Part : 64

540 42 0
                                    

Happy reading


Azlan terperanjat bangun dari tidurnya, itu hanya mimpi. Tapi ia begitu merasakan semuanya seakan-akan itu adalah sebuah kejadian nyata.

Matanya yang basah dan sembab, juga perasaan yang campur aduk karena mimpi anehnya itu.

"Jio, kita dimana?" Azlan menggosok-gosok matanya, dan bertanya pada sepupunya yang nampak berekspresi panik disebelahnya.

"Abang kenapa? Jio bangunin dari tadi, Abang mimpi apa? Sampai nangis-nangis?"

"Jio, Abang tanya kita dimana?"

"Kita kan udah sampe Amerika bang, kata Abang besok pagi baru kita temuin Hazel."

"Kita udah nyampe?" Tanya Azlan dengan wajah yang benar-benar seperti orang kebingungan.

"Dari tadi bang, Abang kenapa si? Kesambet?"

Azlan menggeleng. "Abang mimpi buruk." Jawabnya.

"Mimpi apaan bang? Sampai nangis, dikejar setan?"

Azlan kembali menggeleng. "Bukan, tapi mimpi Hazel dibawa sama ibu."

"Hah?" Jio kebingungan. "Maksudnya? Itu mah bukan mimpi buruk, bang."

"Buruk itu. Kamu tau kan Hazel lagi sakit, terus ibu udah gaada. Dan tiba-tiba mimpi Hazel dibawa sama ibu, kan mimpi buruk itu namanya."

Jio berusaha mencerna apa yang dimaksud oleh Azlan. Hingga memakan waktu yang cukup lama, untuk ia berpikir.

"Doa aja yang baik-baik bang. Mungkin Tante Nindya diatas lagi khawatir sama Hazel, atau emang abangnya aja yang kepikiran sampai kebawa mimpi."

"Iya kali ya," Azlan kini bernafas lega. "Tapi alur mimpinya bikin overthinking."

"Abang inget alur mimpinya dari awal sampai akhir?" Tanya Jio yang dibalas anggukan kepala dari Azlan.

"Katanya orang itu bisa inget alur mimpinya cuma tiga sampai lima persen. Kalau ingetnya dari awal sampai akhir, itu bukan mimpi namanya,—"

"Kalau bukan mimpi terus apa?"

"Pesan katanya,"

"Masa iya si? Emang itu fakta?"

Jio membaringkan kepalanya tepat pada bantal dibawahnya. "Katanya si, tapi Jio gak tau. Soalnya seumur hidup Jio di dunia, Jio gak pernah inget alur mimpinya Jio, beberapa menit sehabis bangun sih inget tapi lama kelamaan lupa deh."

Azlan kembali dengan tatapan malasnya. Tatapan itu ia lemparkan untuk sepupunya, siapa lagi.

"Terserah lah, mau lanjut tidur gak sabar ketemu adek besok."


"Bosen banget gila! Markas jadi sepi gini euy, Kennand gaada Jio juga sama. Mereka kenapa bisa barengan sih ke Amerika nya. Apa jangan-jangan mereka bikin cabang Azgerios baru di Amerika." Ujar Ellio yang sangat terlihat seperti orang yang kebosanan.

Kennand Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang