Part 12

46 8 0
                                    

"Kamu kenapa sih sulit banget mesra sama aku?!"

Abi menelan air liurnya dengan susah payah. Ternyata yang membuat Deepa terdiam selama dalam perjalanan menuju restoran adalah hal itu. Ia pun menghembuskan nafas beratnya karena dirinya harus kembali menjelaskan dan memberi pengertian jika ia ingin menjaga kesucian Deepa sampai mereka berdua resmi menikah.

"Apa aku kurang cantik? Kurang sexy?" tanya Deepa lagi.

"Bukan begitu, Sayang ...." Abi menyugar rambutnya ke belakang dengan satu tangannya. Ia merasa bingung harus mulai bicara dari mana. Saat ini ia sedang mengendarai mobilnya menuju ke tempat yang sudah direncanakan.

"Kamu cantik dan sexy. Bahkan aku harus tersiksa karenanya," sahut Abi.

Deepa memalingkan wajahnya menghadap Abi. "Maksud kamu apa?" Deepa bahkan sudah hampir menangis mendengar kata 'tersiksa' dari mulut kekasihnya yang amat ia cintai ini.

Abi menepikan mobilnya. Ia tak bisa memecah konsentrasinya antara mengemudi dan meyakinkan Deepa.

Deepa sekilas melirik ke luar jendela. Dalan hatinya bertanya-tanya untuk apa Abi sampai menepikan mobil.

"Sayang, aku ini laki-laki normal yang juga memiliki gairah saat melihat perempuan secantik dan sexy kamu. Tapi aku nggak mau merusak kamu. Aku ingin melakukan hal yang lebih saat kita sudah resmi menjadi suami istri. Aku ingin merasakan nikmatnya bercinta untuk yang pertama kali saat malam pengantin kita." Abi meraih tangan kanan Deepa lalu membawanya ke permukaan bibirnya untuk ia kecup.

Deepa menitihkan air matanya. "Maafkan aku. Aku nggak bisa berpikir panjang. Melihat Danur dan Rasmi yang sudah melakukan hal yang melampaui batas, aku mengira bahwa itu adalah cara yang bisa ditunjukkan oleh pasangan yang sedang dimabuk cinta." Deepa menundukkan kepalanya dan tak berani menatap Abi karena saking malunya. Bagaimana bisa selama ini ia terus menerus mencoba merayu Abi agar mereka bisa melakukan hal-hal yang melampaui batas? Seharusnya sebagai perempuan dirinya harus bisa menjaga kehormatannya dan bisa menjaga apa yang sudah seharusnya ia jaga. Beruntung ia memiliki pria baik seperti Abi yang dengan sabar mampu memberikan dirinya pengertian.

Abi mengangkat dagu Deepa agar mata mereka bisa bertemu.

Mata Deepa berkaca-kaca menatap kesungguhan di mata Abi. "Aku nggak salah pilih calon suami. Kamu memang yang terbaik buat aku. Aku akan menunggu sampai waktunya tiba. Dan itu sebentar lagi. I love you, Sayang!"

"I love you too." Abi kembali mengecup punggung tangan Deepa setelah membalas ungkapan cinta dari kekasihnya itu.

"Kalau begitu mulai sekarang aku nggak akan minta yang aneh-aneh lagi dari kamu," ucap Deepa.

Abi pun tertawa mendengar ucapan Deepa. Kekasihnya ini begitu menggemaskan. Kekasihnya ini memanglah perempuan manja yang terkadang masih kekanakan. Namun meskipun begitu ia sangat mencintai perempuan yang sudah mengisi hari-harinya selama dua tahun belakangan ini.

Deepa menyandarkan kepalanya di lengan Abi. "Tapi kalau begini nggak apa-apa kan? Masih boleh dan nggak melewati batas kan?"

Abi tersenyum. "Iya, begini boleh."

"Ya sudah kalau begitu buruan kemudikan mobilnya."

Abi kembali mengemudikan mobilnya. Ia merasa lega karena akhirnya Deepa bisa diberi pengertian dan yang terpenting kekasihnya ini sudah tak salah paham lagi dengan dirinya.

Tak lama kemudian mereka sampai di Harmoni Resto. Mereka berjalan bergandengan menuju tempat duduk yang masih kosong.

Beberapa menit kemudian Danur datang bersama dengan Rasmi. Mereka langsung duduk bergabung dengan Abi dan Deepa.

DanuRasmiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang