Part 2

95 16 1
                                    

Setelah melakukan serangkaian tes dan wawancara, akhirnya Rasmi diterima di perusahaan tempat pertama ia melamar. Ia mendapatkan jabatan sebagai staf keuangan. Setelah lulus kuliah, ini adalah pengalaman yang pertama baginya. Dalam hati ia berjanji akan melaksanakan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Ia akan membanggakan ibu dan bapaknya yang sudah pergi meninggalkannya untuk kembali kepada Sang Pencipta.

Rasmi ingin segera menghubungi Danur untuk memberitahukan kabar baik ini, namun sayangnya ia harus bersabar dan mengurungkan niatnya karena ia harus langsung bekerja.

Staf HRD yang langsung mengantarkan Rasmi menuju ke ruangannya. Rasmi mengamati ruangan yang ia lewati. Kantor tempatnya bekerja ini memang cukup bagus, namun bila dibandingkan dengan kantor milik keluarga Danur, tetaplah kantor ini tak bisa disandingkan ataupun disaingkan. Perusahaan milik keluarga Danur memang sudah sangat berkembang dengan pesat, hal itulah yang membuat keluarga Danur saat ini menduduki peringkat kelima orang terkaya di negara ini. Entah mimpi atau perbuatan baik apa yang sudah ia lakukan sehingga dirinya bisa sangat dicintai oleh Danur, pewaris dari kerajaan bisnis Biantara.

Tanpa terasa Rasmi sudah tiba di sebuah ruangan. Dalam satu ruangan ini terdapat sepuluh orang yang sudah duduk di kursi kerja mereka masing-masing.

"Selamat pagi, semuanya ...." Staf HRD itu pun menyapa semua orang yang ada di ruangan itu. Sontak saja mereka serempak mengangkat kepala mereka untuk melihat ke asal suara.

"Selamat pagi ...." Sapa mereka balik.

"Bu Marta." Staf HRD itu memanggil seorang wanita bernama Marta. Kemudian wanita bernama Marta itu pun beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan menghampiri staf HRD yang kini masih berdiri di samping Rasmi.

"Bu Marta, ini staf baru yang menggantikan satu stafmu yang kemarin mengundurkan diri," ucap staf HRD itu.

"Ohh oke. Kalau begitu kamu bisa mulai memperkenalkan diri kamu kepada teman-teman," ucap Marta kepada Rasmi.

"Mbak, mulai sekarang ini adalah ruangan kamu. Bekerjasamalah yang baik dengan mereka. Semoga kamu betah bekerja di sini." Staf HRD itu mengulurkan tangannya kepada Rasmi.

"Tentu, terima kasih." Rasmi menyambut ukuran tangan itu seraya mengembangkan senyumannya.

"Mbak Rasmi, Bu Marta, kalau begitu saya permisi."

"Silakan," sahut Marta.

"Baiklah ... sekarang kamu bisa mulai mengenalkan diri kamu," ucap Marta pada Rasmi.

"Mohon perhatian teman-teman semua ... ini adalah teman satu tim kita yang baru!" Ucapan Marta membuat para staf yang berada di ruangan itu langsung memfokuskan pandangan mereka ke arah Rasmi.

"Hai semuanya, nama saya Banurasmi. Panggil saja saya Rasmi. Mohon bimbingan dari kalian." Rasmi tersenyum lalu membungkukkan sedikit tubuhnya untuk menyapa teman-teman barunya itu.

Satu persatu dari mereka berdiri untuk menyalami Rasmi dan juga untuk mengenalkan diri mereka. Memang begini aturan dalam tim di ruangan ini. Marta sebagai leader yang menerapakan sistem perkenalan seperti ini agar dalam tim kerjanya ini memiliki hubungan baik antara satu dengan yang lainnya. Sebab dengan tim kerja yang kompak akan menghasilkan pekerjaan yang memuaskan.

Rasmi senang diperlakukan sangat baik seperti ini. Setelah acara perkenalan selesai, ia pun duduk di kursi kerjanya dan mulai mengerjakan pekerjaannya.

***

Danur beberapa kali mengecek ponselnya, namun tak ada satu pesan ataupun satu panggilan pun dari Rasmi. Ia cemas apakah wanitanya itu sudah diterima di perusahaan yang dia lamar ataukah belum. Ini sudah saatnya jam makan siang, saat ia mencoba menghubungi nomor ponsel Rasmi pun panggilannya tak kunjung tersambung. Mungkin Rasmi mematikan ponselnya dan lupa menghidupkan kembali.

DanuRasmiWhere stories live. Discover now