33 | epilog

591 57 6
                                    

Sorry for typo(s)
.
.
.

Sella ngakak brutal, kemudian menyeka ujung matanya yang berair.

"Lawak lo."

"Gue emang suka bercanda, tapi buat kali ini gue serius."

"...."

"Kayanya, gue emang udah suka sama lo."

Sella speechless sampai bingung mau merespon kaya apa.

"Ji."

"Em-hm?"

"Lo serius?"

"Demi Allah gue serius. Gue gak akan bawa-bawa Tuhan kalau gue cuma bercanda."

"...."

"Kalau lo gak seneng, gak papa, anggap aja gue gak pernah ngomong itu."

Sella melongo. Ryan serius? Emang ini sih yang dia pengen, cuma, masa iya sih? Apalagi kata Ryan dulu, menikahi Sella adalah pilihan terakhirnya. Kalau di dunia ini cuma ada Sella sama kambing, Ryan bakal milih kambing.

Yhaa, itulah pentingnya menjaga omongan ya, para pemirsa.

Sella melirik ke samping, tempat dimana Ryan berada. Tatapannya bertemu dengan tatapan tulus itu lagi. Tatapan yang sekarang menjadi favoritnya, dari orang favoritnya pula.

"Ji."

"Ya?"

"Kayanya, gue juga suka sama lo."

Ryan shock.

"Hah?"

Sella berdecak.

"Masa gue harus jelasin pakai bahasa isyarat biar lo ngerti?"

"Emangnya gue disabilitas? Gue ngerti, gue cuma masih shock, takutnya gue cuma halu. Maksud gue, mungkin gue salah denger. Boleh ulangi lagi?"

"Kayanya gue juga suka sama lo, Babi."

"... kalau tadi gue cuma bercanda gimana?"

"Gue gak peduli. Yang penting lo tahu, gue suka sama lo."

"...."

"Jadi, lo tadi bercanda apa serius?"

"... gue serius."

"Terus sekarang gimana?"

"Gimana ya? Jujur, gue gak punya planning apa-apa." kata Ryan.

"... gue juga."

"Tapi gak papa. Karena udah terlanjur, sekalian gue pengen ngeluarin semua unek-unek gue. Anggap aja gue lagi confess."

"...."

"To be honest, gue gak tahu kapan mulainya. Gue nge-treat lo sebagaimana mestinya, gak ada yang spesial. Tapi apa yang gue rasa 'gak spesial' tuh spesial menurut orang lain. Mungkin gue gak bakal sadar kalau Lia gak nyadarin gue soal hal ini, kalau cara gue nge-treat lo tuh, beda dari yang lain, lo gue spesialkan. Yang bahkan gak pernah lo atau gue sadari."

"...."

"Gue pernah baper sama lo of course, tapi gue udah janji sama diri gue sendiri buat enggak melangkah lebih jauh. Tapi lihat, ternyata gue gak sekuat itu. Awalnya gue gak terlalu gimana-gimana, cuma beberapa bulan belakangan, cara gue mandang lo jadi sedikit berubah. Gue manyadari hal-hal kecil yang cuma gue rasain ketika sama lo, yang orang-orang bilang, itu adalah cinta."

"...."

"Gue gak berani bilang, gue takut lo gak suka balik sama gue. Daripada malah bikin kita berjarak, mending gue aja yang mendam semuanya sendirian. Tapi diri gue yang lain pengen gue buat berani, apapun resikonya, gue harus mencobanya. Dan sekarang, gue udah berani, dan nyatanya keberanian gue gak cuma menyisakan kesia-siaan. Lo juga suka sama gue. Makasih ya."

LET'S MAKE MAGIC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang