09-SIRKUIT

263 233 74
                                    

Ara pov

"Hay, gue Sindi" sapa seorang perempuan cantik yang aku taksir seumuran denganku dengan pakaian modisnya mengulurkan tangan sambil tersenyum lebar ke arahku.

"Ara, " jawabku membalas uluran tangannya dengan senyum ramah.

"Gue abel, " ucap yang satunya lagi, aku memandangnya dan menjabat tangannya, dia memakai pakaian yang tak kalah modis nya dengan sindi. Dan aku pun membandingkan nya dengan yang ku kenakan, Celana jeans hitam panjang dengan kaos putih dipadukan dengan jaket denim warna navy, sepatu sneaker putih dengan rambut yang ku kuncir kuda. Tak terlalu buruk, batinku.

"Gevan, " sapa pemuda yang memiliki wajah sedikit antagonis menurutku.

"Ara " jawab ku sambil membalas uluran tangannya.

"Oke biar cepet. Dia Evan, ini Gio dan itu Rendi" jelas angga

"Lah anjir! gue juga pengin salaman, "

"Hallo cantik. Nama gue Evan" ucap pemuda itu sambil mengulurkan tangannya,

"Ara" balasku sambil tersenyum ramah.

Dan ketika yang lain ingin menjabat tanganku, Angga langsung menepisnya kasar.

"Udah-udah! Lo berdua ngga usah, udah gue kenalin tadi" dampratnya.

"Yaah, posesip lo." Ucap pemuda yang tadi angga bilang bernama Gio

" Iya loh, Pelit " timpal rendi.

Aku hanya tersenyum canggung melihatnya.

"Temen lo ni ngga?" tanya cowo yang tadi bernama Gevan yang sedari tadi terus memandangiku.

"Iyaa temen gue ini, dari orok. Gimana? Cantik kan" jawab angga songong sambil merangkul bahuku.

Aku yang sedikit minder menjadi bahan pembicaraan oleh teman-teman anggapan hanya menyikut perut nya,

"Apaan si" ucap ku sedikit berbisik, masih merasa canggung dengan teman-teman angga.

"Yehh, ngapain lo nanya-nanya van? Naksir?" tanya sindi dengan senyum menggoda Gevan yang hanya di tanggapi senyuman tipis olehnya.

"Cailahhh tanda-tanda nih, kalo bang Gevan udah mesem-mesem gini, Wikwiww" cerocos Evan yang menyadarinya.

Yang lain hanya tertawa kecil menanggapi, Entah karena apa. Aku hanya tersenyum canggung melihatnya.

"Oh iya ngga, gue denger-denger lawan lo sama anak pertiwi ya?" tanya Gio teman angga.

"Kata baron si, iya"

"Gampang lah. " timpal Evan cepat.

"Gampang-gampang gundulmu, Katanya ni anak udah terkenal didunia per-balapan, namanya juga udah banyak yang kenal." Kata sindi sambil menonyor kepala Evan yang dibalas gerutuan oleh si empunya kepala.

"Iyaa. Gue juga kenal namanya, tapi belum liat mukanya" timpal rendi.

"Intinya, lo ngga boleh meleng ngga. Meskipun dia udah terkenal, lo harus tetep percaya diri, kalo lo bisa. " nasehat Gevan.

"Yoii Mennn,, percaya sama gue " jawab angga sambil merangkul bahu Gevan.

Aku hanya diam memperhatikan interaksi mereka, karena jujur. Aku tak tau sama sekali apa yang sedang mereka bicarakan!

"Ngga. Angga! " panggil montir tadi,

"Oyy! Gimana udah beres?" tanya angga sambil mendekat ke arah motornya.

"Udah nih. Lo tes drive dulu gih, biar tau apa lagi yang kurang" ucap montir tadi.

"Oke.. Sin, Bel. Gue titip ara dulu ya, jangan sampe tu bocah-bocah idung belang pada deket- deket." pesan angga sambil bersiap menunggangi motornya.

"Anjir idung belang, elo tuh idung gede. " Saut evan yang sedari tadi terus berbicara,

"Okee siapp, gue jamin aman terkendali. " jawab sindi

"He'em, sini ra lo sama kita aja. Jangan deket-deket tuh sama mereka " timpal abel sambil menggandeng lenganku.

"Hilihhhh, Gue sleding tau rasa loh." Saut Evan yang hanya ditanggapi kekehan kecil oleh kawan-kawan nya.

Angga yang sudah siapun langsung pergi meselatkan motor nya.

"Ra ikut gue yuk, cari minum. Sekalian muter-muter " ajak abel padaku.

"Guee ikutttt" rengek sindi manja, Aku jadi teringat dengan anggi karena tingkah lakunya yang memang sedikit mirip.

"Yuk bareng aja, " usulku sambil menggandeng lengannya.

Sindi langsung mengangguk semangat dengan senyum lebarnya.

"Okee guys,, kita cari minum dulu ya. " Pamit abel pada teman-temannya

"Yoii, Ati-ati lo pada di culik om-om pedo" saut rendi.

"Yahhh. Om pedo juga pilih-pilih mangsa kali, mana mungkin mereka mau sama bocah ingusan kaya mereka. Kecuali ara dong pasti yang paling cangtip! " ucap Evan sambil mengedipkan sebelah matanya genit ke arahku.

"Haha! Bisa aja lo ngegembel kutil badak " saut sindi menatap evan sinis.

Aku hanya tertawa kecil melihat interaksi mereka, Ingatkan? dengan sifat ku yang irit bicara dengan orang yang baru ku kenal?

"Yuk ah, ngga usah dengerin. " ucap abel

ARATA GEOCCANDRA Where stories live. Discover now