Part 17

11K 1K 34
                                    

Putra sedang menunggu Saras di taman yang telah mereka janjikan sebelumnya, dia sudah hampir menunggu setengah jam disana. "Ckk mana sih tuh cewek, udah banyak nyamuk lagi." Putra masih bersabar menunggu Saras sampai akhirnya ada seseorang yang menghampirinya. Tidak itu bukan Saras melainkan perempuan yang menawari minumannya.

"Permisi, ini untuk kamu, saya lihat kamu daritadi duduk disini sudah cukup lama, lagi nunggu seseorang?" Tanya cewek tersebut sembari memberikan mineral waternya kepada Putra. Putra mengambilnya dan mengucapkan terima kasih sebelumnya. "Iya saya menunggu teman saya."

"Ya udah kalau begitu saya duluan, permisi." Cewek tadi pun pergi meninggalkan Putra sendiri di taman tersebut. Cewek tadi sebenarnya tidak pergi hanya saja bersembunyi dari Putra, yah tidak terlalu jauh juga, masih bisa mengintai Putra. Cewek tadi tersenyum licik karena Putra meminum air yang ditawarkannya tadi.

Putra meminumnya, kepala dia sedikit pusing dan sedikit mengantuk, tidak lama kemudian Putra tertidur. Cewek tadi mendekat bersama dengan Saras, Saras tersenyum melihat Putra sedang tertidur. "Lu ganteng banget Put, padahal lagi tidur tetap aja ganteng. Kalian bawa Putra ke hotel xxx lantai 5 no 235, nanti gue nyusul lu kesana. Oh yah jangan lupa buka bajunya, cukup bajunya saja." Suruhan Sara mengangguk kemudian Saras memberikan kunci hotel tersebut, dan membiarkan suruhannya bekerja.

Putra di gotong oleh suruhan Saras menuju hotel yang telah disiapkan Saras. Sampai di kamar putra sudah dalam keadaan toples. Saras tersenyum licik, kemudian dia membuka bajunya dan membaringkan dirinya di sebelah Putra, dia memfoto dirinya dan Putra seakan-akan mereka telah melakukan kegiatan panas.

Saras melihat hp putra di meja, dia membuka hp tersebut dan bodohnya hp Putra tidak di kunci, kesempatan emas dong buat Saras. Dia mencari kontak Retno, setelah menemukannya dia mengirim foto dirinya tadi kepada Retno, dia ingin melihat reaksi apa yang ditunjukkan Retno.

Saras memakai bajunya kembali. "Sebenarnya sih kalau gue mau, udah gue lakuin Put, tapi tunggu lu sama Retno putus deh." Saras pun keluar dari kamar hotel tersebut dan membiarkan Putra tertidur di hotel.

~¥~¥~¥~¥~¥~¥~¥~

Matahari sudah terbit, Putra terbangun dari tidurnya. Dia masih mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal dan belum menyadari apapun. Setelah 15 menit mengumpulkan nyawa Putra bingung, kok dia berada di kamar, perasaan dia semalam di taman dan kenapa dia toples?

Dia langsung mengambil hpnya dia atas meja setelah itu pergi dari kamar tersebut, dia cukup heran siapa yang membawanya ke hotel tersebut. Dia pergi dari hotel tadi menuju rumahnya, Untung saja hotel tadi tidak jauh dengan rumahnya, jadi tidak terlambat untuk ke kampus.

Retno terbangun dari tidurnya karena teriakan bundanya yang memarahi abangnya, dia terkejut karena teriakan bundanya. "Ya Allah masih pagi loh udah ribut aja." Dia melihat notif masuk di hpnya, ternyata itu dari pacarnya, dia melihat isi pesan tersebut dan......

Yah dia terkejut melihat foto yang dikirim oleh Saras semalam, dia melihat Saras dan Putra 1 kamar dengan keadaan yang cukup vulgar. Retno tertawa melihat hal itu. "Oh udah mulai toh permainannya, oke gue ikut alurnya deh, hmm gue harus gimana yah pas marah sama Mas Putra, jadi bingung." Putra masih tertawa dengan pikirannya, kemudian dia ingin bersiap diri karena dia punya jadwal pagi.

~¥~¥~¥~¥~¥~¥~¥~¥~

Sesampainya di kampus, Retno memasang muka datarnya, temannya yang melihat Ekspresi dari Retno cukup takut, pasalnya baru kali ini Retno datar dan itu terlihat seram, seperti perempuan sedang pms.
"No lu Napa dah, sawan yah lu." Tanya Surya, Retno melihat Surya sebentar kemudian menghela nafas. "Diam deh, gue lagi pura pura marah tau, tadi pagi si Saras make hp mas Putra ngirim foto dia dan Mas Putra dalam keadaan cukup vulgar, gue tau sih mas Putra di jebak wkwkwkw, jadi yah gue pura pura marah aja biar tuh cewek senang, nanti kalau udah capek mainnya, gue buka deh topeng gue." Penuturan Retno membuat Surya dan Aldi menatap Retno kagum. "Duh temen gue." Dan hanya cengiran Retno, Surya dan Aldi terdengar.

Istirahat tiba, Retno dan Aldi seperti biasanya pergi ke fakultas Ekonomi untuk menemui Surya dan makan di kantin fakultasnya.

Mereka sedang asik makan dan mengobrol, tiba tiba saja Putra dan temannya datang dan langsung duduk di sebelah pasangannya masing-masing. Retno memasang wajah datarnya kepada Putra, Putra tentu saja bingung, kenapa dengan pacarnya ini. "Dek kamu kenapa? Tumben, biasanya kamu langsung nyambut Abang." Penuturan dari Putra membuat Retno menahan ketawanya, interaksi keduanya masih dipantau oleh Saras disana, yah dia masih memantau gimana nantinya.

"Males ahh sama mas, kalau mas bosen sama aku teh bilang, gak usah main dibelakang aku, sakit mas sakit." Putra makin bingung, dia main belakang? Sejak kapan.

"Siapa yang main belakang dek?" Tanya Putra. Retno kemudian mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan foto yang Saras kirim tadi. Mata Putra melotot, dia kaget, kejadian semalam aja dia tidak ingat.

"Dek mas bisa jelasin, itu bukan kejadian sebenarnya, mas gak tau apa-apa." Putra mengengam tangan Retno, Retno diam setelah itu dia menghempaskan tangan Putra dan pergi dari kantin tersebut. Suasana hening, Surya dan Aldi menyusul Retno, disana Putra masih menatap punggung Retno dari kejauhan. Saras tersenyum puas, yah dia puas karena berhasil bikin mereka renggang. "Yah untuk sekarang belum ada kata putus sih, mungkin bentar lagi."

Aldi dan Surya menyusul Retno, Retno masih ketawa geli dengan tingkah pacarnya. "Noo gila sih lu, kasian tau bang Putra."

"Biarin aja, aku mau bikin si Saras senang dulu, nanti kalau udah selesai gue baru deh bongkar kebusukan dia." Senyum Retno

"Oh ya No, kayaknya rekaman ini bisa membantu menjatuhkan si Saras." Tutur Aldi.

"Ahh Aldi, kok baru kasih sekarang, padahal kamu rekamnya udah lama." Aldi hanya cengengesan, Retno mendengus kesal.

"Udah-udah mending kita masuk ke kelas, gue balik dulu yah."

"Oke Surya byee."

Setelah itu mereka pun pergi ke kelas masing-masing.

Putra di dalam kelas melamun, Rian dan Rey menatap iba kepada Putra. "Put untuk sementara biarin Retno sendiri, dia butuh waktu untuk memahami semuanya, gue aja cukup kaget lihat foto tadi, sabar yah." Perkataan Rian membuat Putra sedikit lega. Saras disana senyum seperti nenek sihir. "Bentar lagi lu putus, terus gue bisa dekatin lu lagi Put." Batin Saras

Waktu pulang telah tiba, Retno pulang bersama Aldi dan Surya, dia melihat Putra yang sedang menunduk lesu. "Sabar yah mas, aku gak mungkin akan lepasin kamu, kamu orang pertama yang buat aku jatuh cinta, aku mau bermain dulu sama si jalang itu." Batin Retno, kemudian dia pergi menuju parkiran mobil Surya berada.

T
B
C

Terima kasih sudah mau mampir
Selalu jaga kesehatannya

Ketua BEM Is My Boyfriend {END}✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz