Happy reading
•
•- "dia benar-benar pergi, bahkan tanpa kata pamit." -
•
•Azlan benar-benar dibuat heran dengan kelakuan adiknya hari ini, sampai ia berpikir apa adiknya ini punya kepribadian ganda?
Hazel benar-benar bertingkah sangat baik hari ini, bahkan sedikit bertingkah aneh. Gadis itu mengingatkan banyak hal seolah-olah ia akan pergi jauh.
"Abang. Abang harus makan vitamin punya Abang supaya Abang gak sakit biar Acel bisa tenang. Terus, Abang kalau keluar harus pake sunscreen ya walaupun sekarang di luar udah mau musim dingin, terserah Abang mau pake atau enggak." Peringatnya.
"Iya Adek.." Balas Azlan. "Adek hari ini kenapa? Peduli banget sama Abang kayaknya.." Lanjutnya
"Ya takut aja, sekarang Acel bisa urusin Abang lagi. Takut-takut kalau nanti kita pisah lagi terus Acel gak bisa ketemu Abang lagi kayak beberapa bulan lalu, seenggaknya Acel udah nyiapin apa aja yang harus Abang lakuin selama Acel gaada, gitu loh." Jelasnya panjang.
Azlan tersenyum hangat dengan pandangan yang mengarah fokus pada adiknya. "Beruntung Abang punya Adek."
Hazel menimpali. "Acel juga beruntung punya Abang, coba aja Acel jadi adiknya orang lain. Gak mungkin Acel sebaik ini sama kakaknya Acel itu.".
"Abang mau bilang makasih ke ayah sama ibu, udah produksi adik yang baik buat Abang."
"Heh! Abang macem-macem banget."
Keduanya larut dalam tawa singkat. Malam ini mereka berdua merasakan kedekatan yang begitu amat erat. Sebelum keduanya dikagetkan dengan keberadaan Jio, yang memang jarang mengetuk pintu jika hendak masuk.
Jio tersenyum dengan wajah yang amat sangat menyebalkan menurut Azlan. "Ehh.. maaf Abang, maaf Jio gak ngetuk pintunya.." Ucapnya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Azlan menggeleng lelah. "Kamu lain kali ketuk dulu, kalau yang di dalem lagi ngapain terus tiba-tiba kamu masuk kan berabe urusannya."
"Maaf bang, lain kali Jio inget." Ucapnya dengan menunduk, Jio mengangkat kembali pandangannya, akhirnya ia bisa melihat Hazel kembali. Selama ini ia selalu berniat bertemu Hazel, namun selalu di saat yang tidak tepat, Hazel sudah tidur kah atau bahkan Hazel tengah terapi. Namun, hari ini ia berhasil datang tepat waktu.
"HAZEL!!" Jio benar-benar meloncat ke arah Hazel yang membuat gadis itu segera terberanjat menghindar, takut-takut jika tubuh Jio akan menimpanya.
YOU ARE READING
Kennand Perfect Boyfriend
Teen Fiction'𝐬𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐫𝐚-𝐩𝐮𝐫𝐚𝐚𝐧' Sebuah bukti nyata bahwa tidak ada takdir yang tidak mungkin. Bahkan dari sebuah kebohongan bisa menjadi kisah yang berharap utuh sel...