1O

15 18 0
                                    

Hari keempat dan hari ini Ashley ulangtahun. Barra tiba-tiba di landa kebingungan. Biasanya ketika Ashley ulangtahun, ia akan memberikan hadiah telur katak di dalam kaleng atau mungkin juga batu sungai yang di bawa sama Fikka kalau berkunjung ke rumah kakek mereka di desa.

Tapi itu dulu, ketika Ashley berstatus sebagai musuh bebuyutan Barra. Sekarang beda lagi.

"Yaelah, tinggal kasih hadiah apa kek, kayak biasanya lo ngasih dia hadiah. Napa lo jadi repot." Tutur Hesa di sore hari yang indah ini. Barra lagi kumpul sama kelima sahabatnya di markas mereka, yaitu pohon mangga yang ada di taman.

Ada Barra yang duduk di akar pohon sembari menyandarkan punggung ke pohon. Joshua dan Mario yang duduk manis di batang pohon sambil sesekali tangan mereka jahil memetik buah mangga di dekat mereka. Darren dan Johan yang rebahan di samping Barra, alias hanya beralaskan rumput dan sebuah sarung sebagai bantalan. Dan Hesa yang sudah setengah sadar di atas karpet kecil yang ia bawa.

Sebenarnya Hesa bisa aja tidur di situ. Tapi bentar lagi tuh mau Maghrib, nggak lucu kalau di ketiduran terus di tinggal sama sahabat-sahabat setannya dan berakhir dia terbangun di rumah wewe gombel. Kan nggak lucu.

Hesa sengaja bawa karpet kecil, secara dia nggak bisa tidur gitu aja di atas tanah kayak Darren dan duduk selonjoran santai beralaskan tanah kayak Barra. Biasalah ya, anak orkay. Jadinya begitu.

"Masalahnya selama dia ulangtahun, gue mesti cuman kasih telur katak di masukkin kaleng sarden atau enggak batu kali." Ujar Barra dengan penuh pasrah. Mendengar itu, tawa Joshua dan Mario pecah.

Kedua pemuda tampan itu turun dari pohon dan bergabung dengan Barra duduk di akar pohon.

"Gini ya, Bar, saran gue sih, lo ajak dia kemana gitu, kayak lo biasanya kalo adek kembar lo ultah, atau enggak lo kasih dia sesuatu kayak pas Mama lo ultah. Simple aja, gan. Nggak usah jauh-jauh sampai ngasih kejutan pura-pura meninggoy terus tiba-tiba ngajak nikah. Stay classy, ​​boy."

Penuturan Joshua membuat Barra terdiam.




Ashley menatap heran ketika kembarannya, Arya Danurejan Pradipa, menyodorkan kertas berisikan daftar bahan-bahan masak yang di titipkan Bunda ke Arya.

"Kok ngasih ke gue?" Tanya Ashley sembari menerima kertas itu. Arya mengangkat bahu singkat. "Gue mo ke rumahnya Aisha. Lo pergi beli gih."

"Hah?" Karena baru bangun dan belum selesai mengumpulkan nyawa, Ashley membiarkan Arya yang berlalu begitu saja sembari mengenakan jaketnya.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara motor melaju meninggalkan pekarangan rumah. Saat itu juga, Ashley tersadar.

"Lah?! Jadi gue yang beli gitu?!?" Ia menatap kertas di tangannya dan pintu rumah secara bergantian. "ARGH! ARYA SIALAAANNN?!"

────────────
mingi as arya danurejan pradipa

[✓] 𝐁𝐄 𝐇𝐎𝐍𝐄𝐒𝐓Where stories live. Discover now