Part : 41

830 51 0
                                    

Happy reading, happy kiyowo kiyowo ✨


"Hazel hari ini libur? Kalau enggak Jio mau bilang temen Jio buat bilang kalau Hazel sakit"

"Hari ini hari Sabtu, dia libur"

Jio mengangguk. "Dia gak mau bangun dulu gitu? Dari kemarin dia gak bangun-bangun, Jio parno takut kayak Langit dulu"

"Biar dia istirahat dulu, dia mungkin butuh istirahat lebih"

"Mama sama papa lagi ke rumah Abang, katanya ambil baju ganti Hazel"

"Emm," Azlan mengangguk. "Tau"

"Abang gak mau sarapan dulu? Biar Hazel Jio yang jaga"

"Kamu juga belum sarapan, toh kamu yang selalu lapar setiap menit"

"Nanti gantian, Abang dulu baru Jio"

"Gitu?"

Jio mengangguk. "Kalau Abang udah, tinggal Jio, nanti juga mungkin mama papa udah dateng"

"Yaudah, jagain Hazel dulu"

"Gampang itu mah"

Lelaki itu berdiri dari duduknya, sedikit menatap adik perempuannya dulu sebelum ia keluar ruangan dengan niatan mencari sarapan.

"Hazel masih belum sadar?"

Azlan mengangkat pandangannya, ia melihat sosok ayahnya yang berjalan menghampirinya.

Azlan menggeleng. "Belum" balasnya dingin.

"Kamu mau kemana?"

"Keluar sebentar"

"Terus Hazel sama siapa?"

"Jio"

"Gitu? Yaudah, ayah mau cek Hazel dulu, semoga hari ini dia nunjukin perkembangan"

Tatapan Azlan masih membuntuti ayahnya, ada sedikit rasa khawatir di benaknya. Karena bagaimanapun Hazel pasti belum bisa menerima kenyataan ini.

Sementara di ruangan VIP yang dingin itu Jio sibuk dengan handphonenya. Ia berusaha menenangkan Kennand yang sepertinya nampak panik disana.

"Buset langsung nelepon, khawatir banget kek nya" gumam Jio.

"Ji? Hazel?"

"Gue yakin dia baik-baik aja, gue yakin dia sadar sebentar lagi"

"Dia gak sadar?"

"Ya, dari kemarin"

"Kemarin dia masih sekolah, pamit buat pergi"

"Pergi? Pergi kemana?"

"Gak bilang, cuma pesen ojek online"

"Dia kemana ya? Dia sama sekali gak bilang?"

"Enggak"

"Kemaren juga bang Alan gak jemput dia"

"Gue kesana?"

"Terserah lo, ya sini aja, siapa tau kalau lo kesini Hazel bangun"

Tanpa berkata apa-apa lagi, Kennand mematikan panggilan telepon itu sepihak. Jio fikir pasti Kennand bergegas menuju kesini. Dapat didengar bagaimana suara khawatir terdengar jelas dibalik telepon.

"Jio, itu matiin AC nya Hazel pasti gak suka" peringat Michael khawatir.

"Ini mati papa, tuh remote nya aja jauh"

"Hazel tuh copy-an Nindya banget" gumam Alana saat melihat lamat-lamat wajah Hazel yang terlelap tenang.

"Papa kalau lihat Hazel, ngerasa bersalah, Nindya jatuh di tangan yang salah"

Kennand Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang