Part 21

10.6K 894 23
                                    

Saras sedang berdandan untuk persiapan melamar Retno, ibunya masuk untuk mengecek keadaan putrinya. "Sayang kamu beneran mau sama Putra?" Tanya sang ibu

"Beneran Bu, aku serius kok." Jawab sang anak dengan cepat dan lantang, ibunya sebenarnya sudah jengah dengan anaknya, anaknya terlalu terobsesi dengan Putra, dia merasa kasihan dengan Putra.

"Apa kamu tidak pilih yang lain, kata kamu dia udah ada pacar, masa kamu tega sama pacarnya?" Tanya sang ibu sekali lagi, Saras yang mendengarnya cukup kesal, dia tidak mau moodnya hari ini hancur.

"Apa sih Bu, aku serius, biarin aja kalau gitu, mereka juga masih pacaran belum nikah." Ibunya hanya menghela nafas kemudian pergi dari kamar anaknya.

Saras melihat ke cermin dan memuji dirinya sendiri. "Wah gue cantik banget, Putra kali ini pasti gak nolak." Setelah semuanya selesai dia pun turun untuk bersiap pergi kerumah Putra.

~¥~¥~¥~¥~¥~¥~

Retno beserta keluarganya ingin mengunjungi rumah Putra, mereka di undang untuk piknik bersama. Retno sedang di kamar kakak iparnya, dia sedang bercerita mengenai Saras. "Kak, aku harus gimana yah, Saras tuh bikin kesel, suka bener nyari keributan, padahal udah masa lalu, masih aja kayak gitu." Ucap Retno diiringi desahan kecil. Rio tau kalau Retno cape menghadapi Saras, dia ingin Saras menerima semuanya Retno gak terlalu suka debat dengan orang.

"Sabar yah, biarin aja Saras gimana, kakak dukung kamu kok sama Putra, mending kita turun, kan Retno mau ke rumah calon mertua." Goda Rio. Retno hanya tersenyum kemudian mereka turun untuk menyiapkan bahan-bahan untuk piknik nanti.

Di kediaman Putra, mamanya sedang menyiapkan makanan untuk mereka piknik dibantu oleh Rini dan Putra. "Put, Retno jadi piknik sama kita?" Tanya sang mama.

"Jadi kok ma, mungkin keluarga Retno masih dijalan kesini."

"Mama jadi tidak sabar ketemu besan, sekalian kenalan gitu." Kekeh sang mama, Putra yang melihat itu hanya tersenyum.

"Kak Rini kapan nih ngenalin pacarnya ke mama? Adikmu saja udah ada gandengan masa kamu gak ada kak." Goda sang mama, Rini yang dibicarakan hanya mendengus kesal. "Ish mama mah, aku kapan aja deh, belum ada yang sreg sama aku."

"Heleh bilang aja gak laku, truk aja gandengan masa kakak ndak sih." Ejek Putra, Rini menjewer kuping Putra cukup keras. Duh masih pagi loh bikin kesal aja si Putra.

TOKK

TOKK

Pintu rumah Putra diketuk, papanya yang sedang ngopi sambil membaca koran membukakan pintunya, dia yakin sih kalau itu calon besannya. Dan ternyata yang datang bukan keluarga Retno, tapi keluarga Saras, keluarga Saras diizinkan masuk ke dalam rumahnya, papanya memanggil istrinya beserta anak anaknya.

Putra terkejut, kirain yang datang Retno ternyata yang datang jelmaan nenek sihir. Dia duduk di sofa dekat kakaknya, Rini? Gak usah ditanya, mukanya judes banget udah kek mau nyakar si Saras aja.

"Ada apa bapak dan ibu datang ke rumah saya?" Pembuka suara sekaligus pertanyaan dari papa Putra.

Sebelum menjawab pertanyaan papa Putra, pintu rumah Putra diketuk kembali, Rini kemudian mengecek siapa tamu yang datang. Rini tersenyum melihat siapa tamunya. "Eh Retno, silahkan masuk Tante Om."

"Terima kasih kak, yuk Bun yah masuk." Retno pun masuk ke dalam rumah Retno, dia bingung kenapa ada Saras di rumah Putra, kemudian dia salam kepada orang tua Putra dan Saras, setelah itu dia duduk di sebelah Putra.

"Jadi kedatangan saya kesini, anak saya Saras ingin melamar anak bapak yang bernama Putra." Semuanya yang disitu kaget dong kecuali Retno dia hanya mendengus sebal. Putra bisa melihat kalau Saras sedang menunggu jawaban dia.

"Maaf om, saya tidak bisa menerima lamaran om, saya udah punya pacar sekaligus calon istri saya kelak, jadi saya tidak bisa menerima lamaran ini." Saras menggeram, giginya di gesekan kalau kita dekat dengannya, mungkin bisa mendengar gesekan di giginya.

"Apa yang kamu sukai sih sama Retno, Put. Dia aja gak bisa bikin kamu punya keturunan, dia laki Put, laki kayak Lo, mending lu sama gue, gue cantik, gue juga bisa beri Lo keturunan." Ucap Saras.

"Retno memang laki-laki, walaupun dia memang gak bisa hamil, tapi gue sayang sama dia, lu gak bisa mencaci dia, gue sayang sama dia karena dia itu Retno bukan yang lain, kalau memang gue gak punya keturunan gue bisa adopsi." Retno mendengar penuturan Putra hanya bisa tersenyum, dia tidak salah pilih mencintai seseorang yang sayang sama dia selain keluarganya.

"Tapi Put-" omongan Saras tidak selesai karena ibunya udah menarik Saras untuk keluar dari rumah Putra. Ayahnya Saras meminta maaf atas kejadian tadi, dia berjanji dia akan pindah dan Saras tidak akan menganggu Putra dan Retno lagi.

Retno memeluk erat Putra, dia mengucapkan beribu ribu terima kasih pada Putra, Putra membalas pelukan itu memberikan kesan hangat untuk Retno, keluarganya yang melihat itu hanya bisa tersenyum.

"Lebih baik kamu lamar aja sekarang Putra, mumpung 2 keluarga lagi ngumpul." Saran Rini, Putra mengangguk kemudian dia berlari ke kamarnya untuk mengambil cincin yang telah dia siapkan, untuk melamar Retno nanti. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan dia menghirup banyak oksigen kemudian turun menuju keluarganya.

"Retno, mas bukan orang yang romantis, bukan juga orang yang bisa bikin pasangan mas bahagia, tapi mas akan usahakan bikin pasangan mas hidup bahagia sama mas, mas juga orangnya ceroboh, dan juga butuh bimbingan dalam suatu hal seperti sekarang, mas yakin kalau kamu jodoh mas yang di titipkan sama Tuhan, mas yakin kamu bisa bimbing mas jauh lebih baik, mas yakin kamu bisa jadi ibu dari anak kita nanti, jadi Retno kamu mau terima lamaran mas?" Ucapan Putra bikin semua yang disana terharu, Retno dia menangis kemudian memeluk Putra dengan erat, dia menganggukkan kepalanya. Putra tersenyum puas kemudian dia memasangkan cincin yang telah dia siapkan. Retno senangnya bukan main, cincinnya indah.

Walaupun terlihat sederhana tapi ini cukup bagus jika di pake

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Walaupun terlihat sederhana tapi ini cukup bagus jika di pake.

"Cincinnya bagus mas, makasih untuk semuanya, makasih mas mau mencintai aku, makasih buat semua yang mas berikan sama aku, aku bahagia karena mas milih aku jadi calon istri mas, terima kasih sekali lagi mas, aku bahagia." Ucap lirih Retno

"Jangan terima kasih sayang, yang seharusnya terima kasih itu mas bukan kamu, kamu yang bikin mas bisa mencintai kembali, kamu yang bisa bikin mas bahagia, kamu yang terbaik dari yang terbaik No." Retno tersenyum kemudian mencium pipi tunangannya.

"Selamat yah sayang, bunda doain kamu sama Putra, selalu diberikan kesehatan dan diberikan kemudahan semuanya." Ucap ibu Retno.

"Mama juga Putra, jaga yah nak Retnonya, mama percaya kamu bisa jaga Retno." Mamanya tersenyum kemudian memeluk Retno. "Terima kasih sudah mau menerima anak Tante yang tengil ini." Retno hanya terkekeh mendengar penuturan mamanya Putra.

"Selamat kak Retno, kurangin galaknya kak, udah ada calon loh kamu kak hehehe." Retno tertawa mendengar ucapan adiknya.

"Adek mas udah dilamar aja, kurangin yah jahilnya, kasian loh calon suami kamu nanti, semoga kamu sehat terus yah dek." Retno hanya mengangguk patuh.

Mereka semua pun gembira dengan pertunangan Putra dan Retno, kemudian mereka pergi untuk piknik yang tertunda tadi.

T
B
C

Saras udah kapok keknya gengs, terima kasih sudah mau mampir, selalu jaga kesehatan yah

Ketua BEM Is My Boyfriend {END}✔️Where stories live. Discover now