Bab 15 Isolasi Mandiri

40 2 0
                                    

Makanan yang sejauh ini Davin suka banget Aku Masakin:

1. Nasi merah sama tumis buncis pakai ikan asin yang dipotong kecil-kecil. Ini kebutuhan kalori sama proteinnya dapet banget yah. Apalagi buncis yang diem-diem mengandung antioksidan sama vitamin C yang mempercepat pemulihan

2. Sayur asem sama tempe goreng. Beruntung banget punya suami yang makannya nggak milih-milih. Semuanya mau. Sayur asem itu, banyak vitamin dan kaya mineral dalam satu porsi.

3. Biskuit dari oat yang cuman dibumbuin pake madu, terus dicetak dan dipanggang pakai Teflon. Ini sebenernya resep diet dari Selin. Aku nggak bakalan bisa sih, ngunyah ini. Tapi Davin suka. Ya, why not?

4. Puding kelapa. Airnya diminum Davin pas makan siang, sedangkan daging kelapanya diserut terus ditambah agar-agar dan santan untuk cemilan sore. Katanya, air kelapa ini bantu setabilkan suhu tubuh.

5. Jus sayur. Biasanya brokoli, seledri, wortel, sama sepotong nanas untuk menyamarkan rasa. Davin bakal minta tambahin es batu dan minum banyak banget.

6. Kol yang dikukus sama daging cincang. Yang ini mirip sama siomay abang-abang, tapi ini daging ditaburin diatas kol, bukan tersembunyi di dalam kol. Kata Davin, bumbunya yang pakai sedikit ketumbar enak banget.


Pintu rumah yang tidak terkunci membuat Mei bisa langsung menerobos masuk ke dalam rumahnya. Dari halaman depan saja sudah tampak kekacauan yang diakibatkan absennya Mei seminggu lebih dari rumah ini. Rumput-rumput liar tumbuh menggila di sela-sela bunga dalam pot. Daun pohon srikaya yang jatuh, mongering berserakan tak disapu. Keset di teras rumah juga kumal, tidak diganti beberapa lama dan terkesan didiamkan begitu saja.

Di dalam rumah kondisinya kurang lebih sama. Lantai yang rasanya tidak enak diinjak karena jarang disapu, debu yang menempel di pintu. Yang membuat Mei merasa syok, adalah keberadaan Davin terduduk dengan mata tertutup di depan TV. Yang membuat Mei merasa iba, adalah melihat Davin tak sengaja tertidur dengan bungkus makanan yang belum dibereskan. Ada beberapa botol vitamin C cair kosong yang dijajarkan di bawah sofa. Ada sebuah botol minuman isotonik yang masih berisi separo ditaruh begitu saja disamping Davin. Ada styrofoam bekan makanan yang tampak dimasukkan begitu saja di plastik, tidak tertutup karena terhalang oleh sumpit yang masih bercokol di dalamnya. Ada juga kotak bekas snack penuh dengan remahan sisa yang diterbengkalai begitu saja dan masih ada struk pembelian dari gofood di dalamnya. Satu tangan Davin memeluk sebotol besar air mineral yang masih utuh, dan satu tangan Davin menggenggam thermometer digital.

" Dav... Aku balik Dav."

Mei dengan gerakan otomatis membetulkan masker yang sempat dilepasnya tadi ketika sampai di rumah. Mei menuju dapur, membuka lemari, dan segera memasang sarung tangan plastiknya. Mei meninggalkan kopernya di dekat pintu utama. Ia langsung memungut sampah-sampah di sekitar Davin, membereskannya masuk ke dalam satu plastik hitam, kemudian Ia merangkapnya lagi dengan kantong plastik lain, sebelum membuangnya ke tempat sampah luar.

" Dav... Davin!"

Mei mulai panik, Ia mengeraskan volume suaranya memanggil Davin, karena Davin tidak merespons apa-apa semenjak Ia pulang tadi. Syukurlah Davin mulai menggeser badannya. Hawa panas terasa, meskipun Mei tidak berani terlalu dekat dengan Davin.

Davin memasukkan tangannya ke dalam kaos rumahnya. Masih belum sadar sepenuhnya, Davin berkata;

" Mei... Mei..."

" Davin... Aku pulang. Aku disini."

Davin membuka matanya. Ada semburat merah dari mata Davin. Matanya juga berair. Davin tanpa sadar menggerakkan tangannya ke dahinya.

Up & Down Lockdown [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang