Gempa | Am I Scary?

296 46 1
                                    

Gempa x reader
⋇⋆✦⋆⋇ Am I Scary? ⋇⋆✦⋆⋇

☆★☆

"Setiap orang pasti memiliki setidaknya satu ketakutan pada sesuatu hal, entah dalam hal apapun itu."
-[Fullname]

.

.

.

"Aku mohon jangan menghiraukanku!"

"[Name], ayolah?!"

Panggilan demi panggilan di ucapan oleh sosok itu kepada seorang gadis dewasa yang sedari tadi hanya mengabaikannya. Gadis bernama [Name] itu tidak sedikitpun meliriknya seakan sosok yang memanggilnya tidak ada, ia kesal dengan sosok ini, mendengar suaranya saja sudah membuat dirinya teringat kenangan menyakitkan apalagi menatap wajahnya.

Langkah demi langkah terus terdengar, sampai mereka masuk ke dalam suatu gang sepi di kota. [Name] terhenti memunggui sosok itu, menghela nafas pelan lalu sedikit melirik kearah belakang memastikan sosok itu masih mengikutinya.

Sial,

Sosok itu tidak menyerah dan masih mengikutinya, hujatan demi hujatan dikeluarkan [Name] dalam batin. Dia hanya ingin sendiri dan tidak mau menderita lagi akan kenangan yang susah payah dia lupakan, tapi pria ini.. tidak, tepatnya, remaja ini bahkan tidak menyerah sama sekali untuk tujuannya padahal [Name] terus saja menghiraukannya

"Sampai kapan kau akan mengikutiku?"

[Name] berakhir bertanya, dia sudah lelah dan ingin menyelesaikan semua nya dengan cepat.

"Sampai kau menjawab pertanyaanku, mungkin?"

Balasan itu membuat [Name] menggeram kesal, hanya untuk pertanyaan kecil itu ia harus menderita dengan kedatangan sosok ini. Menghela nafas pasrah untuk sekali lagi, [Name] mengalah, ia berbalik menatap kelereng emas yang menunggu jawaban itu.

"Baiklah, jawabanku ialah manusia! Puas?"

Mendengarnya remaja di hadapannya terlihat bingung, dia sungguh tidak mengerti pemikiran [Name]

"Mengapa?"

"Karena manusia itu menakutkan, Gempa."

Penjalasan singkat dan terdengar lirih itu membuat kelereng emas dari sosok bernama Gempa terlihat kosong. Jujur, saat melihat ekspresi remaja ini dada [Name] berdenyut sakit, dia tidak mampu menatap remaja ini begitu lama.

"Jadi.. apa Aku tidak menakutkan?" Tanya Gempa dan dibalas gelengan pelan dari [Name]

"A-aku.."

Suara [Name] tergetar, digigitnya bibir bawahnya kuat mengalirkan darah segar dari sana. Gempa melangkah mendekat membuat jarak mereka hanya selisih beberapa cm saja, tangannya terulur menyentuh wajah sang gadis menyentuh bibir delimanya, lalu mengarahkan pandangan sang gadis langsung menatap dirinya

"Apa wajah hancurku ini benar-benar tidak menakutkan [Name]?"

Benar, wajah Gempa telah hancur, luka bakar memenuhi sebagian besar wajahnya, beberapa bagian terlihat meleleh, bahkan warna kulitnya sudah memerah dengan rambut yang berantakan namun kelereng emas itu tidak ternodai sama sekali bersamaan dengan senyuman miliknya. Air mata [Name] mengalir begitu saja, ingatan akan kejadian kebakaran sekolah yang merenggut nyawa si remaja 3 tahun lalu kembali terbesit di pikirannya.

[Name] menggeleng sekali lagi, ia tidak mengyetujui ucapan Gempa. Sang remaja tersenyum lembut menghapus air mata itu pelan bersamaan dengan suara isakan yang mulai keluar mengisi keheningan itu.

"Terima kasih.."

Bisikan Gempa terdengar lirih, ia lalu mencium ujung helain syal [Name] hadiah terakhir yang dia berikan kepada sang gadis sebelum insiden itu terjadi. Perlahan tubuh Gempa memudar membuat sang gadis tersentak sejenak namun berusaha menstabilkan dirinya agar terlihat tegar hingga tubuh itu hilang sepenuhnya menyisahkan kelap-kelip kecil yang mengekori kepergiannya.

"Jangan menangis [Name]~"

Bruk!

[Name] terduduk dilantai, kakinya sudah tidak kuat menopang beban badannya saat kata terakhir terucap, ia ingin berteriak namun tertahan begitu saja. Tenggorokannya terasa gatal, dia ingin menangis sejadi-jadinya. Tangannya terulur menyentuh syal miliknya, menggenggam erat seakan menyalurkan rasa sedih dan rindunya begitu saja.

"Lihat! Manusia itu menakutkan, mereka datang membawa kehangatan dan kebahagiaan tapi akhirnya pergi membawa serta perasaan itu. Aku membencinya, kau adalah manusia paling menakutkan Gem.."

Drap-drap-drap!!

Beberapa langkah kaki kuat terdengar mendekat kearah tempat [Name] berada. Delapan orang pria dan dua orang gadis seumuran dengannya menatap dengan tatapan cemas dan dibalas senyuman kecut dari sang gadis.

"[Name]!!"

"Hei, kenapa pipimu berdarah?!"

"Apa yang terjadi?"

Pertanyaan demi pertanyaan dikeluarkan oleh mereka melihat kondisi menyedihkan sang gadis. Darah di wajahnya dan air mata yang masih mengalir deras begitu saja. Beribu tanda tanya terlintas di kepala mereka tapi mereka tahu bahwa dalam kondisi ini [Name] pasti tidak akan memberitahu apapun dan memilih diam.

"Apa suatu saat kalian juga akan menjadi menakutkan untukku~?" Gumang [Name] yang perlahan tidak sadarkan diri bersandar pada tubuh salah satu kawannya.

"Oi, [Name]?!!"

End
~ Gempa | Am I Scary? ~

.

.

.

Okay, gaje..

Sepertinya saya memang
tidak bakat buat one shoot

Kritik sarannya kawan~~

About You and Me | BoboiboyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon