53. Rencana Arian

1.5K 143 33
                                    

"Jalani hidup seperti apa yang kamu inginkan. Hidup ini terlalu singkat hanya untuk mencemaskan apa yang orang lain pikirkan tentangmu."

——————————


"Jangan pernah lo lakuin itu Arian!" teriak Ana.

"Kenapa? Hah? Gue udah muak sama Pasandra yang selalu menang dari Eagle, gue muak liat mereka yang selalu nganggap remeh Eagle, gue muak saat mereka mandang rendah Eagle!!" balas Arian yang juga berteriak tak kalah keras.

"Tapi bukan gini caranya, kalian bisa bicarain baik-baik. Dengan gini lo justru paling brengsek dengan ngadu domba Rifa dan Agam demi kepuasan lo sendiri. Itu gak akan buat lo menang apalagi setara dengan Pasandra!" Ana menekan setiap kata yang di ucapkannya.

Kesal mendengan perkataan Ana, tanpa perasaan Arian menjambak rambut gadis itu.

"Jaga ucapan lo! Ingat gue tunangan lo, seharusnya lo dukung gue bukan malah ngebela temen-temen brengsek lo itu! Satu hal lagi yang harus lo pahami, gue gak ngadu domba si anjing Agam dengan sahabat bangsat lo itu. Gue justru berbaik hati memberikan informasi yang Agam gak tau!"

"Lo yang brengsek anjing!! Informasi apa hah? Kalo kita udah tunangan? Lalu apa hubungannya pertunangan kita sama Agam? Apa hubungannya sama kehancuran Pasandra? bahkan Rifa ataupun Pavvella gak tau pertunangan kita. Lo justru ungkap aib sendiri di depan musuh lo!!"

Arian semakin mengeraskan rahangnya. "Walaupun gue gak suka sama lo, atau siapapun orang yang di jodohkan dengan gue, baik gue suka ataupun enggak. Tapi saat orang itu udah terikat sama gue dia gak berhak menghina hubungan ini. Lo bilang aib? Gue gak pernah anggap aib pertunangan ini. Sekali lagi gue peringatin jaga omongan lo, atau gue gak segan-segan buat robek mulut sialan lo itu. Keputusan gue gak bisa di ganggu gugat! Benar atau salah, baik atau enggak gue tetap akan menghancurkan Pasandra apapun caranya," ucap Arian dingin.

"Lo cukup diam, jangan pernah ikut campur apapun. Kalo semua yang gue lakuin buat lo takut kehilangan temen-temen dan sahabat lo, lo gak perlu takut. Ada gue, gue gak akan tinggalin lo apapun yang terjadi," lanjutnya.

Setelah mengucapkan itu Arian keluar dari rumah Ana. Ia tak menghiraukan teriakan gadis yang berstatus sebagai tunangannya itu, dan berlalu begitu saja dengan motor sportnya.

"Arian!"

"Arian gue mohon jangan lakuin itu!"

"Arian kembali!"

°°°

Rifa berjalan lunglai menuju rumahnya, ternyata ketika ia fokus pada pelajaran dan berusaha menjadi anak baik itu lebih sulit, membuatnya lelah dan membutuhkan banyak energi dibanding hanya berteriak memaki para korbannya.

Saat ia membuka pintu, berharap ketenangan yang ia dapat untuk meredakan rasa lelahnya, justru malah sebaliknya. Ia dihadapkan dengan Hilsa yang sesenggukan dengan Tomi yang terlihat menahan emosi. Ahh, jangan lupakan Elis yang teriak-teriak tidak jelas, dan di sahuti teriakan Amora yang berusaha menenangkan Ibunya.

Sepertinya, emosi Rifa yang di tahan sejak pagi akan meledak saat ini. Tunggu saja seseorang di antara mereka angkat bicara untuk menyulutnya.

Tanpa banyak bicara, Rifa menarik lembut lengan Elis yang sedang lari-lari. Membawanya ke kamar tanpa sepatah katapun.

"Mama diem disini ya, jangan keluar. Nonton youtube aja," ujar Rifa seraya menyerahkan ponselnya yang sudah menampilkan beranda dari aplikasi video itu.

"Iya, iya, iya. Youtube, iya youtube," celoteh Elis.

Setelah di pastikan ibunya anteng dengan ponselnya, Rifa kembali depan.

Look At Me [END!]Where stories live. Discover now