sepenuh hati Megat. "

Keadaan sepi seketika.

" Nikahi dia. "

" Kanda! " Mawar terjerit. Terkejut dengan pernyataan suaminya.

" Kalau betul kau sayangkan dia, nikahi dia, Megat Danial. Tapi kau sendiri tahu, dia tak boleh keluar dari kawasan ini lagi setelah dia bergelar isteri kau! "






MELISSA : TWO WORLDSWhere stories live. Discover now