Little truth

2.3K 138 19
                                    

"He's handsome."

Livio tersenyum segaris.
Pandangannya lembut teralih pada wajah Iman.Iman membalas senyuman itu.

"You hear that Hud?Say thanks to Uncle Livio...!"Iman menggerakkan tangan Hud untuk melambai ke arah Livio."Tata..Ta!"Hud ketawa mengeluarkan suaranya sebagai respon.

"He really understand your talking.He responded well."Ujar Bella yang duduk di sebuah kerusi di sisi Livio.

"You understand mommy well,baby?"Iman tersenyum lagi.Pipi tembam Hud diciumnya lagi sebelum Hud ketawa mengekek,suka apabila ibunya berbuat demikian.Melihat itu,Livio tertawa,mengakui kebenaran kenyataan Bella.

"Can I have him?"Soal Livio,mengangkat alisnya sambil memandang ke arah Iman. "Of course!So,Hud...Uncle Livio gonna hold you."Iman bangun mendekati Livio sebelum dia menghulurkan Hud kepada Livio.

Livio tertawa apabila Hud pantas membenamkan kepalanya di lehernya."Look at him snuggling.How cute."Kata Bella sambil menepuk lembut punggung Hud.

Iman tersenyum memerhatikan Livio dan Bella yang sedang saling cuba menarik perhatian Hud.

"Iman still tak boleh percaya.I meant,I know both of you.And you guys are sibling and even a twin!"Iman mengangkat alisnya sambil memandang silih berganti ke arah sepasang kembar itu.Iman diam-diam mengakui bagaimana dia baru perasan bahawa Bella dan Livio ternyata sangat mirip.Wajar sahaja Bella sangat cantik jika Livio juga tampan.

"You can't compare your shockness with me.I was even very suprise to figure it out.I dont know Bella is able to make good friend.All I know she has been wasting money only."Livio membalas,mengusik adiknya.Bella mengahdiahkan cubitan kepada Livio sebelum mereka tertawa.

"So,how do you two know each other?"Soal Bella,hairan sambil memerhatikan Iman dan Livio silih berganti.Dia pernah bertanya kepada Livio mengenai hal ini tetapi Livio tidak memberikan jawapan yang dikehendakinya.

"Well..Dr Farra?"Iman mengangkat bahunya sambil memandang ke arah Livio.Livio mengangguk sambil mengenyitkan matanya.Iman sedikit terkejut dengan reaksi spontan Livio itu tetapi dia hanya tersenyum.

"We..were the students from the same teacher.That's it."Livio memandang ke arah Bella yang ternyata masih tidak berpuas hati dengan jawapan ringkas Livio dan Iman.

"What teacher?The one you always mentioned before?The one with the kid?"Soal Bella lagi.Kali ini Livio mengangguk laju."We're both close with her."Iman menerangkan lagi yang membuatkan Bella mengangguk faham.

"How about you?"Livio memandang ke arah Bella semula.Bella terdiam sebelum dia memandang ke arah Iman.Iman ketawa.Perkenalan mereka bermula dengan pertemuan tanpa sengaja dan juga mungkin sedikit aneh bagi mereka sendiri.Iman yakin baik dia atau Bella masih mengingati saat Bella menangis teresak-esak di taman reaksi kondominium.

"It's a secret."Iman tersengih.Bella hanya mengenyit mata kepada Livio.
"Oho..I see.You even shared a secret.I won't interrupt then."Balas Livio.

Perbualan mereka di kafe yang dikunjungi bersama seperti yang diminta Livio kerana katanya dia dan Bella ingin bertemu bayi yang mereka 'selamatkan' tempoh hari itu terganggu dengan bunyi nyaring daripada telefon bimbit Livio.

"Oh,my friend's calling.Mind if I answer it?"Livio memandang ke arah Iman.Iman memberi isyarat ok kepadanya sebelum Livio berjalan menuju ke arah pintu kafe setelah menghulurkan Hud kepada Iman semula.

"Your brother sure is a very gentleman."Iman tersenyum meleret ke arah Bella,mengusik.

Bella mengangkat keningnya, "Only with you."

Iman memandang ke arah Bella sebaik sahaja dia mendengar kenyataan itu.Keningnya sedikit berkerut.Bella ketawa melihat reaksi Iman. "Believe me,as much I saw,he never do this to any girl!"Bella berseloroh sambil mengenyitkan matanya berkali-kali dengan riak muka yang mengejek ke arah Livio yang dapat dilihat mereka melalui kaca jernih kafe.Iman ketawa.

Can I love you,cousin?Where stories live. Discover now