Halilintar | Astraphobia

475 69 1
                                    

Halilintar x reader
⋇⋆✦⋆⋇ Astrophobia ⋇⋆✦⋆⋇

☆★☆

Disuatu sore yang amat gelap akibat awan kelabu terus ada disana sejak siang tadi dan berganti dengan awan hitam membawa hujan deras turun. [Name] sosok gadis yang tinggal sendiri di rumahnya karena kedua orang tuanya pergi selama seminggu untuk urusan pekerjaan, tidak ada saudara ataupun kenalan yang bisa datang untuk sekedar menjaga sang gadis selama hujan berlansung. Sungguh ketahuilah bahwa [Name] suka hujan namun tidak dengan teman yang terkadang mendampinginya itu.

Yeap, sebuah kilatan cepat yang membawa suara gemuru besar disetiap ia melintas

Petir atau juga disebut halilintar.

Ctar!

"Gyaahhhh!!!"

Teriakan [Name] menggema mengisi rumah besar yang hanya ditinggalinya saat ini, sang gadis kecil itu menarik selimut tebal untuk menutupi dirinya, kedua tangan mungilnya menutup kedua daun telinganya sebagai usaha agar suara petir tidak lagi terdengar meski itu hal mustahil untuk dilakukan.

Astrophobia nya terlalu besar sehingga ia tidak mampu untuk mengerakan kaki. Handphone yang biasanya dia gunakan untuk mendengarkan musik dengan volume maksimal itu sudah rusak sehari lalu akibat kabel penghubungnya terputus secara tidak sengaja dan tidak sempat untuk membeli pengganti.

Keringat dingin bercucuran dari tubuh [Name] gemuruh hujan terus terdengar meski ia mencoba untuk tidak mendengar itu, beberapa kali suara petir terdengar bersamanya kilat biru menerjang dengan cepat.

"GYAHHH!!"

Lagi, [Name] berteriak namun bagaimanapun juga tidak akan ada yang mendengar suara teriakannya ditengah hujan desar ini. Gadis ini membatin meminta kepada Tuhan untuk segerah menghentikan hujan meski dia tahu kalau dia memohonpun hujan tidak akan berhenti dengan cepat dengan keadaan yang seperti sekarang.

"Papa, mama, kalian dimana? [Name] takut, tolong siapapun?! [Name] takut Papa, Mama..!"

Suara [Name] semakin bergetar, keringat semakin banyak bercucuran, bibirnya mulai pucat. Tak ada seorangpun yang mengetahui hal itu, hanya hujan dan gelap kamarlah yang mendampingi [Name] saat ini.

Ctar!!

"Aarrrggghhh!!"

Teriakan keras untuk kesekian kalinya menggema dirumah [Name], membuat sang gadis seakan bersujud dilantai tengah kamarnya dengan selimut membalut tubuhnya. Pikiran [Name] semakin gusar, kepalanya semakin pusing diiringi air mata membasahi pipinya.

"Hiks, tolong aku. Siapapun Lili selamatkan aku!"

Brak!

Pintu kamar [Name] terbuka lebar memperlihatkan sosok remaja dengan pakaian lumaya basah berdiri mengambil napas dengan tempo cepat. Rambut hitam yang biasanya tertutup topi itu kini berganti dengan rambut menurun akibat air yang membasahi nya dan topi itu di genggamnya dengan tangan kirinya. Mata rubynya menatap cemas [Name] yang juga memandangan dengan mata berkaca-kaca.

"Lili~" Serak [Name] menatap remaja dihadapannya itu.

"[Name]! Tenanglah, tak perlu cemas, aku disini!"

Sang remaja mengusap punggung [Name] dengan lembut, begitu pula dengan [Name] yang membalas pelukan itu dengan isakan kecil. Tak peduli pakaian basah sang remaja, yang dia tahu bahwa ada seseorang yang menjaganya untuk sekarang.

"Lili aku takut, hiks.. aku takut!"

Mata [Name] tertutup erat beramaaan dengan pelukannya yang semakin kuat.

Ctar!!!

"Aarrrggghhh! Halilintar!!"

