Our Story

1.8K 139 25
                                    

Hi readers sekalian!Hehe.

I'm so bussyy lately so I opplogize for making you guys wait for so long.

Please stay safe everyone!

Anyway,enjoy.

***

"Boy!"

Haris memandang ke belakang.
Dilihatnya wajah ibunya itu kelihatan sedikit bengang.Ibunya itu lalu melangkah mendekatinya.

"You should not tease your sister."Suara mommy kedengaran tegas membuatkan Haris memuncung.Haris kemudiannya menjeling ke arah kakaknya yang sedang melihat ke arahnya dengan wajah yang berair.

"Apologize."Mommy melihat ke arah Lay dan anak perempuannya itu silih berganti.

"I don't want to."Ujarnya dengan suara bergetar.Sejujurnya,hatinya sedikit terusik dengan suara mommy yang sedikit tinggi daripada kebiasaan.Mommy yang selalu penuh dengan kelembutan.Mommy yang selalu mengucapkan kasih.Dan melihat betapa seriusnya ibunya sekarang,Haris terasa seakan-akan mahu menangis.Namun,dia lelaki,masakan dia akan menangis semudah itu?

"Boy.You rascal."Mommy melihat ke arah Haris dengan pandangan yang tajam.Suaranya keras.Mendengar itu,Haris melihat tepat ke arah anak mata ibunya.Saat mata mereka bertembung,Haris menggeleng.Itu bukan wajah yang dikenalinya.

Wajah itu nyata bengis.

Haris menggeleng sebelum dia mengundurkan langkahnya.

"No!I won't apologize!"Tempiknya sebelum dia berlari menghilangkan diri ke biliknya.Air matanya yang ditahannya terasa jatuh meratahi wajahnya.

Maryam yang melihat melepaskan nafas.Jujur,dia tidak sengaja beriak sedemikian terhadap anak bongsunya itu namun saat ini,jiwanya terlalu kacau untuk mempertimbang dan mengendali seremeh-remeh benda.

"Why did you yell?."Suara gadis di hadapannya menggamit perhatian Maryam daripada terus memandang ke arah Lay berlari.

"I'm not yelling.I'm stopping him from teasing you."Balas Maryam diiringi hembusan kasar.Gadis yang sedang menunduk itu mendongakkan wajahnya,sama seperti Haris,dia melihat tepat ke arah anak mata ibunya.Matanya terlihat bengkak.Wajahnya merah dan hidungnya berair.Seketika mereka berbalas pandangan,tawa kecil meletus dari bibir gadis itu.Tidak,tawa sinis.

"I didn't cry because of him!"Tempik gadis itu tiba-tiba sambil menekup kedua-dua belah telinganya.Maryam terlihat sedikit terkejut dengan reaksi itu.

"Fara!Watch your mouth!"Maryam melihat ke arah anak sulungnya itu dengan pandangan yang sukar dipercayai.

"Watch my mouth?Why?"Suara Fara kedengaran serak semula tiba-tiba.

Melihat itu,Maryam segera mendekati anak gadisnya itu.Dia cuba memegang kedua-dua belah pipi Fara,memaksa supaya pandangan mereka bertentang.

"You're rising your voice!Stop it,Fara."Suara Maryam mengendur.Melihat wajah anak gadisnya yang pucat menyiram sedikit amarahnya yang muncul apabila Fara menjerit secara tiba-tiba tadi.Perlahan-lahan,Maryam melihat air mata Fara mengalir,membasahi pipi mulusnya yang sudah terdapat kesan air mata yang sudah kering.

"Mommy...why?"Soal Fara di celah tangisannya.Jemarinya mencengkam hujung lengan bajunya."Why you and daddy..?"Soalnya lagi di kala tangisannya kian kencang.

Maryam sedikit berdebar mendengar Fara memetik nama Hafez.

"Why aren't you two married?"

Can I love you,cousin?Where stories live. Discover now