02-PENYELAMAT?

390 288 187
                                    

Aduh gimana nih, bisa habis aku kalo kaya gini... Tuhann tolong aku.

TRENTENTENTENTENNN

"HEH?!"

Aku sontak menoleh mendengar suara bising dibarengi panggilan dari seseorang.

"Beraninya ganggin cewek, ngga malu sama nenek dirumah?"

"Heh siapa lo bocah?!"

"Kenalin Fabio Quartataro. " jawab pemuda itu sembari melangkah mendekati kami.

"Nggak kenal! mending lo pegi sana!"

"Lu pada yang pegi sana, gangguin anak orang aja!" sautnya sembari berkacak pinggang.

Aku tak ingin melewatkan kesempatan ini dengan keras aku meminta bantuan kepadanya.

"TOLONGIN GUE! TOLONG EMM ..." ucapku sembari memberontak dari cekalan mereka.

"Berisik!!"

Satu pukulan mendadak dilayangkan ke arah pemuda itu.

Aku memejamkan mata dengan air mata yang mulai mengalir merasa sangat takut dengan situasi sekarang.

"Eitss!"

"Cepet lawan gue sat! kalo lo kalah pegi. Kalo lo menang gue serahin tu bocah ke elo " ucap sinis preman itu nampak percaya dengan dirinya.

Pemuda itu terlihat tersenyum enteng, aku berdoa dalam hati semoga saja dia bisa melawan ke empat orang ini.

"Sini lo!"

BUGH!

"BANGSAT!!" maki preman itu menahan tubuh yang hampir terjelembab.

"SIALAN LU KUNYUK!!"

"LU YANG KUNYUK! SINI LU!!"

BUGH!!

Aksi pukul-pukulan di depan mataku membuatku kian panik. aku meronta mencoba lepas dari orang-orang ini.

"SINI LO BANGSAT!!"

BUGH!

BUGH!

"ARGHHHH!!" teriak preman itu dengan tangan yang dipilin ke belakang sampai terdengar bunyi retakan.

"Rasain lu!"

"ARGHHH!! SAKIT! sakitt... lepas. LEPASIN ANJING! WOY TOLONGIN GUE BANGSAT!!" 

"Bangsat sini lo bocah!" ucap preman berambut kribo itu

"Ohh, lu juga mau gue patahin tuh tangan?" jawab pemuda itu santai dengan sorot mata tajam yang membuatku merinding melihatnya.

"Songong lu bocah gue patahin leher lo!!"

"Sini! gue mampusin sekalian lu." ucapnya dan langsung melayangkan pukulan keras.

Pemuda itu dengan sigap menangkis pukulan-pukulan itu dan membalikkannya, satu pukulan yang dia layangkan berhasil mengenai pereman itu dan membuat pelipisnya berdarah.

Entah lilitan apa yang berada di tangan pemuda itu hingga membuatnya berdarah.

Dia terlihat sangat berani tanpa ada rasa takut diwajahnya.

Melihat kawannya yang nampak kewalahan, satu orang yang membekap mulutku bergegas maju kedepan.

Tinggal lah satu orang ini yang menahan kedua lenganku. Aku berusaha melarikan diri dengan menendang memukul apapun yang bisaku gapai.

"ARGHHH!! MASA DEPAN GUE, ANJING. SIALAN LO BOCAH!! " teriaknya yang tak aku pedulikan, aku bergegas lari menjauh dan mendekati pemuda itu yang baru saja menghajar ketiga preman itu.

"PERGI LO PADA SIALAN!!" teriaknya keras sembari mendaratkan satu tendangan keras pada perut salah satunya.

Aku menutup mulutku kaget melihat kedua wajah pereman itu yang berdarah-darah, sekeras apa pemuda ini melawannya.

Aku merasa takut sekaligus senang akhirnya aku terbebas dari mereka.

"Arggghhh ... i-iyaa iya, udah-udah ampun...."

"Yo cabut!"

"BANGSAT! PEREMAN MODAL TAMPANG! MALU-MALUIN GELAR CIH!" sewot pemuda itu mengusap kasar ujung bibirnya.

ARATA GEOCCANDRA Where stories live. Discover now