Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
(ilustrasi pemukiman para werewolf)
"Scamander!" Teriak Jaemin seraya memasuki ruangan milik kembarannya itu, dengan secarik kertas di tangannya ia mencari keberadaan saudaranya itu, namun nihil, Jeno tidak di temukan dimana pun.
"JENO!!" Teriak Jaemin menjadi, keluar dari tempat itu dan langsung menjadi pusat perhatian para omega di packnya yang sedang menyiapkan peralatan untuk perjalanan nanti malam.
"Pettigrew ada apa?" Tanya Haechan penasaran, menaruh kantung makanan yang dia bawa lalu mendekati Jaemin.
"Dimana dia?" Ujar Jaemin dingin, Haechan yang mengerti langsung menunjuk jalan setapak yang mengarah ke danau belakang pemukiman mereka. Tanpa berpikir panjang Jaemin langsung merubah wujudnya dan berlari kencang kearah sana.
Larinya tak terkontrol, semua ranting pohon yang ada di jalan dia lewati dengan gampangnya. Berlari dengan wajah marah sambil mengeluarkan desisan tegasnya. Siapapun yang melihat Jaemin saat ini pasti tau jika pria ini sedang marah, dengan kecepatan yang makin bertambah ia tiba di sungai yang biasa di gunakan werewolf untuk membersihkan tubuh mereka. Wujudnya kembali berubah, matanya memerah, rahangnya kembali mengeras setelah melihat apa yang ada di depannya.
-
Bibir tebal itu terangkat, tersenyum lebar melihat pria cantik di depannya yang asik bermain dengan para burung di atas air. Sangat mempesona, ia bahkan tidak pernah tau jika ada pria secantik ini di dunia. Seperti negeri dongeng, namun nyata sangat nyata, bahkan dia pernah bercinta dengan pria itu.
"Hey, bolehkah aku bergabung dengan mu?" Tanya Jeno meminta izin kepada Renjun. Sebenarnya ia bisa saja langsung masuk tanpa meminta izin terlebih dulu, tapi melihat Renjun yang terlalu asik dengan para burung membuat Jeno berpikir untuk bertanya.
"Kemarilah, mereka sangat lucu" Ujar Renjun riang. Mengayunkan tangannya menyuruh Jeno untuk cepat menghampiri nya.
Senyuman itu kembali terlihat, Jeno berdiri lalu membuka pakaian atasnya membuat badan atletis nya terpampang jelas. Masuk kedalam danau itu pelan agar para burung tidak pergi, menghampiri Renjun yang mengabaikannya lalu memeluk tubuh mungil itu dari belakang, melihat bagaimana tangan lentik itu mengelus kepala kecil milik burung-burung disana.
"Jeno-ya"
"Iya sayang?"
"Kau kan werewolf, apa kau pernah memakan burung-burung ini?" Tanya Renjun penasaran, menyamakan tubuhnya di dada bidang Jeno seraya mengelus tangan pria itu yang berada di pinggangnya.
"Tidak, lebih tepatnya jarang, para werewolf di pack ku lebih suka memakan daging merah, dan kau tau mereka itu rakus, jika kita memakan burung-burung ini itu artinya kita butuh banyak burung untuk kita makan" Jelas Jeno diakhiri dengan mencium tengkuk leher milik Renjun.
