Part 18

11.4K 1K 84
                                    

Sudah 10 hari Retno mendiamkan Putra, dan 10 hari tersebut pula, Saras mulai berani mendekati Putra. Dari mengajaknya makan, mengajaknya jalan-jalan dan lainnya. Tapi tidak ada satupun yang di gubris sama Putra. Putra kangen sama Retno, walaupun hubungannya cukup renggang, hatinya belum siap untuk ditinggalkan.

"No udah 10 hari loh, gak kasian apa sama bang Putra?" Tanya Surya.

"Iya maaf, kayaknya udah deh drama drama indiannya, aku aja udah Gedeg sama tuh cewek, bisa bisanya nyari kesempatan dalam kesempitan." Aldi ketawa mendengar penuturan Retno.

"Makanya udahan dramanya, kasian bang Putra." Rian dan Reynaldi udah tau perihal drama yang dibuat Retno, jadi mereka berdua santai gak kayak Putra kayak tengkorak hidup, mati gak mau hidup pun tak segan.

Istirahat telah tiba, seperti biasanya Retno dan Aldi akan makan siang di Fakultas Ekonomi. Disana sudah ada Rian, Rey, Putra, Surya, dan tentu saja emak lampir si Saras. Dia sedang menggelayutkan tangannya ke Putra. Retno yang melihat itu jengah kemudian dia mengebrak meja kantin tersebut membuat seluruh atensi mahasiswa disana melihat ke arah Retno.

Mereka ber-enam kaget, sampai Aldi latah menyebutkan 'mama minta kikoooo' dia menutup mulutnya malu, soalnya ada pacarnya disitu, Rian melihat Aldi merasa gemas.

Retno mendekati Saras dan Putra, Retno menarik rambut Saras kuat membuat Saras kesakitan. "Hai kakak lonte, udah puas dekatin cowok gue?" Mahasiswa di kantin kaget mendengar penuturan Retno, yah gimana anak yang terlihat culun, bisa bisanya berkata kasar dan apa tadi, Putra sama Retno pacaran!?

Saras tidak terima kemudian membalikkan badannya dan menendang perut Retno, Retno cukup terhuyung ke belakang, Untung gak jatuh.

"Apa maksud Lo ngatain gue lonte." Teriak Saras.

"Ohh ga sadar mbak? Lu kan Lonte, oh atau jalang, eh kayaknya sama aja iyakan Aldi, Surya?" Tanya Retno dengan muka memelasnya.

"Iya, kak Saras kan Lonte." Ucap Aldi

"Duh menjijikkan, kayaknya bukan lonte deh lebih ke sampah masyarakat." Ucap Surya membuat Saras makin geram dengan ketiganya.

Saras maju dann...

PLAKKK

Saras menampar cukup kencang wajah Retno, membuat Retno memasang wajah datarnya, rambut Saras ditarik kembali oleh Retno dan Retno melemparkan Saras ke arah meja dekat Putra. Putra cengo, pacarnya sangar euyyy, jadi takut kalau dia marah jadi maungg.

PLAKK

PLAKKK

PLAKK

PLAKKK

Tamparan bertubi-tubi didapatkan oleh Saras, Retno tersenyum licik. "Duh mbak, lu salah lawan mbak, gue gak takut sama lu, siapapun lu, walaupun lu cewek gak bikin gue takut, lu lawan gue, siap siap aja untuk kalah, dan foto lu sama Putra itu, gue tau lu jebak dia, dan bodohnya pacar gue itu gak ngasih penjelasan malah biarin gue rindu sama dia 10 hari. Aldi tolong bawa sini hp lu." Aldi membawa hpnya menuju Retno.

"Lu mau gak bantuin gue li"

"Bantu apa Saras?"

"Bantu hancurkan hubungan Putra sama pacarnya."

"Gak mau gue, bukan gaya gue ngerusak hubungan orang"

"Oh lu gak mau, atau gue suruh bokap gue cabut saham yang ada di perusahaan bokaplu?"

"Jangan Sar, iya gue bantu, apa yang harus gue lakuin."

"Lu nanti pura pura jadi penjalan kaki, nanti lu tawarin si Putra air yang lu kasih, yang udah gue kasih obat tidur, lu jangan lupa pake masker, biar gak ketahuan sama Putra."

"Oke, kasih tau gue aja kapan dan dimana gue harus lakuin."

"Bagus, jadikan perusahaan bokap lu gak kenapa-napa."

Mata Saras terbelalak, dia kaget, bagaimana Aldi bisa merekam percakapan dia dan Lili, kemarin dia sudah periksa, dan hanya tinggal mereka berdua.