[Name] berteriak lagi juga tubuhnya tak henti bergetar, tangisnya makin pecah saat itu juga. Halilintar sang remaja itu makin mengeratkan pelukannya diiringi suara penenang untuk sang gadis rapuh dihadapan.

"Aku disini, tenanglah [Name]! "

Perlahan getaran tubuh [Name] menghilang namun tidak dengan isakan tangisnya yang masih bisa terdengar. Saat itu juga Halilintar menangkup pipi sang gadis mencoba membuat sang gadis menatap wajahnya.

"Tenanglah, sekarang ada aku disini!"

"L-lili, a-aku takut!"

Senyum tipis Halilintar yang jarang itu terukir diwajah Halilintar menatap sang gadis dengan wajah kacaunya itu."Apa halilintar itu sangat menakutkan?" Tanya Halilintar lembut dan hal itu dibalas anggukan pelan dari [Name]

Senyum Halilintar semakin terlihat "Lalu apa Halilintar yang dihadapanmu ini juga menakutkan [Name]?"

[Name] terdiam, tatapan matanya tertuju pada mata ruby remaja dihadapan. Perlahan dia menggeleng pelan dan kembali memeluk tubuh Halilintar. "Tidak, Lili tidak menakutkan tapi Lili sangat menenangkan!" Jelas [Name]

Mendengarkan senyum itu kini mengembang cerah, senyum yang hanya ada untuk [Name] dan keluarga yang disayangi Halilintar. Pelukan kini terulur untuk sang gadis itu bersamaan dengan elusan lembut dipujuk kepalanya.

"Kalau begitu tidurlah [Name] karena Halilintarmu akan menjagamu hingga halilintar diluar sana pergi!"

~ Omake ~

Beberapa saat sebelumnya dirumah keluarga elemental.

"Kalian liat itu? Setelah suara petir tadi Kak Hali langsung keluar dengan cepat, kemana dia?" Tanya sosok beriris jingga, Blaze

Sosok lain dengan iris biru, Taufan tersenyum jahil mendengarnya "hehe.. Makanya jangan ketinggalan berita, game aja teruss!" Ejeknya.

"Emang kak Taufan tidak main game?" Ucap polos iris hijau, Duri

"Ya gak gitu juga Duri sayang~" Ucap Taufan pasrah

"Emang kau gak liat tadi mukanya cemas bangett Blaze? Tentu sana kesana, gimana Gem?!" Seru jahil iris abu-abu, Solar

Mendengar itu Gem alias Gempa dengan iris emas tersenyum canggung sambil memegang 7 gelas coklat panas. Pandangannya tertuju pada rumah diseberang jalan sana "Biarkan saja Kak Hali, dia sedang menenangkan calon kakak ipar kalian nanti tahu!" Jelasnya terkekeh kecil.

Hening, namun tak berlangsung lama.

"Heee... siapa? Kok aku ketinggalan berita?" Histeris Blaze gak terima karena gak tahu apa-apa

"Berarti sudah dapat restu dong, asikk bakal dapat PJ nih!" Teriak Taufan senang.

"Wah harus disebar luas kalau masalah kek gini sih!" Gumang gak kalah semangat Solar

Duri menatap bingung, meminta kejelasan dengan salah satu dari yang lain membuat Ice yang hanya memperhatikan sejak tadi akhirnya memberi kejelasan pada sang adik

"Itu tandanya, gak lama lagi Kak Hali bakal punya anak!" Jawab ambigu Ice lalu melahap coklat panasnya yang baru dia ambil dari Gempa

"Jadi kita dapat keluarga baru? Makin rame dong, yeay!" Riang senang Thorn

"Ice!"

"Kenapa? Benerkan Kak Gem?"

Gempa mengringis kecil, memang hal itu benar dan semoga saja memang terjadi dimasa depan dan Gempa juga berdoa untuk itu, hanya saja penjelasannya terlalu cepat karena [Name] dan Hali masih sebatas tunangan semata.

End
~ Halilintar | Astrophobia ~

.

.

.

Mltoy aku mas geledekヾ('︶'♡)ノ
Tolong tanggung jawab, astagah

Gimana, versi gledek merah?
Masih kurang kah? Kalau ada..
Kritik dan sarannya cuyy.

About You and Me | BoboiboyWhere stories live. Discover now