10-HILANG

260 234 79
                                    

Kami pun pergi dari gerombolan tadi sekadar untuk membeli minum dan berkeliling melihat-lihat ramainya keadaan sekitar.

Disaat sedang asik melihat ramainya suasana, netraku dengan tak sengaja menangkap seekor kucing putih berbulu lebat dengan kepala tersangkut di pagar besi sedang mencoba melepaskan dirinya.

Entah kucing siapa itu, dan bagaimana ceritanya bisa tersangkut seperti itu?

Aku yang tak tega langsung menghadapirinya mencoba membantu melepaskannya, Setelah lepas aku berdiri dari jongkokku dan memperhatikan kucing itu yang langsung berlari menjauh. Aku menoleh ke belakang dan tak mendapati Sindi ataupun Abel di sini.

Aku mencari mereka disekitar tempatku tadi, Namun nihil. Tak ada tanda-tanda mereka disini, sudah sekitar lima menitan aku mencari tapi tak kunjung menemukan mereka. Aku mulai khawatir karena memang aku tak tau tempat ini.

"Aduhhh, gimana nih. Masa gue ilang si? " capku mulai merasa panik.

"Hp! hp gue mana, " ingatku sambil langsung menggrayangi saku pakaian yang ku kenakan.

"Ck, astagaa, ketinggalan di dalem tas?! yampun Araa Croboh banget siii" decak ku kesal.

Tak menyerah, aku mencoba mencari seseorang yang mungkin aku kenal, namun sayang. Semua orang  disini memiliki wajah yang asing bagi ku, aku mencoba untuk tenang dan memilih bersandar di pagar besi tadi. Mungkin sindi atau abel akan kembali kesini mencariku,

Sudah setengah jam aku menunggu tapi tetap saja tak ada tanda-tanda mereka yang menampakkan batang hidungnya

"Ck, gimana nih" aku menunduk melihat ke arah pergelangan tangan ku, jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam.

Sudah terlalu lama aku menunggu dan tak ada satupun tanda-tanda Sindi, Abel ataupun Angga dan yang lainnya mencariku, aku yang sudah ketakutan sedari tadi, mencoba memberanikan diri untuk pergi mencarinya sendiri, bermodalkan instingku.

Gila! semakin malem suasana nya semakin ramai.

Aku melihat segerombol pemuda yang sedang duduk diatas motor-motor mereka, terlihat seumuran dengan ku, mungkin mereka kenal dengan Angga, pikirku. Akupun memberanikan diri untuk bertanya pada mereka.

"Permisi, " ucapku

Mereka semua langsung menoleh dan menatapku lamat. Entah apa yang sedang mereka pikirkan.

Gila, bening banget.

Busett seger mata gue

Kenalan kuyy

Neng! godain abang neng.

Ucap mereka yang seketika membuatku merasa tak nyaman.

"Ehhh, eneng cantik. Nyari siapa? mas Edo yah? " ucap salah satu diantara mereka dan maju mendekat ke arahku.

"G-gue mau nanya" ucapku sedikit gugup pasalnya mereka semua dengan terang-terangan terus menatap ku.

"Nanya apa neng?" balasnya cepat sambil mesem-mesem tak jelas.

"Ehm" dehemku sejenak untuk menetralkan rasa gugupku "Kalian.. kenal sama yang namanya Angga? Angga Geovano?" tanyaku

"Angga sapa? Eh! Lo pada kenal Angga geovano, engga?" tanya pemuda itu pada teman-temannya.

Mereka dengan kompak saling mengangkat bahu nya.

"Engga kenal tuh. "

"Gue juga."

"Tiga in"

"Ngga ada yang kenal nih?" tanya nya

"Enggaaa.. " jawab mereka serempak.

"Yahhh, ngga ada yang kenal neng" ucap pemuda itu yang bernama Edo.

"Disini aja udah sama kita, ngopi-ngopi bareng iya ngga bro" saut yang lain menanggapi.

"Engga makasih" tolaku sopan, "Kalo gitu, gue permisi dulu yah" kataku hendak melangkah pergi sebelum tangan ku dicekal oleh pemuda yang bernama Edo tadi.

"Eh! mau kemana, kenalan dulu lahh" ucapnya

"Iya kenalan dulu lah neng. Kali aja ada yang nyantol gituu " timpal yang lain.

"Widiw nyantol, pancing kali ah." Saut yang lain dan mereka pun tertawa ngakak, entah apa yang lucu.

Aku melirik ke arah jam tangan yang ku kenakan. Angka sudah menunjuk kan pukul setengah satu dini hari, Ini menjadi rekor baruku keluyuran di malam hari hingga hampir jam satu dini hari.

Astaga Angga.. lo dimana sii! runtuk ku kesal. Entah apa yang akan di lakukan mamah jika mengetahui aku keluyuran hingga larut malam seperti ini, semoga saja bi iyem tidak melaporkan nya.

"Maaf yah, gue buru-buru." Ucap ku sambil mencoba melepas cekalan tangannya, Aku risih ketika orang asing dengan se'enaknya menyentuhku. Setelah terlepas, aku hendek pergi lagi sebelum yang lain malah maju menghadang jalan ku.

"Buru-buru banget neng, kenalan dulu lah."

"Nama gue Bayu, " ucap nya dan langsung menyodorkan tangan. Aku hanya menatapnya tak berminat membalasnya, aku takut. Karna yang lain juga terus menatapku dengan senyum aneh mereka.

"Maaf, gue permisi."

Saat hendak pergi menghindar, Lagi-lagi tanganku di cekal, Astaga ya tuhan! drama apa lagi ini, Batinku teramat kesal.

"Ara?" aku mendengar ada seseorang yang memanggil namaku, Aku langsung merasa bersyukur karena setidaknya ada orang yang mengenalku dan pasti akan membebaskanku dari keadaan ini.

Aku langsung menoleh ke samping dan ternyata itu adalah,

"Ekii?!" kagetku,

ARATA GEOCCANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang