Kisah Kita

99 14 6
                                    

Karya author Pyopyo02
















Di lorong sebuah sekolah terlihat 2 orang murid laki-laki dan perempuan sedang berjalan terburu-buru . Terlihat jika si murid laki-laki menggenggam erat tangan si murid perempuan, meminta si perempuan untuk mengikuti langkah kaki lebarnya.

Tujuan mereka adalah rooftop sekolah. Begitu sampai si laki-laki langsung menghempas tangan si perempuan yang sudah memerah karena genggamannya yang terlalu erat.

"Kamu kenapa sih Gas?" tanya si perempuan sambil mengelus pergelangan tangannya yang terasa sakit.

"Kamu yang kenapa Din." Bagas nama si murid laki-laki itu terlihat begitu frustasi.

"Aku? Emangnya aku kenapa."

Bagas mengusak rambutnya kasar. "Dinda, kamu sadar gak sih, apa yang kamu lakuin tadi itu udah buat aku malu."

Dinda menatap Bagas bingung.
"Malu? Malu kamu bilang?" Dinda menghembuskan nafasnya berat. "Bagian mana yang bikin kamu malu. Apa salah saat aku lihat pacar aku sendiri di rangkul-rangkul cewek lain. Apa aku gak pantas buat marah?" Dinda sekuat tenaga menahan emosinya.

"Kamu yang gak tau apa-apa. Wajar kalau Grace dekat sama aku. Aku ini anggota tim basket dan Grace anggota Cheerleaders, ya secara otomatis kita dekat."

Dinda menggeleng, dia memegang tangan Bagas.
"Dia tuh suka sama kamu Gas." ucapan Dinda seketika membuat Bagas menegang, tapi buru-buru dia mengontrol emosinya.

"Maksud kamu apa, jangan nuduh macam-macam." Bagas melepas tangan Dinda. Dinda menatap sendu tangannya yang menggantung bebas.

"Aku dan Grace itu sama-sama perempuan. Aku tau dari tatapan Grace ke kamu itu beda. Tatapan Grace ke kamu itu penuh puja. Aku cuma takut, aku takut kalau..kalau kamu juga suka sama dia." Bagas menatap Dinda terkejut.

"Jangan ngaco deh kamu. Stop ya Dinda, aku udah capek sama sifat kamu yang terlalu posesif ke aku. Aku mau bebas Din, aku mau main sama teman-teman aku dengan tengan tanpa teror pesan dari kamu. Kamu gak bisa ubah sifat posesif itu dari dulu, aku merasa terkekang sama kamu. Kalau kamu kayak gini terus, mendingan kita putus aja."

Dinda terkejut. Dia menggeleng kuat, dan mencoba memegang tangan Bagas.
"Enggak. Aku gak mau putus, aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu..aku gak mau putus."

Dinda mulai menangis, ini yang dia takutkan, kalau sampai Bagas memutuskannya. Dinda akui dia salah selama ini sudah terlalu posesif ke Bagas. Tapi itu Dinda lakukan karena dia terlalu takut kalau sampai Bagas tergoda dengan orang lain.
"Aku minta maaf Gas, aku janji gak akan terlalu posesif ke kamu lagi. Tapi aku mohon jangan putusin aku..aku gak mau."

Tidak peduli apa itu harga diri, Dinda bahkan rela memohon pada Bagas agar tidak memutuskannya. Hampir saja Bagas luluh melihat Dinda memohon seperti itu. Tapi Bagas mencoba bertahan dengan pendiriannya. Ini semua demi Dinda, Bagas ingin Dinda sadar karena selama ini Dinda sudah keterlaluan dengan sifat posesifnya itu. Sebenarnya Bagas tidak benar-benar ingin memutuskan Dinda. Dia juga masih mencintai kekasihnya ini.

"Oke, aku kasih kamu satu kesempatan. Tapi tolong hilangkan sifat posesif kamu itu, dan tolong jangan pernah nyepam aku dengan chat gak berguna kamu itu. Paham." Dinda mengangguk pelan, dia lega setidaknya Bagas tidak jadi memutuskan hubungan dengannya.

Setelahnya Bagas pergi meninggalkan Dinda seorang diri di rooftop sekolah. Dinda menatap sendu punggung Bagas yang menjauh dari pandangannya.
"Lalu aku harus apa Gas. Apa aku harus diam aja, saat pacar aku terang-terangan selingkuh di belakangku." Dinda menepuk dadanya yang terasa sesak.

ONESHOOT ASRAMA WATTPADWhere stories live. Discover now