Part : 8

1.9K 125 8
                                    

Hi, i'm back
Typo? Abaikan saja

[Pernyataan kami]
.
.

Happy reading 🌼

Suara gerungan motor terdengar nyaring dari arena balapan, memperlihatkan kedua kubu yang sudah bersiap sesekali menyaring kan gerungan motor mereka satu per satu.

Arena yang mereka gunakan memang sudah tak asing, sudah banyak yang melakukan balapan liar disana jalanan yang memang dikhususkan untuk latihan balapan tapi mereka gunakan untuk balapan liar yang entah apa taruhannya.

Axel menatap lawan disebelahnya dengan aura permusuhan, tak ada tatapan damai sedikit pun dari matanya.

"Lo kalah Lo lemah!" Saut kubu Leon merendahkan.

"Ck, belum tau aja dia" gumam Langit.

[Si tampan yang menguras dompet]Fyi: mereka balapan malem malem yaa

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

[Si tampan yang menguras dompet]
Fyi: mereka balapan malem malem yaa

•••

Prritt~

Suara peluit sudah disiulkan, mengalihkan titik fokus kedua kubu, seorang wanita sudah berjalan ke tengah tengah pembatas antara kedua kubu dengan membawa bendera khas dunia balapan.

Kennand agak menggidik ngeri melihat penampilan wanita itu, sebenarnya sudah biasa dalam balapan ada wanita seperti itu tapi yang membuat Kennand ngeri apa gak dingin malam malam pake baju sependek itu?.

Peluit sudah disiulkan kembali tanda balapan sudah seharusnya dimulai.

Lantas kedua kubu otomatis menaikan kecepatan motornya masing-masing, memperebutkan gelar juara yang entah apa balasan dan taruhan nya.

•••

Hazel mendongak lemah, di depannya buku buku berantakan ia sangat lelah dengan tugas sekolah yang tidak ada habisnya.

Apalagi ini matematika dan IPA tengah collab, rasanya kepala ini akan meledak begitu saja.

"Aneh banget ada orang yang minat pelajaran ginian, otak baja apa begimana?" Gumamnya emosi. "Titisan apaan tuh yang demen pelajaran lucknut ini" lanjutnya menggerutu.

Jari jemarinya menyenggol sebuah pulpen disebelahnya, membuat ia harus merendahkan badannya untuk mengambil pulpen yang terjatuh itu.

Saat ia hendak mengambil pulpen itu matanya tertuju pada kain hitam yang terlipat di dalam lacinya, dan Hazel pun mengambilnya karena penasaran. Dilihatnya jaket Kennand yang ia pakai saat menutupi rok nya yang robek waktu itu.

Kennand Perfect BoyfriendOnde as histórias ganham vida. Descobre agora