O5

27 18 0
                                    

"Tadi sapa? Temen lo?" Saat ini, Barra dan Ashley tengah mampir ke kedai gelato yang tak jauh dari rumah. Sebagai tanda terimakasih karena menolong Barra dari rayuan iblis, pemuda itu mentraktir Ashley dengan gelato kesukaan gadis itu.

"Ogah gue punya temen kayak gitu." Balas Barra agak sewot. "Cuman mantan temen kecil. Untung dulu Hesa pindah ke komplek ini, bisa-bisa gue di intilin terus sama dia."

Mendengar itu, Ashley tertawa. Wajah sengsara Barra adalah kesukaannya. Entah sejak kapan, semenjak pindah ke komplek Bulan Berlian dan mengenal Barra, gadis itu memiliki hobi baru. Yaitu mengganggu Barra.

Ekspresi kesal, marah hingga penuh kesengsaraan milik Barra adalah sebuah kepuasan tersendiri bagi Ashley.

"Ohh... Dia cinta mati sama elo?" Tanya Ashley lagi. Barra menggeleng. "Bukan cinta sih, obsesi lebih tepatnya. Cewek itu sering banget ngintilin gue dulu. Sering nyatain perasaan tapi anehnya cringe dan bikin gue pengin kabur dari dia. Ah! Nggak usah bahas dia!"

Ashley menggelengkan kepala mendengarnya. "Terus kalo lo udah benci kayak gitu sama dia, kenapa masih lo ladenin?"

Lah, iya ya...

Barra seketika terdiam. Memikirkan kembali kebodohannya beberapa waktu yang lalu. Hingga mengabaikan Ashley yang sibuk bercerita.

"Woy!" Barra tersentak ketika suara cempreng mengisi kepalanya. Ashley di hadapannya menatapnya tajam. "Apaan?"

"Lo dengerin gue nggak sih?" Ashley balik bertanya. Barra meringis kemudian menggeleng.

"Sial—"

"Lho? Ashley?"

"—anjing." Ashley melanjutkan umpatannya ketika seorang pemuda yang tak asing baginya melangkah mendekati meja mereka.

Barra mengernyit heran melihat kedatangan pria asing itu. "Lama nggak ketemu, ya, Ashley."

"Hahaha, sayangnya gue nggak mau ketemu elo, Om."

Hah?

[✓] 𝐁𝐄 𝐇𝐎𝐍𝐄𝐒𝐓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang