Part 16

59 6 0
                                    

Abi tiba di lokasi sesaat setelah Rasmi dibawa pergi oleh segerombolan pria tak dikenal. Ia melihat ada mobil yang baru saja pergi menjauh, namun ia tak tahu bila Rasmi telah dipaksa memasuki mobil tersebut.

"Pak, baru saja Rasmi menghubungi saya—"

"Saya tidak bisa menyelamatkan Nona Rasmi, Tuan. Baru saja Nona Rasmi dibawa oleh segerombolan orang yang tak dikenal." Ucapan Abi dipotong oleh sang supir. Ia memberikan informasi agar Abi kelas pergi menyelamatkan Rasmi.

"Mobil di depan itu?!" tanya Abi.

"Iya, Tuan."

"Kemana mereka pergi?! Lalu mengapa kamu hanya diam?!" seru Abi.

"Maafkan saya." Supir itu kembali menundukkan kepalanya.

Abi terheran dengan sikap pria paruh baya yang sudah ia kenal sebagai supir pribadi di keluarga Danur itu. Sikap sang supir tak memperlihatkan rasa kekhawatiran melihat seorang perempuan yang sedang diculik dan sedang dalam bahaya. Pria paruh baya ini bahkan terlihat sangat tenang dan hanya bisa meminta maaf sambil menundukkan kepalanya.

"Aarrgghh!" Abi berteriak geram lalu bergegas kembali memasuki mobilnya untuk segera menyelamatkan Rasmi.

Supir itu menatap Abi dengan tatapan menyesalnya saat melihat Abi pergi tergesa.

Abi melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, kebetulan di daerah ini sangat sepi hingga ia bisa mengikuti mobil di depannya itu tanpa ada hambatan sedikitpun. Namun setelah beberapa saat mengikuti mobil itu, ia merasa ada hal yang aneh. Mobil yang membawa Rasmi itu malah memasuki ke kompleks perumahannya.

"Apa para penculik itu akan menyekap Rasmi di daerah rumahku?! Bodoh sekali mereka!" Abi tersenyum miring meremehkan para penculik yang sedang ia ikuti itu.

"Tapi siapa mereka? Apa masalah mereka dengan Rasmi?" Saat sedang berpikir dengan keras, tiba-tiba saja aada sebuah mobil yang menghadangnya hingga ia harus mendadak menginjak rem mobilnya.

Beberapa orang berpakaian hitam turun dari mobil dan menghampirinya. Mereka mengetuk jendelanya. Abi yang geram pun langsung keluar dari dalam mobilnya.

"Siapa kalian?!" seru Abi.

Seseorang menyerangnya dengan pukulan, namun dengan cekatan Abi bisa menghindarinya. Melihat Abi bisa menghindari serangan pertama, pria yang lain mencoba menyerang Abi dengan sebuah balok kayu. Satu pukulan membaut Abi sedikit oleng. Lalu dari arah belakang seseorang membekap hidung dan mulutnya dengan sebuah saputangan bius. Abi pun tak sadarkan diri.

"Segera bawa dia!"

Mereka bertiga membawa Abi memasuki mobil Abi. Mereka akan membawa Abi ke tempat yang sudah direncanakan.

***

Di dalam kerumunan para tamu, Deepa merasa gelisah saat Abi tak kunjung datang. Lima menit lagi acara akan segera dimulai sebelum hari semakin larut.

"Abi belum datang juga?" tanya Danur.

"Belum. Coba hubungi dia. Ponselku kehabisan batre," ucap Deepa.

"Sayang, acaranya akan Papa mulai." Lesmana datang menghampiri Deepa. Ia tersenyum bahagia karena hari ini adalah hari bahagia untuknya karena sebentar lagi putrinya ini akan menikah.

"Tunggu sebentar, Pa. Abi belum datang juga," sahut Deepa.

"Tapi para tamu sudah menunggu. Kita mulai saja acara ulang tahunnya. Untuk pengumumannya bisa kita umumkan saat acara akan selesai saja. Bagaimana?" usul Lesmana.

"Iya, sepertinya itu ide bagus. Nggak enak kalau para tamu harus menunggu lama. Hari semakin larut," imbuh Danur.

"Baiklah," Sahut Deepa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DanuRasmiWhere stories live. Discover now