11

15 18 0
                                    

Ashley tak berhenti mengukir senyum sejak tadi. Beberapa saat yang lalu, selepas ia mandi, Barra datang. Pemuda itu mengatakan akan membantu Ashley membelikan titipan Bunda Ashley sementara gadis itu di biarkan beristirahat sembari menjaga rumah.

"Barra aneh deh, eh tapi nggak apa sih. Jarang banget dia mau bantuin gue." Ashley lupa, kalau hari ini dia ulangtahun. Kalau Arya besok sih, mereka lahir di hari yang berbeda karena Bundanya lahiran tengah malam. Ashley duluan, baru 6 menit kemudian Arya lahir.

Wajah mereka nggak ada mirip-miripnya. Malah orangtua Ashley bilang Ashley mirip anak Pak RT bernama Hendra, sedangkan Arya mirip sama sahabat Fattar, Arthur namanya.

Di tengah kegiatannya menonton televisi, maniknya tak sengaja menemukan sekaleng sarden di meja yang ada di hadapannya.

"Apa dari Barra, ya?" Ia meraih kaleng tersebut. Seingatnya sebelum pergi mandi, tak ada apapun di meja itu.

Sedangkan kaleng sarden sendiri identik dengan Barra selama ini. Ashley sudah kapok tertipu oleh Barra mengenai isi kaleng sarden di hari ulangtahunnya dulu.

"Eh, tunggu. Apa hari ini gue ulangtahun, ya?" Ashley bermonolog sembari membawa kaleng itu pergi menuju kalender di dekat dapur.

"EH?! IYA DONG?!" Buru-buru gadis itu pergi ke dapur, untuk mengambil pisau. Ketika pisau itu sudah berada di tangannya, ia membuka kaleng itu.

"ISINYA—... Tunggu? Ini beneran sarden?" Gumam Ashley bingung. "Tumben bukan telur katak?"

Ashley seketika merinding syahdu. "ANJIR! SEREM BANGET!"

"Apanya yang serem?"

"BARRA LAH! Eh? LHO? BARRA? KAPAN NYAMPE?!"

"Daritadi njir."










"Kok lo nggak ngasih telur katak lagi?" Di tengah-tengah menonton film, Ashley bertanya. Saat ini, kedua pasang kekasih itu tengah nobar di kamar Ashley. Selepas makan malam berdua—karena keluarga Ashley lagi pergi semua, Barra ngajak nonton, mumpung dia bawa laptop.

Awalnya mau nonton horor, tapi dua-duanya sama-sama penakut. Akhirnya mereka nonton film Raya and the Last Dragon atas saran Ashley si pecinta film Disney.

"Oh, jadi lo mau di kasih telur katak lagi, nih?" Balas Barra dengan senyum menyebalkan. Melihat itu, Ashley melemparkan kulit kacang di tangannya ke wajah pemuda di sampingnya.

"Mati aja kek lo. Masih dendam gue sama elo." Sungut Ashley ketus. Barra tergelak. "Jangan dong, utang gue di dunia ini masih banyak."

"Yaudah lunasin cepetan, biar gampang gue bunuh elonya." Sahut Ashley. Barra tertawa pelan. Tak menyangka bahwa gadis di sampingnya ini masih memiliki dendam padanya. Ia kira Ashley sudah berdamai dengannya. Namun rupanya ia salah.

"Yaudah, yaudah, gue minta maaf. Lagian lo suruh sapa ngeselin. Yaudah gue jahilin balik." Tukas Barra santai. Ashley menggidik bahu acuh, "Nggak tau. Seru aja liat lo tersiksa."

"Terus, sekarang lo seneng gitu?"

"Kenapa gitu?"

"Soalnya gue lagi tersiksa." Ashley menyatukan kedua alis, bingung. "tersiksa kenapa?"

"Tersiksa karena di landa bingung, gue tuh suka sama elo apa enggak sih? Mau ngelak tapi gue sering deg-degan kayak orang sawan di sampingnya elo."

"GILA!"

[✓] 𝐁𝐄 𝐇𝐎𝐍𝐄𝐒𝐓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang