22-MERPATI GAGAK

27 4 2
                                    

Hujan deras masih setia mengguyur kota, suaranya yang merdu bagai alunan musik pengantar tidur bagi sebagian orang yang menyukai ketenangan.

Disebuah bangunan usang dengan dinding yang dipenuhi oleh coretan karya pilox, terdapat sekumpulan pemuda yang tengah menikmati berbotol-botol minuman mereka.

Angin dingin yang menyapu kulit tak luruh meredamkan jiwa panas mereka.

Seorang pemuda dengan paras apik kembali meneguk minuman keras itu hingga tandas.

"Tambah Kii ini kan kemenangan lo. Puasin lah." ucap teman-nya menyodorkan botol baru.

Eki tersenyum kecil, mengambil botol itu dan meneguknya santai

"Gimana tangan Lo?"  tanya Edward teman tongkrongannya.

Mengelap ujung bibirnya yang basah, netra hitamnya mengamati lengan kanan yang terdapat luka sayatan.

Edward ikut memperhatikan beberapa luka lebam diwajahnya.

"Kita harus bales Kii!" tegas Edward

Tentunya anak Cakrawala yang lain juga tidak terima dan meminta pada Nanda untuk segera melakukan penyerangan balik.

Eki mengangguk membenarkan, "Gue setuju emang kudu dimampusin tuh anak-anak setan!" 

Mereka sendiri yang memulai keributan, jadi bukan salahnya jika mereka membalasnya.

"Nanda mana?" tanya Eki.

"Diluar." jawab Bayu yang sedari tadi hanya menyimak obrolan.

Eki mengedarkan pandangan, terlihat semua kawannya tengah sibuk dengan dunia masing-masing ada yang bermain kartu, judi bahkan ada yang sudah mabuk berat hingga meracau tak jelas.

Sudah banyak botol minuman beralkohol berceceran disudut ruangan, malam ini mereka menggelar pesta minuman di bascame-nya.

Sebuah gedung tua yang terbengkalai dipojok kota.

Kaki jenjangnya melangkah keluar, ternyata hanya ada Nanda dan Beni yang terlihat membicarakan hal serius di amben-amben bambu.

Pemuda itupun duduk bersandar di dinding berembun, mengeluarkan rokok membakar ujung putungnya dan menyedot asap nikotin yang sedikit menenangkan pikiran itu.

"Nah kebetulan anaknya dateng." ucap Beni

"Gue punya tawaran bagus buat lu Ki."

"Apa, cariin uban lu?" ceplos Eki cepat.

"Et dah! Ini pesyen bodoh!" kesalnya pada Eki yang selalu meledeknya ubanan.

Eki tertawa renyah, ia tau Beni mengecat rambutnya hanya saja dia merasa senang meledek Beni yang mudah terpancing bualannya.

"Pesyan pesyen gegayaan lu! yang ada lu saingan sama ngkongnya Ito!"  lanjutnya semakin gencar meledek Beni.

"Wah konyol ni anak!"

"Lu aja kadang rambutnya merah kuning ijo kaya lampu jalan lu!" lanjutnya dongkol.

Eki semakin terbahak.

"Serius Kii, et dah!" putus Beni.

"Apaan?"

Beni menyesap rokoknya, sedikit dongkol dengan Eki.

"Temen gue lagi nyari anak buat ngejalur, ngewakilin tongkrongannya." ucapnya serius.

"Terus?"

"Kalo bisa menang tuh, hasilnya buat sendiri. Segala tetek bengek mereka yang urusin mereka cuma butuh pengakuan menang doang buat nama tongkrongannya."

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Apr 23, 2023 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

ARATA GEOCCANDRA Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon