Tak Kasat Mata

20 5 0
                                    

Aku berjalan-jalan di lorong sekolah yang lumayan cukup gelap. Hidungku mencium aroma bau busuk, ntah berasal dari mana sumber bau itu.

Semakin aku masuk ke dalam lorong, semakin kuat bau busuk itu kucium. Aku sudah merasa risih, ingin sekali cepat-cepat keluar dari tempat ini.

Aku berlari sangat kencang untuk segera meninggalkan tempat ini, tapi mengapa? Aku masih berada di sini? Aku seperti diajak berputar-putar di tempat yang menakutkan ini.

"Ada yang mau mengajakku bermain, 'kah?"

"Tolong, keluarkan aku dari tempat ini. Apa maumu? Aku tidak menganggumu. Aku hanya numpang lewat saja. Apa itu salah?"

Aku memerhatikan seperti ada seseorang yang cukup jauh dari pandanganku. Tapi mengapa? Dia semakin mendekat kepadaku. Apa itu? Oh tidak, dia semakin mendekat. Aku harus melakukan apa? Andai, aku bisa menghilang, akan aku lakukan sekarang juga.

"AAAAAAAAAAAA!"

Aku meremas kuat rok berwarna abuku, tidak ada yang bisa kulakukan lagi, dia sudah ada dihadapanku. Rambut yang panjang, dan darah yang berceceran dari beberapa bagian tubuhnya, membuat perasaanku semakin menakutkan. Bagaimana tidak menakutkan, wajahnya rusak. Bola matanya tidak ada satu. Kepalanya hampir putus, dan kakinya tidak ada satu. Menakutkan sekali, bukan?

Aku menghela nafas kuat, aku berusaha bersikap tenang. "Ada yang bisa saya bantu?" tanyaku kepadanya.

Dia menunjukanku sebuah tempat. Aku memerhatikan tempat itu, mengapa dia menunjukkanku tempat itu? Ada apa?

Aku kembali menoleh ke hadapan orang yang menyeramkan tadi. Tidak ku sangka, dia sudah pergi meninggalkanku begitu saja, dia sama sekali tidak berbuat jahat kepadaku.

"JAZZY!" teriak seorang laki-laki, yang berlari menuju gadis yang sedang menahan ketakutannya.

Jazzy, ya. Itu namaku. Jazzy Arabella.

"Lo kenapa, Jaz? Gue cariin lo," ujar laki-laki itu, dengan postur tubuh yang lumayan tinggi.

Jazzy menelan ludahnya, tidak mungkin ia bercerita tentang apa yang sudah terjadi pada dirinya.

"Pergi aja, yu," ajak Jazzy kepada lelaki itu.

Disaat Jazzy akan pergi dari tempat itu, tiba-tiba orang yang menyeramkan tadi muncul dipandangannya lagi.

Jazzy memicingkan matanya sejenak, lalu ia menelan ludahnya.

***

"Jaz," ucap seorang gadis bernama Tania. "Lo ditantangin sama OSIS!"

Jazzy membulatkan pandangannya ke hadapan Tania. "Tantangin?" tanya-nya tidak menyangka.

"Iya, lo punya mata batin. Jadi, mereka mau nantangin lo aja katanya, sih!" jelasnya.

"Gue nggak mau!" tolak Jazzy mentah-mentah.

"Ko gitu, Jaz? Lo mau, direndahin terus sama OSIS?"

"Gue nggak peduli."

"Udah, nggak usah diladenin, Jaz. Dari pada lo kenapa-kenapa," ujar seorang laki-laki yang baru datang.

"Ikut campur aja lo, Zo. Ini urusan perempuan, " sentak Tania tidak suka kepada ucapan lelaki itu.

"Tan, bener omongan Kenzo. Lo mau gue kenapa-kenapa?"

"Nggak, Jaz. Gue cuma nggak suka aja, lo direndahin terus sama OSIS!"

***

Jazzy sedang menulis di meja belajar yang ada di dalam kamarnya. Pandangannya teralihkan kepada sebuah kaca, seperti ada bayangan di sana.

ONESHOOT ASRAMA WATTPADWhere stories live. Discover now