5 | dikira pacaran

605 113 9
                                    

Sorry for typo(s)
.
.
.

Dari rumah Yara, Sella langsung ke rumah Ryan. Sambil bawa martabak tentunya. Pas di teras, ketemu bokap nya Ryan.

"Eh ada Om Bob, Assalamu'alaikum Om."

"Wa'alaikumussalam, eh ada Sella." balas Bobi, Ayahnya Ryan.

"Jihun ada Om?"

"Ada kok didalem." Bobi baru sadar ada cowok dibelakang Sella. "Itu siapa?"

"Oiya lupa. Kenalin Om, Adeknya Sella."

"Haris, Om."

"Kelas berapa?" tanya Bobi ke Haris.

"SMP Om, kelas dua."

"Om kira udah SMA, kamu tinggi banget soalnya."

"Emang bongsor Om, ngikutin Ayah." sahut Sella.

"Yaudah masuk dulu, Om panggilin Ryan."

"Oiya Om, ini Sella bawain martabak."

"Kok repot-repot."

"Enggak repot kok, tadi sekalian."

Bobi pergi panggilin Ryan. Gak lama setelah itu, Ryan dateng.

Sella heran sama Haris, baru aja duduk gak ada lima menit udah mabar lagi. Gak tau tempat banget. Tapi yaudah lah ya, biarin aja.

"Jiii." panggil Sella.

"Apa?" Walaupun kelihatan Ryan masih agak bete, seenggaknya dia mau ngomong.

"Gak papa, hehehe. Udah gak ngambek kan?"

"Em-hm."

"Yang jelas dong."

"Iyaa."

Mama nya Ryan dateng dari dapur bawain makanan, yang kayaknya sih martabak nya Sella.

"Loh Tante, kan martabaknya buat Om, Tante, sama Jihun."

"Gak papa, kamu bawanya banyak banget." Jawab Jisoya, Mamanya Ryan.

"Gak usah tante, tadi Sella udah makan tante."

"Udah gak papa, dimakan lagi aja. Oiya, itu Adeknya Sella?"

"Iya tante."

"Namanya siapa?" Tanya Soya.

"Haris, tante."

Yang diomongin masih asik mabar.

"Gue banting hp lo, mau?" Desis Sella.

"Apa sih?"

"Disapa dulu Tante Soya nya."

"Oh, hai Tante, saya Haris." Soya senyum saja.

"Maaf ya Tante, dia kalo udah pegang hp suka gak inget keadaan."

"Gak papa, anak cowok kan emang suka gitu. Tuh Ryan aja dulu juga kayak gitu."

"Ma, aku diem loh." Ryan gak terima namanya dibawa-bawa.

"Yaudah Tante tinggal dulu ya."

"Oke Tante."

Seperginya Soya, Ryan sama Sella jadi lebih serius.

"Jiji."

"Hoh?"

"Udah gak marah kan?"

"Iya enggak, nanya mulu lo."

"Takutnya lo masih punya dendam sama gue, terus gue tiba-tiba muntah paku kan gak asik."

LET'S MAKE MAGIC Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt