04# Symbol

2.2K 307 31
                                    

Hari sekolah datang lagi, siswa kembali hadir di sekolah untuk sekedar belajar dan berusaha untuk tidak menyia-nyiakan uang orangtua yang sudah berusaha memasukan mereka ke sana.

Sedangkan sisanya hanyalah anak-anak nakal yang kaya raya.

Lorong utama benar-benar penuh, ribut dan sedikit berdesakan. Ada yang bermain tak jelas, menjahili sesama dan bahkan mengobrol di tengah jalan.

Seperti kemacetan di jalan tol.

Namun semua keributam berhenti, ketika seseorang tiba dan masuk ke lorong tersebut.

Para siswa yang sebelumnya memenuhi lorong itu, tiba-tiba mendekat diri ke dinding dan membuka jalan saat dia lewat.

Langkahnya cepat, dan sedikit menghentak.

Mereka bingung, apa dia marah?

Apa Kim Junkyu marah?

Jawabannya, Kim Junkyu benar-benar sedang marah. Ia baru saja tiba di sekolah, dan sudah terlihat seperti akan membunuh seseorang dengan wajah datarnya.

Tidak ada blitz hari ini karna dari suara kaki Junkyu, mereka tahu ia sedang dalam mood yang buruk.

Kenapa di pagi hari yang cerah ini, Junkyu sudah marah-marah?

"Bocah sok suci sialan." batinnya penuh amarah.

Marahnya Junkyu adalah karena luka bakar dari Haruto, sang anak pendeta itu, tak kunjung hilang. Jeongwoo sudah menghisapnya, menyiramnya dengan darahnya bahkan darah orang, membacakannya mantra dan sama sekali tidak berefek.

Benak Junkyu langsung meledak saat tahu luka bakar bekas air suci itu menempel padanya.

Brak!

Pintu kelas terbuka dengan keras oleh Junkyu, sang primadona. Tentunya seluruh atensi beralih kepadanya tapi suasana menjadi tegang.

Apalagi disaat manik Junkyu bertemu dengan Haruto.

Manik hazelnya berapi-api, seperti sedang kerasukan tapi wajahnya perlahan-lahan berubah menjadi datar seperti biasa.

"Good morning."

Para siswa yang kaku karna tegang itu bernapas lega dan bergantian menyapa pujaan hati mereka.

Junkyu tetap memajang wajah datarnya sambil berjalan menuju bangkunya, dimana ada Jihoon dan Haruto.
Ia meletakkan ranselnya, lalu duduk. Sekuat tenaga ia mengatur amarahnya.

"Good Morning, Kyu!" sapa Jihoon dengan riang.

"Good Morning, Hoon."

"Bagaimana keadaan luka yang kemarin?" tanya Jihoon.

Ugh, mengingatkan luka itu malah membuat Junkyu kembali kesal. Terutama disaat pelakunya duduk dibelakang Junkyu.

"Hm, baik-baik saja." jawabnya.

"Great. Syukurlah."

Keduanya terkekeh bersama, kecuali Haruto yang memandangi Junkyu dengan kerutan di keningnya. Bocah bermanik hazel itu ternyata menyadarinya dan menoleh.

"Ada apa, Haru?" tanya Junkyu dengan nada selembut mungkin.

"TㅡTidak. Tidak ada apa-apa."

"Benarkah? Kau terlihat bingung."

Jika saja tidak ada siapa-siapa disana, mungkin Junkyu sudah mencabik-cabik tubuh Bocah Jepang itu menjadi beberapa bagian.

"Tidak, aku baik-baik saja, Junkyu." balasnya.

(𝙀𝙉𝘿) 𝗖𝗹𝗮𝗶𝗿 𝗗𝗲 𝗟𝘂𝗻𝗲 ft ℎ𝑎𝑟𝑢𝑘𝑦𝑢𝑤𝑜𝑜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang