Part 1

268 31 2
                                    

Seorang pria menatap lekat wanita yang sudah ia klaim sebagai miliknya sejak empat tahun yang lalu. Wanita yang sudah berhasil menarik hatinya sejak mereka sama-sama masih duduk di bangku sekolah tingkat akhir. Namun ia baru bisa benar-benar memiliki wanitanya itu saat mereka dipertemukan kembali di universitas tempat mereka mengenyam pendidikan mereka yang sekarang.

Pria itu turun dari ranjang dengan keadaan tubuh polos tanpa busana, menghampiri wanitanya yang sedang menyisir rambutnya di depan cermin meja rias.

"Danur, kamu ini apa nggak malu berjalan dengan santainya nggak pakai baju kayak gitu?" Wanita itu melirik prianya yang kini sudah berdiri di belakangnya.

"Untuk apa aku harus malu, Sayang? Kamu kan udah sering lihat aku telanjang kayak gini. Dan nggak cuma itu, kamu juga udah ngrasain gimana tubuhku ini bisa--"

"Stop! Stop! Jangan bicara fulgar kayak gitu lagi!" Wanita kekasih Danur itu langsung menutup kedua telinganya dengan kedua telapak tangannya seraya memejamkan kedua matanya. Ia sedikit meninggikan badan suaranya untuk menghentikan kalimat Danur.

Melihat reaksi kekasihnya itu membuat Danur terkekeh. Ia sangat suka menggoda wanitanya ini dengan kalimat fulgar saat mereka sedang berdua. Ia pun memeluk tubuh wanitanya itu dari belakang. Posisinya ini membuat ia harus membungkukkan tubuhnya karena wanitanya ini sedang dalam posisi duduk di depan meja rias.

"Banurasmi ... aku sangat mencintaimu." Danur memejamkan kedua matanya meresapi cintanya kepada Rasmi yang begitu besar dan dalam hingga rasanya tak memiliki dasar.

Rasmi pun ikut memejamkan matanya untuk meresapi cinta yang ia terima dari Danur dan cinta yang ia rasakan untuk Danur.

Rasmi membuka matanya. Tangannya mencoba membuka kaitan tangan Danur yang masih memeluk tubuhnya. "Cepatlah pergi mandi. Kamu harus segera berangkat ke kantor dan aku juga harus mencari kerja," ucap Rasmi.

"Ck, nggak perlu buru-buru. Ini masih terlalu pagi." Danur mendesah kecewa saat Rasmi melepaskan pelukannya.

"Kamu nggak usah kerja pun aku masih bisa biayain hidup kamu. Apalagi sebentar lagi kita akan menikah. Kamu cukup di rumah aja dan biar aku aja yang kerja. Kamu di rumah ngurus aku dan anak-anak kita nanti," sambung Danur.

"Tapi sekarang aku masih belum jadi istri kamu. Dan aku nggak mau ada orang yang menganggap kalau aku hanya mau memanfaatkan kamu aja. Aku kuliah, aku punya ijazah, aku masih muda ... lalu kenapa aku nggak kerja?"

"Kalau gitu aku carikan kerjaan dengan posisi yang pas buat kamu di perusahaan keluargaku ya," ucap Danur. Sungguh dirinya tak akan tahan membuatkan wanita yang ia cintai ini jauh darinya. Selain itu ia juga merasa takut jika ada pria di luaran sana yang akan menggoda wanitanya ini. Rasmi memiliki kecantikan dan daya pikat tersendiri, untuk itulah sejak masih sekolah sampai kuliah tak sedikit pria yang mencoba melirik Rasmi. Tapi untung saja dirinya cukup terkenal di lingkungan kampus, sehingga tak ada seorang pria pun yang berani terang-terangan menggoda Rasmi karena semua orang di kampus tahu jika dirinya dan Rasmi sudah menjalin hubungan.

"Nggak ahh. Aku mau cari kerja dengan kemampuan aku sendiri," tolak Rasmi.

"Udah ah malah ngobrol. Kamu buruan mandi gih!" Rasmi berdiri lalu mendorong tubuh Danur agar masuk ke kamar mandi.

Danur berjalan menuju ke kamar mandi dengan sangat terpaksa.

Setelah Danur masuk ke kamar mandi, Rasmi pun meneruskan menyisir rambut, baru setelah itu ia memakai sedikit riasan di wajahnya. Ia adalah wanita yang sederhana, untuk itulah ia tak pernah memoleskan make up tebal di wajahnya yang memang sudah sangat cantik, khas wanita pribumi.

Rasmi mengambil pakaian dari dalam lemari. Pagi ini ia ingin menggunakan celana bahan panjang berwarna hitam yang ia padukan dengan blouse warna hijau mint. Tak lupa ia juga menyiapkan pakaian ganti untuk Danur. Ia tak perlu pusing dengan pakaian ganti untuk kekasihnya itu, karena di dalam lemari sudah banyak stok baju untuk Danur kenakkan saat Danur menginap di rumah kontrakannya ini.

DanuRasmiWhere stories live. Discover now