Chapter 22✓

87.8K 7.6K 937
                                    

jam menunjukkan pukul 9 malam, Erlan baru saja sampai di rumahnya.

ia memasuki rumahnya, terkejut dengan adanya bunda dan adiknya di ruang keluarga tengah ngobrol bersama Raya.

"Erlan, darimana saja kamu?"tanya Ersya ketika melihat putranya mendekat.

"dari rumah Aland bun" ujar Erlan berbohong, ia menghampiri Ersya lalu mencium telapak tangannya.

"bunda ngapain kesini?"

"bunda sama Elvan mau nginep semalem disini"

Erlan mangut-mangut, ia mengangkat badan Elvan lalu ia dudukkan di pangkuannya.

"kangen sama Abang ga cill?"tanya Elvan sembari mengacak rambut adiknya.

"ndaaa, El kangen cama kak Laya aja" ujar Elvan terkikik.

"yeeee dasar bocil"

"Erlan, kamu tidur pisah kamar sama Raya?"

"iya bun".

"kenapa?"

"takut khilaf"

"ada-ada aja kamu"

"kalau tiba-tiba Raya hamil gimana?kan brabe, mana masih sekolah" ujar Erlan yang ada benarnya.

"tapi kalau udah nikah wajib tidur seranjang Erlan, dosa kalau pisah ranjang"

"tapi bun--"

"gaada tapi-tapian Erlan, mulai sekarang kamu tidur seranjang sama Raya" potong Ersya tak terbantahkan.

Erlan menghela nafas kasar"gimana Raya aja"

"Raya tidur sama Erlan ya mulai sekarang, ga baik suami-istri tidur pisah ranjang"tutur Ersya mengelus puncak kepala Raya.

Raya diam, ia bingung harus menjawab apa "Raya ngikut Erlan aja bun"

.
.

saat ini Raya tengah memainkan ponselnya di tepi ranjang, ya mulai hari ini ia akan tidur bersama Erlan.

sedangkan Erlan?ia tengah melaksanakan ritual mandinya.

cklek

pintu kamar mandi terbuka, terlihat Erlan yang hanya mengenakan handuknya sebatas pinggang, jangan lupakan bagian atasnya yang Shirtless.

Raya mengalihkan pandangannya ke pintu kamar mandi yang terbuka, ia terpaku, tubuh atletis Erlan terpampang nyata disana.

omg, ini sangat menggoda.

Rasanya saat ini Raya ingin sekali menghambur ke pelukan Erlan, menenggelamkan wajahnya di dada bidang lelaki itu.

tapi itu tidak mungkin, mana berani Raya melakukan hal gila semacam itu.

Raya menelan salivanya ketika Erlan mendekat ke arah dirinya sembari menyugar rambut basahnya ke belakang.

"kenapa liatinnya begitu?"tanya Erlan terkekeh setelah duduk di samping Raya.

"a-ah engga" Raya memalingkan wajahnya, ia sangat malu saat ini.

Erlan bangkit, ia memakai celananya tanpa mengenakan baju.
memang biasanya Erlan akan tidur tanpa mengenakan baju.

"kok ga pakai baju?" tanya Raya ketika Erlan tertidur di sampingnya.

"gue emang ga pernah pake baju kalau tidur"

gila, gimana gue mau tidur tenang kalau gini

Raya berdehem, ia menidurkan dirinya lalu tidur memunggungi Erlan.

"Ray"panggil Erlan

"hmm?"

"Lo cinta sama gue?" tanya Erlan tiba-tiba.

Raya diam, ia bingung harus menjawab apa, jujur saja ia sangat mencintai suaminya itu.

"kenapa diem?, gue tanya Raya"

mengapa Erlan tiba-tiba bertanya demikian?apa Erlan juga sudah mencintai dirinya?

Raya menghela nafasnya lalu membalikkan badannya menghadap Erlan"aku cinta sama kamu Erlan, perasaan itu dateng gitu aja"

Erlan terkejut, ia mengeraskan rahangnya "kenapa Lo cinta sama gue?"

"karna kamu suami aku, dan aku sudah mulai belajar mencintai kamu"

"hapus rasa cinta Lo ke gue"

"maksud kamu?"

"jangan lancang Raya, gue ga sudi di cintai orang kaya Lo, cuma Seyla yang boleh cinta sama gue"

"cinta gabisa memilih Erlan"

"gue ga peduli"

"tap--"

"gue benci sama lo"

deg!

"kalau waktunya udah tepat, secepatnya gue bakal ceraiin Lo"

"gue mau hidup sama orang yang gue cintai"lanjutnya.

"kalau aku pergi, apa kamu bakal seneng Lan?" tanya Raya menatap manik mata Erlan.

Erlan terkekeh"gue bakal pesta maybe"

"segitu bencinya kamu sama aku?"

"yes, gue benci banget sama lo, bitch, Lo yang udah rusak kebahagiaan gue"

"maaf"

_________________________________________
ER
10-07-2021

cerai or jangan?

jgn lupa voment guys-!
see u🤎

BAD ERLAN [TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang