Bab 9 Tak Tahan Lagi

22 3 0
                                    


Beberapa Hal yang udah dicoba Davin dan Mei untuk bisa punya baby :

1. Program Hamil Alami. Pakai KB kalender pastinya.Nggak lupa teliti menandai jadwal menstruasi, terus ngitung deh sampai hari ke duabelas, empatbelas, dan enambelas dimana Davin bakal dipesenin supaya di rumah pada jadwal itu.

2. Pakai ovutest supaya masa subur tepat tanggalnya, Ini alat yang bisa nentuin masa subur dari pola air liur yang dilihat pakai mikroskop mini.

 Pakai ovutest supaya masa subur tepat tanggalnya, Ini alat yang bisa nentuin masa subur dari pola air liur yang dilihat pakai mikroskop mini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

3. Minum sirup parijoto dan makan buahnya dua kali sehari pagi dan malam. Katanya, buah ini adalah buah endemic dari daerah Kudus yang bisa bantu perempuan supaya lebih subur.

4. Kenalan Mama Reika kasih referensi supaya urut perut. Setengah percaya setengah takut juga. Dokter udah wanti-wanti hati-hati kalau urut perut. Nanti malah kenapa-kenapa. Eh,iya dong beneran. Urut perut itu malah bikin sumbatan di jalan rahim. Nauujubilah harga benerinnya. Bener-bener bikin syok!

5. Periksa saluran rahim. HSG namanya, dan itu sakiiittt banget. Ini juga bikin trauma! sampai Mei trauma dan tidak akan mau melakukannya lagi.

6.  Pergi ke orang pinter arahan dari Papa Davin. Alhasil disuruh mandi kembang dan minum kopi. Hasilnya sama saja, nothing.

7. Usaha terakhir, program bayi tabung (IVF). Program ini durasinya  panjang karena banyak hal yang harus disiapkan. Banyak tes di laboratorium plus banyak obat dan suplemen yang harus diminum untuk sama-sama disiapin sebagai calon Ayah dan Ibu.  Sayangnya pandemi datang, disaat program ini sudah separuh jalan. Biayanya pun bikin saldo rekening terkuras!

PO Lele krispi mereka sudah mencapai kali keempat. Pagi itu suasana ribet sekali di rumah Mei dan Davin. Pesanan agak banyak kali ini. Ada kantor swasta yang meeting hari ini. Meskipun meeting-nya online; tapi Manager mereka tetap ingin membagikan konsumsi untuk makan siang dengan dikirimkan ke rumah-rumah. Ide yang menyenangkan ya, dari seorang pimpinan? Belum lagi pesanan reguler yang juga banyak mereka peroleh karena review rasa yang enak menyebar dari mulut ke mulut.

Mei sudah menyiapkan semuanya. Mei sengaja bangun lebih pagi, yakni jam, tiga dini hari. Mei harus bisa menyiapkan semua yang dibutuhkan Davin sebelum jam tujuh pagi, plus Mei kebagian membantu Davin menanak nasi untuk hari ini. Dalam rencana Mei, setelah persiapan selesai Ia bisa mengoreksi paper dari mahasiswanya dan mengajar dua SKS sebelum Ia akan packing orderan bersama Davin. Waktunya pas, pikir Mei.

TV di ruang keluarga sudah hidup sejak Mei bangun tidur. Ia menemani Mei melakukan segalanya pagi ini. 24 April 2020. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta akan diperpanjang selama empat belas hari lagi karena kasus infeksi masih tinggi. Berita itu diulang, diulang, dan diulang lagi. Iya, Mei tahu. Itu berarti, dirinya akan terkurung di rumah selama dua minggu lagi dengan Davin yang tempramennya tidak bisa dikendalikan. Apa jadinya?

" Mei! Apa sih isi otak Kamu? Masak nasi aja nggak bisa?!? Ini Apa...? Aduuuuh...."

Teriakan dari dapur mengagetkan Mei yang sampai menjatuhkan pena merah koreksinya. Mei buru-buru menuju ke sumber suara. Sambil menunggu ikan lele yang berenang dalam minyak keemasan, Davin berada di depan rice cooker. Satu tangannya memegang tutup rice cooker, dan satu tangannya lagi berkacak pinggang.

Up & Down Lockdown [TAMAT]Where stories live. Discover now