Yaya | Like a Bird

177 28 0
                                    

Yaya & Reader
⋇⋆✦⋆⋇ Like a Bird ⋇⋆✦⋆⋇

☆★☆

Malam di penuhi bintang, gadis itu duduk dibangku taman sambil mendengar lagu dari earphonenya. Sendiri bukan berarti merasa kesepian dia benar-benar menikmati waktunya, menunggu hingga sang pelaku yang memanggilnya datang

"Apa [name] baik-baik saja?"

Gadis itu bermonolog bersamaan angin berhembus pelan seakan menjawab pertanyaan tanpa jawaban itu. Udara dingin semakin bertambah tapi gadis itu tidak peduli, biarkan jaketnya membuat dirinya hangat meski hanya sedikit.

"Sudah 20 menit sejak janji temu kita, tidak terjadi sesuatu yang buruk bukan?"

Berpikir dengan lama, gadis itu kembali menunggu untuk 10 menit kedepan berharap agar [name] segera datang. Meski pikiran negatif tentang keluarga [name] terbesit namun tetap saja dia berusaha untuk tidak berpikir macam-macam.

"Ma-maaf!"

Suara yang terdengar hampir seperti bisikan itu membuat gadis melepaskan earphonenya lalu tersenyum maklum kepada pemilik suara. Tapi senyuman itu seketika memudar saat melihat kondisi orang tersebut.

"Kau terluka? Apa yang terjadi [name]?" tanya gadis itu cemas

Bagaimana tidak, [name] orang yang sejak tadi ditunggunya itu rambutnya terlihat seperti habis dijambak, wajahnya memar, pakaiannya berantakan, terlebih tangannya penuh akan berdarah. Sungguh gadis itu khawatir pada kondisi sahabatnya itu.

"Takapa, semua baik-baik saja!"

"Sangat jelas kau tidak baik-baik saja!"

"Ma-maaf sudah memanggil dan membuatmu menunggu tapi pulanglah. Semuanya telah selesai!"

[Name] menatap wajah gadis itu dengan tatapan seakan semua beban yang ditanggungnya telah sirna.

Ah!

Ternyata begitu, gadis itu akhirnya paham apa yang terjadi, darah itu bukan milik [name] dan alasan dia mengatakan bahwa semuanya telah selesai menjadi sesuatu yang amat cocok dengan kesimpulan yang diambilnya.

"Kau bisa pulang Yaya,
terimakasih untuk semuanya!"

Pintah [name] pada Yaya, gadis yang awalnya mencemaskannya itu melangkah mendekati sang sahabat, tidak ada jawaban ataupun monolog lagi.

Drap!

Yaya memeluk sahabatnya itu dengan lembut meski begitu dapat [name] rasakan bahwa tangan Yaya sedikit bergetar.

Apa gadis itu takut padanya?

Dia telah berbuat kesalahan?

Tapi jika itu benar kenapa Yaya memeluknya?

"[Name] aku bangga padamu!"

Bisikan itu membuat senyuman tipis mengembang dari bibir [name], perlahan pelukan Yaya mengerat dan kemudian ikut tersenyum bangga pada sang sahabatnya.

Di malam yang dingin itu keduanya menjadi saling menghabiskan waktu berdua meski entah bagaimana setelahnya tidak terdengar kabar lagi tentang keduanya.

~Omake~

[Ditemukan satu keluarga yang
tewas terbunuh dua hari lalu.

Dari investigasi, kepolisian mengatakan
bahwa pelaku membunuh korban
dengan menggunakan pemukul bisbol
lalu melanjutkan menikam dengan
pisau buah.

Meski begitu sampai saat ini pelaku
belum juga ditemukan, dihara..]

"Sungguh mengejutkan rencana pelarian mereka berhasil tanpa jejak sama sekali,"

"Aku tidak heran karena Yaya sudah ahli dalam hal ini sih"

"Mereka berdua gila!"

"Dan kau lebih gila karena berteman dengan mereka, bodoh!"

"Ya, setidaknya impian [name] untuk menjadi bebas layaknya burung akhirnya tercapai."

"Hahah.. Kau benar!"

End
~

Yaya |Like a Bird ~

.

.

.


Dapat gak sih
kecurigaan terhadap
Yaya sebelum
diperlihatkan omake,

Semoga saja iya🗿

About You and Me | BoboiboyWhere stories live. Discover now