O9

24 18 1
                                    

"Elo sih, jadi di usir 'kan gue." Hardik Barra pada Ashley. Sedangkan yang di tunjuk justru menariknya memasuki pasar malam di hadapan mereka.

"Daripada marah, mending liat-liat di sini. Katanya Fikka di sini banyak mainan, mirip kayak di Angol tapi lebih merakyat." Tutur Ashley sembari celingukan melihat-lihat isi pasar malam yang tak jauh dari area komplek. Barra hanya pasrah di tarik-tarik kayak gini. Tarikannya emang keliatan biasa aja, tapi Ashley selaku mantan anak taekwondo nggak pernah lepas dari yang namanya mencengkram.

Entah bawaan dari waktu ekskul atau bagaimana. Setiap hari kerjaannya nyengkram lengan Barra mulu. Untung nggak bekas atau luka.

"Barraaaaa! Mau burger!" Ashley menunjuk kios burger yang ada di ujung lapangan. Barra menggeleng, "Nggak, nggak. Tadi udah makan. Lagian burger ada dagingnya, nggak takut gendut lo?"

Ashley menatap Barra aneh. "Harusnya lo ngomong gitu ke Fikka. Bukan gue. Gue mana ada takut gendut. Udah keceng gini." Tuturnya sembari berkacak pinggang.

"Udah! Ayo kesanaaa!" Kali ini ia menggandeng Barra. Capek narik, mana yang di tarik berat banget. Otomatis bikin Ashley nguras tenaga.




"Bianglala! Ayo naik Bianglala!" Barra mengangguk. Namun tangannya nggak berhenti mengusap sudut bibir Ashley yang terdapat saos dari burger tadi. Sebenarnya mudah, tapi Ashley yang lagi mode hiperaktif bikin Barra kesusahan. Berasa ngasuh anak seketika.

"Ayo, Barraaaa! Udah berhenti tuh Bianglala nya!" Seru Ashley yang lama-kelamaan kesal dengan respon pasif Barra. Sedangkan sang pacar hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Iya, iya. Sabar napa. Dasar bocil."

Ashley nggak peduli. Tapi melihat Barra yang membuang tisu di tangannya membuat ia bersuara.

"Udah?" Barra mengangguk. Ashley tersenyum senang. "Ayoo!"

"Ok, ok."

Ashley nggak tau aja. Sedari tadi Barra sengaja mengulur-ulur waktu karena ingin merasakan lebih momen yang terjadi saat ini. Ashley dengan tingkahnya yang seperti anak kecil sangat asing bagi Barra. Namun ia menyukai itu.

Mungkinkah ia sudah tak membenci Ashley dan mulai menerima status mereka itu?

"Ah, nggak mungkin. Anaknya ngeselin gini. Nggak mungkin gue luluh." Barra menggelengkan kepalanya. Menepis pemikirannya barusan dan kembali fokus mengikuti Ashley ke arah Bianglala yang di maksud.

"Barra, lo bayar ya."

Tuhkan ngeselin! Tapi Barra nggak bisa nolak sih. Nggak tau kenapa. "Iya, iya."

[✓] 𝐁𝐄 𝐇𝐎𝐍𝐄𝐒𝐓Where stories live. Discover now