Part 6

21.8K 2K 32
                                    

Fajar telah muncul dibalik timur sana, pemuda yang berpawakan manis bangun dari tidurnya, kemudian beranjak pergi ke kamar mandi. Setelah selesai Retno turun ke lantai bawah untuk menyiapkan sarapannya, tapi saat dia akan menuju dapur, Retno melihat bundanya yang sedang asik dengan masakannya. “Bunda, sini Retno bantu.” Ucapnya.

“Eh anak bunda udah bangun, udah siap juga, sini bantu bunda, kamu bikinin ayahmu kopi yah, terus bikinkan adikmu susu, bunda susu juga deh.”

“oke bunda.” Setelah itu Retno menyiapkan apa saja, untuk membuat pesanan dari bundanya.

Setelah berkutat dengan dapur, 15 menit kemudian Retno sama bundanya telah selesai menyiapkan sarapan untuk mereka. Retno kemudian berjalan ke lantai atas untuk membangunkan adiknya yang kebo.

Tokk Tokk Tokk

“Dekk.. bangun udah pagi, udah jam 06.15 nih, nanti kamu telat ke sekolah. Terus turun sarapan.”

“iya Mas, ini lagi siap-siap mau turun.”

Setelah itu Retno turun ke lantai bawah menyusul ibunya yang sudah di meja makan Bersama ayahnya. “No, nanti pergi naik bus yah, ayah ada urusan mendadak ke kantor, maaf yah gak bisa ngantar.”

“nggak papa yah, hati-hati di jalan.” Retno tersenyum kemudian melanjutkan sarapannya.

Setelah 15 menit Retno pun berangkat ke kampusnya, kegiatan rutin setiap hari dia lakukan sebelum berangkat, yaitu mencium pipi ibunya. “bun aku pergi dulu, dah bun.”

Setelah sampai halte bus, Retno menunggu bus yang akan mengantarkannya menuju kampusnya, tapi dilain tempat ada sebuah motor yang mendekatinya.
“pagi dek, lagi nunggu bus?”

“pagi bang Putra, iya lagi nunggu bus.”

“mau ikut sama abang nggak? Mumpung kita searah, yuk abang tebengin.”

Untuk kedua kalinya Retno senyum-senyum malu, lalu mengiyakan ajakan sang kakak tingkat. “dek pegangan sini.” Putra menarik tangan Retno menuju perutnya agar dipeluk erat. Retno mukanya memerah bak udang rebus dengan perlakuan kaka tingkatnya. “pegangan yah, abang agak ngebut, soalnya udah siang.”

Setelah itu mereka pun pergi menuju kampus mereka, 20 menit akhirnya mereka berdua pun sampai, di parkiran banyak mahasiswa-mahasiswi yang melihat mereka, dan banyak juga yang berbicara yg aneh-aneh.

eh itu siapa yang sama putra, adeknya kah”

“keknya bukan deh, adeknya kan masih SMA, itu sepupunya kali”

“sepupunya cakep bener, tapi kok gue gak yakin yah”

“eh udah mending kita masuk, bentar lagi bel masuk matkul.”

Seperti itulah omongan-omongan mahasiswa yang melihat mereka, Retno sebelum pamit seraya mengucapkan “Terima Kasih” kemudian pergi menuju kelasnya. Putra yang melihat adek tingkatnya tersebut senyum-senyum nggak jelas, tapi tidak lama Rian datang mengaplok kepalanya.

“Put, ngucap put, masih pagi loh senyum-senyum nggak jelas gitu, serem anjir, eh btw tadi si Retno kan? Kok lu bisa sama dia?” tanya Reynaldi, dan Rian hanya menggangukkan kepalanya atas pertanyaan dari temannya tadi.

“oh.. itu, gebetan gue.” Jawab santainya. Kepalanya Retno digaplok Kembali dan ini pelakunya adalah Rian.

“eh sejak kapan lo gay? Perasaan gue lu normal deh, mantan lu aja rata-rata cewek, kok lu pindah Haluan.”

“gue nggak gay, gue cuman suka sama dia. Dan kalian kalau jijik sama gue, nggak usah temenan juga nggak papa.”

“gue gak ada bilang jijik kok, cuman bingung aja lu kok pindah Haluan, yah gue doain semoga lu dapat deh tuh anak, memang manis sih anaknya.”

“Thanks, doain aja dekat-dekat ini, gue mau nembak dia.” Dan hanya anggukan dari teman-temannya sebagai jawaban.

“Retno, He’s Mine” Batinnya, sambil tersenyum.

TBC
Thanks sudah mampir, maaf yah kalau ceritanya rada kurang.
Ini cerita pertamaku, tapi aku berharap kalian suka
Terima Kasih

Ketua BEM Is My Boyfriend {END}✔️Where stories live. Discover now