Part : 32

955 55 1
                                    

Happy reading ♡

•••

Hazel menatap Azlan horor, kenapa ia mempersiapkan banyak hal seperti akan rawat inap lagi.

"Harus sepagi ini?". Benar ini masih pagi sekitar jam setengah tujuh. Azlan pikir ini hari sabtu jadi bisa saja jalanan sangat padat dan macet.

"Ay-- ekhem, emang jadwalnya jam segini takut nanti macet juga kan, ini weekend" jawab Azlan hampir keceplosan mengatakan kata 'ayah' di awal katanya.

"Terus itu barangnya kenapa banyak amat? Terus kenapa Acel juga disuruh bawa baju ganti?"

"Udah kali ikut aja," jawab Jio. "Takut lama dirumah sakitnya jadi disuruh bawa baju ganti"

"Lagian mana mau Acel mandi di rumah sakit" ketusnya.

Ada benarnya. Siapa yang mau mandi di rumah sakit, selain dengan alasan rawat inap, atau menunggu pasien yang tengah dirawat.

"Ya gausah mandi, ganti aja kalau gerah kan?"

"Kenapa jadi berantem si? Ayo pergi nanti keburu siang, macet dijalan"

Pagi yang cerah, dengan sinar matahari lagi yang menyorot dan menembus lembut kaca mobil Azlan.

Perjalanan yang aneh menurut Hazel. Entah kenapa perasaanya seperti diambang, ada apa dengan dirinya? Apa ia sakit parah? Karena ia pun menyadari beberapa perubahan dalam dirinya. Seperti lebih lemah dari biasanya.

Hazel tak ada nafsu makan belakangan ini, padahal Azlan sudah mengatur pola makannya yang tentu saja ditentukan oleh ayahnya juga. Karena menurunnya nafsu makan tersebut, berat badannya jadi turun drastis.

Namun tak ada perubahan signifikan dari tubuhnya, Hazel tetap terlihat ideal tanpa terlihat seperti kekurangan berat badan sebenarnya.

"Minggu depan kamu mau ikut ke tempatnya Lio?" Tanya Jio pada Hazel disebelahnya.

Hazel mengangguk. "Iya, kenapa?"

"Sama siapa?"

"Ken-- eh! sendiri!"

"Bohong banget masa sendiri," cecar Jio tak percaya. "Gak mungkin ya kan?"

"Mungkin aja"

"Palingan besok datengnya sama Kennand" cibirnya menyindir.

"Diem ya kak Jio! Kalau gak tau gausah ngomong!"

"Bukan sok tau, tapi emang kenyataan, kalau sama Ken gak apa-apa tapi kalau sama si air lilin gak boleh"

"Air lilin siapa?" Tanya Azlan ikut bingung, sama bingungnya dengan Hazel.

"Noh si Aileen, pengen ta' geprek aja kepalanya"

Aileen jadi air lilin? Oke. Sebuah plesetan yang bagus, tak terlalu menyudutkan.

"Dia juga suka sama Hazel?"

"Iya!" Jawab Jio spontan, itu cukup membuat Hazel terkejut. "Disini banyak yang suka sama dia, coba di Bandung gak ada bang"

Kennand Perfect BoyfriendWhere stories live. Discover now