Bab 4 Belanja

26 3 0
                                    

Daftar perbedaan belanjaan Davin dan Mei untuk persiapan lockdown

Daftar perbedaan belanjaan Davin dan Mei untuk persiapan lockdown

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Dipisahin aja Mbak, bayarnya. Plastiknya jadi satu nggak papa..." Mei mempersiapkan uang tunainya dari dompet, sementara Davin menyiapkan kartu debetnya untuk membayar.

Mbak kasir supermarket di mall menatap agak ragu. Tapi Ia tak berani lama-lama dengan tatapan itu. Ia segera melakukan pekerjaannya; melakukan scan harga barang yang sudah dipisahkan ini, dan membuat stroke belanjanya terpisah.

" Kamu kok beli-beli cemilan mahal gini sih... Eh, gila. Ini satu pack aja harganya seratus duapuluh ribu, Dav...?" Mei mengacungkan snack kulit ikan krispi rasa telur asin itu sebelum Mbak kasir melakukan scan .

" Iya... Eh, gila. Ini enak banget loh. Biarin aja... Makan kan bisa nambah imun. Biarin... biarin...." Davin meletakkan kembali snack itu dan membiarkan Mbak Kasir melakukan input pembeliannya.

" Iya, Kamu nih. Kebiasaan makan makanan luar negeri semua... Makanan tu jadi eek juga akhirnya. Ngapain yang mahal-mahal." Mei jengkel melihat angka di layar komputer Mbak kasir setelah menginput kacang almond import ke daftar pembelian Davin. Satu pack kecil kacang almond itu saja sudah hampir seratus ribu.

" Nggak usah mulai, ya Mei. You are what you eat. Kamu nggak makan sayur seumur idupmu, makannya otak Kamu tuh nggak bisa berpikir jernih kayak sapi." Davin mengomentari, kali ini agak tajam.

Mei sempat naik darah, napasnya memburu. Ingin sekali Mei mebalas ucapan Davin yang jahat itu. Maksudnya apa? Bukan salah Mei bila merasakan sedikit rasa sayur saja Ia akan merasa ingin muntah. Buat Mei, makan sayur berarti seperti memasukkan rumput dan tanah liat yang dingin ke mulutnya. Rasa dan aromanya sayur itu selalu saja tidak bisa Mei terima. Bahkan ketika sayuran itu sudah dipotong halus dan disamarkan dalam daging pun, tubuh Mei seolah mendeteksinya dan membuat Mei memuntahkannya kembali.

Tapi, perkataan Davin tentang Mei tidak bisa berpikir dengan jernih kayak sapi... Itu jahat banget sih menurut Mei. Mei tahu, Davin ingin membalas omelannya tentang sebenrapa mahal cemilan Davin, tapi nantinya akan dicerna dan dikeluarkan tubuh juga. Entahlah, Mei merasa marah, tapi malas untuk mendebat. Belum seminggu Davin pulang. Lockdown akan segera dimulai. Mei tidak ingin merusak moment-moment bersama Davin dengan bertengkar. Pasti sangat tidak menyenangkan, bersama-sama terus selama dua minggu tanpa keluar rumah bila saling bertengkar. Itu pikir Mei.

Selesai dengan hal esensial yang harus distok, Davin dan Mei menuju department store untuk membeli apa yang jadi incaran mereka. Lingerie! Membeli lingerie bersama bukan hal baru untuk Davin dan Mei. Tapi kali ini suasananya berbeda. Keadaan dunia ini sedang genting karena corona; dan mereka malah membuat rencana menikmati lockdown penuh gairah bersama.

Davin dan Mei agak memperlambat langkah malu-malu mencapai bagian pakaian dalam wanita itu. Tapi ternyata, sampai di sana bagian itu dipenuhi pasangan-pasangan yang sepertinya memiliki rencana yang sama dengan mereka.

Up & Down Lockdown [TAMAT]Where stories live. Discover now