"Kaget lu kan? Bisa bisanya ngancam orang dengan cara mencabut saham orang, ckk licik sekali."

Saras mengeram marah dan Saras tersenyum kembali, oh dia belum kalah, dia masih ada senjata andalan. "Put, lu tau gak, pacar lo ini main belakang sama Lo." Putra yang mendengar tersebut menatap marah pada Saras. Retno? Dia bingung kapan dia selingkuh.

"Bisa bisanya lu fitnah Retno? Gue tau Retno gimana, walaupun kami hanya sebentar untuk perkenalan tapi gue tau dia gimana." Ucap Putra membuat Saras tampak geram.

"Lu gak percaya Put? Bentar gue ada buktinya." Saras mengeluarkan hpnya dan memperlihatkan foto Retno bersama Satria, Putra tentu saja tidak tau siapa Satria, Putra menatap sendu kepada Retno.

"Percayakan Put, hahaha sekarang lu gak bisa ngelak." Saras menunjukkan foto tersebut kepada Retno, Retno ketawa ngakak melihat foto tersebut. Putra dan Saras yang melihat itu terlihat bingung.

"Hahahah goblok banget sih, wkwkwkwk itu Abang gue tolol, Al, Sur masa gue incest sama Abang gue sendiri, nih lonte gak ada otak emang wkwkwk." Aldi sama Surya juga tertawa melihat foto tersebut. Saras disana malu, malu bukan main, dilihat oleh teman seperjurusannya, adik tingkatnya, dia malu.

"Saras mending lu nyerah aja deh, soalnya gue gak sebejad elu, jadi P-H-O." Tawa Retno pecah kembali.

Kantin menjadi ricuh karena ribut dari mahasiswa yang menonton mereka.

"Malu maluin aja lu Ras, PHO"

"Iya PHO, orang pacaran aja jadi perusak gimana nanti sama suami orang, jadi pelakor kali yah hahaha."

"Namanya juga jalang, gue juga udah Gedeg sih sama dia, sok cantik padahal mah buriq, tapi kalau dilihat Retno cantik juga, cocok sih sama Putra."

"Iya iya, mereka cocok, hmm gue bikin PuNo shipper, awww keren."

"Gue ikut dong kapal PuNo."

(Gue yang jadi kapten kapan PuNo🌚)

Saras pergi dari kantin tersebut, dia malu dengan apa yang dibuat Retno dan teman temannya. Retno menghela nafasnya, dia melihat Putra yang sedang menatap dia juga.

"Mas, aku kangen" Retno langsung memeluk Putra yang masih termenung dengan kejadian tersebut, yah walaupun masalahnya gak terlalu berat, tapi hal ini bisa menjadi pelajaran buat dia.

"No, yang tadi di foto itu Abang kamu? Kok mas gak tau?" Tanya Putra.

Retno memutar bola matanya dan memukul bahu Putra dengan cukup kuat. "Makanya main dong kerumah, bunda aja pengen liat kamu mas." Putra terkekeh dan memeluk erat Retno, dia cukup senang mendengar penuturan Retno, camernya pengen ketemu dia.

"Aduh gemes banget pacar mas, makasih yah udah percaya sama mas, udah jangan hukum mas lagi, mas capek nungguin kamu 10 hari, 10 hari seperti 10 tahun untuk mas." Muka Retno memerah mendengar penuturan Putra. Teman temannya yang melihat menatap jijik dengan pasangan tersebut.

"Hehehe, ya udah mas main yah kerumah nanti, oh iya bang Rian, bang Reynaldi juga boleh hehehehe, kita foursome nanti." Cengir Retno. Aldi sama Surya cengo mendengar penuturan Retno.

"RETNOOO LU PIKIR COWOK GUE GIGOLO APAAAAA." Amuk Surya dan Aldi, mereka tanpa sengaja berbicara dengan serempak, Retno tertawa melihat kedua temannya.

"Canda ish, kalian juga datang, dirumah soalnya lamaran mas Satria sama kak Rio, datang yah." Aldi sama Surya tentu saja antusias dong.

"Oke No, akhirnya ketemu mas ganteng." Monolog Aldi, membuat Rian menarik tangannya Aldi dan mengepetnya ke ketiaknya.

"Jangan nakal sayang, nanti kamu aku hukum mau?"

"Canda bang hehehe."

Mereka akhirnya tertawa lepas bersama, masalah Retno dengan Saras juga selesai. Semoga aja Saras kapok dengan tingkahnya.

T
B
C

Terimakasih sudah mau mampir

Ketua BEM Is My Boyfriend {END}✔️Where stories live. Discover now