Part 11

57 10 0
                                    

Dengan perasaan yang bahagia, Deepa menemui Abi di rumah kekasihnya itu. Setelah beberapa hari ia mencoba merayu sang papa, akhirnya saat ini ia sudah mengantongi restu dari papanya atas hubungannya dengan Abi.

Setelah beberapa kali memencet bel rumah, akhienya Abi membukakan pintu. "Hai, Sayang!" Deepa langsung memeluk tubuh Abi kala pintu terbuka. Tak hanya itu, ia juga memberikan dua kali kecupan di pipi kekasihnya itu.

"Ada apa ini? Kelihatannya bahagia banget?" Abi mencoba mengurai pelukan Deepa. Ia penasaran karena terlihat dari raut wajah Deepa, nampaknya kekasihnya ini sedang merasa bahagia luar biasa.

"Iya. Aku bahagia! Bahagiaaaaa banget!" Deepa mengurai pelukannya, kini ia bisa menatap wajah tampan Abi seutuhnya.

Abi mengedarkan pandangannya. "Kita bicara di dalam saja." Meskipun lingkungan perumahannya ini termasuk sepi, namun untuk berjaga-jaga ia langsung mengajak Deepa memasuki rumahnya dan segera mengunci pintu. Ia hanya tak ingin jika sampai ada tetangga yang melihatnya dengan Deepa bermesraan di depan rumah.

Tangan Deepa terus memeluk lengan Abi, saat Abi membawanya menuju ke ruang tengah. Seolah Deepa tak ingin sedikit saja berjauhan dengan kekasihnya itu.

"Kamu duduk di sini dulu, biar aku buatkan kamu minum."

Deepa langsung menggeret lengan Abi seraya menggelengkan kepalanya untuk menghentikan langkah Abi yang akan meninggalkannya. "Minumnya nanti saja. Aku mau sampaikan kabar baik."

Abi pun kembali duduk di samping Deepa. "Ada apa?"

Deepa kembali tersenyum. "Papa aku sudah restuin hubungan kita."

"Apa?" gumam Abi. Bukannya tak senang, namun ia masih sedikit tak percaya dengan apa yang Deepa ucapkan.

"Sebentar lagi aku ulang tahun."

"Iya, aku tahu itu. Lalu? Kamu mau minta kadonya sekarang?" tanya Abi.

Deepa menggelengkan kepalanya. "Papa mau rayain ulang tahun aku."

Abi sedikit memutar ingatan da pikirannya. "Yaa ... seperti tahun-tahun sebelumnya kan?"

"Papa sudah merestui hubungan kita. Dan di acara perayaan ulang tahunku Papa akan mengumumkan tentang pertunangan kita!" Deepa berteriak senang karena dirinya terlalu antusias.

"Apa?" gumam Abi. Antara percaya dan tak percaya namun ia memiliki alasan atas pemikirannya itu.

"Reaksi kamu kok begitu? Kenapa? Kamu nggak suka?" tanya Deepa saat melihat reasksi wajah Abi yang masih terlihat datar.

"Bukan begitu, Sayang. Tapi ini terlalu tiba-tiba," sahut Abi.

"Iya terasa tiba-tiba karena kamu nggak melalui prosesnya! Kamu tahu?! Setiap hari aku merengek sama Papa supaya Papa merestui hubungan kita. Aku bahkan sampai mengancam Papa kalau aku nggak akan nikah kalau nggak sama kamu," ucap Deepa.

"Ta-tapi kamu yakin kalau papa kamu sudah benar-benar setuju?" Abi tetap harus memastikan. Ia hanya tak ingin terlalu melayang saat ini dan akan terjatuh kemudian.

Deepa menganggukan kepalanya berulang kali.

"Tapi aku belum melamar kamu dan aku juga belum memberitahu keluargaku," ucap Abi.

"Nggak masalah, yang penting kita sudah mengantongi restu dari papa aku. Besok setelah perayaan ulang tahun aku, kamu bawa orangtua kamu buat nemuin orangtua aku. Hemm?!" ucap Deepa.

"Besok papa hanya mengumumkan pada semua orang kalau kita akan bertunangan. Setelah itu barulah keluarga kita mencari hari baik untuk hari pertunangan kita," sambung Deepa saat ia melihat Abi yang nampak masih shock dan tak percaya.

DanuRasmiWhere stories live. Discover now