Part : 49

623 50 1
                                    

Happy reading


"let's break up, kita akhirin semuanya hari ini"

Gadis itu berucap, Kennand hanya bisa mendengar bagaimana kata yang tak ingin ia dengar terucapkan dengan jelas sekarang.

"Kamu ngomong apa si? Segampang itu?"

Tentu saja ini berat, bagaimana seorang Kennand berhari-hari tak tidur hanya karena memikirkan bagaimana cara menyatakan perasaannya pada Hazel tapi sekarang, hubungannya seperti diujung tanduk.

"Apa karena masalah ini?"

Hazel menggeleng pasrah, ia sendiri tak percaya ia sudah mengatakan kata itu.

"Ini.. bukan karena itu" suaranya mulai melemah.

"Zel, tolong jangan kayak gini, tarik omongan kamu sekarang"

Hazel menggeleng, itu keputusannya. Ia yang berhak atas apapun yang ia katakan.

"Buat apa? Itu keputusannya."

"Tapi karena apa? Kamu bilang bukan karena masalah foto tadi"

Helaan nafas terdengar dengan samar, Hazel berjalan ke depan menuju ujung atau pembatas dari balkon itu.

"Ini terlalu berat, kamu mungkin udah denger tadi di ruang kepala sekolah"

"Amerika?" Ucap Kennand yang melangkah mendekat.

"Ya.." Hazel mengangguk. "Itu terlalu jauh."

"Terus kenapa kalau jauh? Kita masih bisa pake teknologi" Kennand mulai terlihat menyerah, bagaimana raut wajah khawatir tercipta disana.

Hazel menggeleng. "Keputusan aku udah bulat"

"Zel, enggak, enggak. Oke, aku tau kamu marah, kamu mau ngejauh silahkan, tapi jangan hubungan ini yang jadi korbannya"

Hazel mendengus sebal. "Terus? Yang kamu mau kayak gimana Ken? Pekerjaan kamu berlebihan!"

"Kasih aku kesempatan satu kali aja, aku bakal usaha buat ganti partner kerja aku, aku janji."

Kennand benar bersungguh sungguh, itu hal yang sangat tidak disengaja. Ia sadar itu berlebihan. Tapi ia tak akan melakukan hal itu jika tidak dipantau ayahnya sendiri.

Yaa, ayahnya memantau di cafe saat itu, jadi mau tak mau Kennand harus bersikap seperti itu.

Bahkan Hazel pun tak bermasalah tentang partner kerja Kennand seorang wanita. Yang ia permasalahkan adalah attitude wanita itu benar-benar minus sekali.

"Kesempatan? Itu bukannya suatu hal dimana kalau aku lengah kamu bakalan lakuin hal yang sama,"

"Zel, gak---"

"Dan!" Hazel memotong Kennand saat akan berucap. "Kamu bakal mohon-mohon lagi habis itu supaya aku kasih kamu kesempatan lagi, basi!"

Kennand tak memperdulikan itu, ia menarik tangan Hazel untuk berada dalam dekapannya.

Dekapannya sangat nyaman, Hazel suka itu. Bagaimana mungkin ia akan melepaskan ini. Sepertinya bagaimanapun keadaannya Hazel tak bisa lepas dari Kennand.

Kennand Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang