04-TERIMA KASIH

335 269 83
                                    


Disepanjang perjalanan hanya diisi oleh keheningan, hanya suara bising kenalpot motor yang terdengar dangan suara rintik hujan yang kian mereda.

"Rumah lo dimana?! " tanya Eki sedikit berteriak.

"Depan lagi, lurus. " jawab Ara sedikit mencondongkan badannya ke arah depan.

Eki menggangguk mengerti.

"Ini rumah lo?" tanyanya yang baru saja sampai di depan rumah besar berpagar tinggi itu.

"Iyaa, mampir dulu yuk. Sekalian obatin luka lo" ajak Ara yang baru turun dari atas motor.

Eki menoleh "Ngga usah, gue ngga papa kok."

"Yah jangan gitu Kii, gue ngga enak sama lo. "

"Ngga papa beneran, besok juga sembuh sendiri. Gue pulang dulu ya, nanti keburu ujan lagi. "

Ara diam dan mengangguk singkat, tak enak juga jika malam-malam membawa cowok ke rumahnya, terlebih dia hanya tinggal sendiri. "Yaudah Kii sekali lagi makasih ya udah mau anterin gue pulang, sama yang preman-preman tadi juga gue ngga tau gimana nazib gue kalo ngga ada lo." ucapnya dengan sungguh-sungguh.

"Iyaa, udah kewajiban bersama kita nolongin sesama manusia kan?" jawab Eki santai sambil menghidupkan mesin motornya.

"Yaudah gue pulang ya?" lanjutnya.

"Iyaa Kii hati-hati. " jawab Ara sambil tersenyum tulus.

Eki mengangguk dan langsung melanjukan motornya menjauh dari kawasan rumah elit tersebut.

*****

Jam istirahat kedua berdering membuat semua siswa/i yang berada di dalam kelas yang awalnya ngantuk, lemas tak berenergi seketika menjadi semangat lapan enam.

"Oke anak-anak sekian dari ibu, terima kasih." ucap seorang guru mengakhiri pelajarannya.

"Iyaa buuu " jawab semua murid yang berada di dalam kelas serempak.

Hahh akhirnya ...

Desahnya lega setelah bu Dewi guru yang terkenal killer itu keluar dari kelas.

"Gila, ngga napas gue diajar bu Dewi." ucap Anggi teman sebangku Ara.

"Dih hebat juga lo Nggi, tiga jam ngga napas?" ledek ara sambil menyenggol lengannya.

"Yehh baru tau luh, " jawab Anggi sambil cengengesan. "Kantin yuk laper." lanjutnya.

"Yuk ah, gue juga laper" balas Ara.

Disepanjang koridor sekolah menuju kantin mereka bercerita banyak hal, lebih tepatnya Anggi yang bercerita dengan Ara yang sesekali menimpali.

Dan sekarang keduanya tengah duduk anteng di kursi kantin dengan segelas jus dan batagor di depannya.

"HAH!! SERIUS LO RA!!! KOK BISA?!" tanya Anggi histeris tatkala Ara menceritakan kejadian itu.

ARATA GEOCCANDRA Donde viven las historias. Descúbrelo ahora