Halooo
Selamat malam Minggu, hehe.
.
*music recommendations while reading this chapter: 'Terlukis Indah'
-Rizky Febian, Zhiva Magnolya-
.Happy reading ( ◜‿◝ )♡
•
•"..emm, jangan lupa dimakan"
"..tidur udah malem"
"..dah ya, besok telepon lagi... love you too"
Hazel menghela nafas, bisa-bisanya Jio melakukan panggilan telepon seperti itu di kamarnya disaat ia tengah sibuk mengerjakan pr nya.
"Kamar kamu adem Cel, tapi kesian AC-nya gak pernah dipake"
"Lagian eneg kalau pake AC, puyeng"
"Kok bisa ya orang-orang gak suka AC padahal enak tau, dingin, adem"
"No! Bikin pusing!"
Kamar yang luas. Besarnya bisa tiga kali lipat dari kamar Jio di rumahnya.
Jio sudah menganggap Hazel ini adiknya sendiri, karena sejak dulu ia sangat ingin memiliki adik namun, sampai sekarang ia masih tetap menjadi anak tunggal.
Lalu kenapa mereka bisa sama-sama kelas 3 SMA, sedangkan mereka berbeda hampir setengah tahun (Jio lebih tua).
Itu terjadi karena Jio berada di TK selama 4 tahun lamanya. Yang membuatnya sedikit telat masuk SD. Seharusnya sekarang Jio sudah lulus SMA. Jadi Jio bukan tak naik kelas.
Suara ketukan pintu terdengar. Ia yakin ini Azlan yang menyuruhnya minum obat.
"Minum obatnya, sekarang"
Azlan menaruh beberapa butir obat dan segelas air di meja kecil sebelah meja belajarnya.
"Ni bocah malah tidur disini lagi"
"Tau tuh kak Jio, abis teleponan sama kak Elena jadi begitu"
Azlan terdiam beberapa detik. Seperti ada hal yang ingin ia bicarakan.
"Dek," panggilnya pelan.
"Ini punya siapa?," Ia menunjukkan sebotol minuman yang belum pernah Hazel lihat sebelumnya.
"Abang liat ini ada di ruang baca di bawah"
Dirumahnya Hazel memiliki ruang baca seperti perpustakaan. Itu salah satu ruang favoritnya di rumah yang penuh dengan ribuan buku. Hazel sangat suka membaca buku.
"Itu minuman apa?"
Azlan menggeleng. "Ini punya siapa? Yang sering di ruang baca kan kamu"
"Gak tau, nama minumannya aja gak tau, punya kak Jio kali, tadi dia baca buku disana,"
"Kenapa emangnya?"
"Anu.." Azlan menggaruk tengkuknya. "Ini minuman alkoholnya lima puluh persen, tadi Abang kira kamu yang minum"
"Kak Jio inimah pasti, soalnya sekarang dia tepar, tuh liat" Hazel menunjuk Jio yang tertidur pulas di kasurnya.
YOU ARE READING
Kennand Perfect Boyfriend
Teen Fiction'𝐬𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐫𝐚-𝐩𝐮𝐫𝐚𝐚𝐧' Sebuah bukti nyata bahwa tidak ada takdir yang tidak mungkin. Bahkan dari sebuah kebohongan bisa menjadi kisah yang berharap utuh sel...