Part 15

36 8 1
                                    

Rasmi mengeluarkan semua pakaian terbaiknya dari dalam lemari. Malam nanti adalah acara yang penting bagi kedua sahabat baiknya, Deepa dan Abi. Untuk itulah ia harus mengenakkan pakaian terbaiknya untuk menghadiri acara tersebut. Saat sedang bingung mencari pakaian yang akan dipakai nanti, konsentrasinya terpecahkan oleh dering ponselnya. Ia pun meninggalkan tumpukan pakaiannya sejenak untuk mengangkat telpon.

"Halo ...."

"Sayang, aku nggak bisa datang jemput kamu. Nanti aku kirim supir buat jemput kamu. Oh iya, aku juga sudah siapkan gaun buat kamu. Dengan memakai gaun itu kamu pasti akan menjadi pusat perhatian di acara Deepa nanti. Mereka semua yang ada di sana pasti akan terpukau melihat kecantikanmu. Aaahhh ... hanya membayangkannya saja sudah membuat aku cemburu ...."

"Kalau cemburu ya jangan kasih gaun yang bisa menarik perhatian banyak orang!" sahut Rasmi. Ia mendengar tawa dari Danur.

"Tapi melihat kekasihku menarik semua perhatian orang karena kecantikannya, aku juga merasa bangga. Kamu tahu kenapa?"

"Nggak. Emangnya kenapa?" tanya Rasmi.

"Karna hanya aku yang bisa memiliki kamu," sahut Danur.

Rasmi tersenyum mendengar kalimat Danur meski ia tahu kekasihnya itu tak bisa melihat senyumannya.

"Jangan datang terlambat. Kita ketemu di rumah Deepa. Hemm?!"

"Sampai jumpa," sahut Rasmi.

"Sampai jumpa."

Baru saja Rasmi meletakkan ponselnya, ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya.

"Selamat sore, Nona. Saya diminta Tuan Danur untuk mengantarkan ini." Seorang lelaki yang Rasmi kenal sebagai supir dari keluarga Danur pun menyerahkan sebuah kotak kepada Rasmi.

"Tuan muda juga meminta saya untuk menunggu Anda sampai Anda siap lalu mengantarkan Anda ke rumah Nona Deepa." Sambung sang supir saat kotak bingkisan yang ada di tangannya tadi sudah diterima oleh Rasmi.

Rasmi mengangguk dan tersenyum samar. "Kalau begitu silakan tunggu di sini." Rasmi merenggangka tangannya untuk menunjukkan kursi yang ada di teras rumahnya.

"Baik, terima kasih."

Rasmi pun kembali memasuki rumah dan menutup pintu rumahnya. Di rumah ini dirinya hanya tinggal sendiri, untuk itu ia harus sedikit lebih waspada pada orang asing dan tak sembarangan memasukkan oarng asing ke dalam rumahnya.

Sampai di kamar Rasmi langsung membuka kotak kiriman Danur. Alangkah terkejutnya ia saat melihat gaun seperti apa yang Danur kirimkan untuk ia kenakkan malam ini.

"Pakaian apa ini?!" gumam Rasmi. Ia mengamati gaun yang ada di tangannya dengan penuh tanya.

"Gaun ini sangat mini." Rasmi mencoba mengenakkan gaun itu. Dan benar saja, rasanya ia seperti tak memakai pakaian.

Rasmi mematut dirinya di depan cermin. "Bagaimana Danur bisa memilih pakaian seperti ini?"

Pakaian yang Rasmi kenakkan sekarang ini adalah gaun yang sangat mini yang memperlihatkan pahanya, lengan, bahu dan juga dadanya. Pakaian yang ia gunakan ini mebuat dadanya terekspose. Bahkan jika diperhatikan seksama, gaun ini tak pantas untuk menghadiri pesta ulang tahun atau pesta pertunangan, melainkan hanya pantas untuk dikenakkan perempuan-perempuan yang sedang menemani para pria hidung belang.

Tanpa melepas pakaian yang tak pantas itu, Rasmi menghubungi Danur untuk kembali memastikan apakah pakaian jenis ini yang Danur kirimka untuknya.

"Halo, Sayang ...."

Rasmi bisa mendengar kebisingan dari arah Danur. Tentu saja, karena sekarang ini kekasihnya itu sudah berada di rumah Deepa untuk membantu persiapan acara. Sebelumnya Danur sudah memberitahunya, untuk itulah malam ini kekasihnya itu tak bisa menjemput dirinya dan datang bersama-sama ke acara penting Deepa dan Abi itu.

DanuRasmiWhere stories live. Discover now