25# The Last

1.9K 166 54
                                    

Suara langkah kaki yang banyak menganggu pendengaran Haruto, berkeliaran tak jelas disekitarnya sembari bergumam.
Alam bawah sadar Haruto sudah terbangun, tapi tubuhnya masih sulit untuk digerakkan.

Pendengaran Haruto mulai menjadi jelas, dan ia dapat mendengarkan pembicaraan seseorang yang ia yakini bukan manusia.
Telinganya juga menangkap suara sebuah benda yang diseret didekatnya.

"Ssh, diam! Jika manusia itu bangun sebelum waktunya, Tuan akan marah besar pada kita!"

"J-jadi kita harus memukulnya sampai pingsan lagi?"

"Tentu saja, bodoh. Kalau tidak, Tuan yang akan memukul kita sampai mati."

Rasa sakit yang menyengat dikepalanya perlahan-lahan seperti mengetuk bangun Haruto. Tubuh Haruto terasa berat, juga matanya sulit dibuka.

"Ugh." desisnya halus.

"Demetria, d-dia bangun!" pekik salahsatu mahluk itu.

"Diamlah, aku akan memukulㅡ"

Tiba-tiba keduanya terdiam, ada sekitar kesunyian beberapa menit. Lalu suara langkah kaki keduanya itu pergi dengan terburu-buru secara bersamaan, seperti orang yang sedang ketakutan.
Pintu ruangan gelap tersebut tertutup dengan pelan, seseorang masuk sembari membawa lilin.

Kelopak mata Haruto yang berat itu akhirnya terbuka, walaupun dengan penuh usaha.
Pandangannya masih berkunang-kunang, ada seseorang dihadapannya yang tak bisa ia lihat dgn jelas.

"Haruto, sadarlah!" ujar Junkyu sembari mengguncang tubuh Haruto.

"H-Huh? Siapa kau?"

"Ini aku, Junkyu."

Ketika mendengar bahwa itu Junkyu, ia membuka matanya lebar-lebar. Kenapa ada Junkyu disana? Dan, ia ada dimana?
Pertanyaan-pertanyaan terus bermunculan seakan-akan tidak ingin membiarkan pikiran Haruto rehat.

"A-Aku dimana?" tanya Haruto.

"Kau diruang bawah tanah rumahku, Jeongwoo membawamu kemari."

"Apa yang terjadi? Apa aku membuat kesalahan?"

"Ah, kepalamu, kepalamu berdarah." pekik Junkyu pelan, lalu mengeluarkan saputangan dari sakunya.

Junkyu menghapus darah yang tadinya mengalir dari sisi kepala Haruto. Bocah Jangkung itu hanya diam, ia masih terlalu sakit dan bingung untuk mulai berpikir.
Setelah selesai, Junkyu membantunya berdiri lalu membawanya keluar dari ruangan gelap itu.

Bahkan saat keluarpun, tidak ada cahaya kecuali lilin yang Junkyu bawa.

"Junkyu, kenapa aku disini? Apa yang dia inginkan dariku?" tanya Bocah Jangkung itu.

"Aku tidak tahu, Haruto. Dia tiba-tiba membawamu kemari, aku harus mengeluarkanmu dari sini secepatnya."jelas Junkyu seraya menerangi jalannya berpijak.

"Dia ingin mengambil nyawaku?"

"Lebih dari itu, kau akan mengalami hal yang lebih buruk dari itu."

"Seburuk apa?"

"A-Aku tidak bisa menjawabnya sekarang, kita harus bergegas."

Haruto mengangguk, kesadarannya sudah pulih sepenuhnya, ia melangkah lebih cepat sambil menggenggam tangan Junkyu. Keduanya sampai diatas, mata Haruto membulat saat melihat rumah itu disinari bulan berwarna merah pekat.

Mereka menyebutnya The Blood Moon, fenomena bulan darah yang jarang terjadi. Setiap fenomena itu muncul, warga kota akan bersembunyi didalam sampai pagi hari datang.
Karena dari mitos yang mereka dengar, Bulan Darah itu mengundang Iblis untuk keluar dan mencari mangsanya.

(𝙀𝙉𝘿) 𝗖𝗹𝗮𝗶𝗿 𝗗𝗲 𝗟𝘂𝗻𝗲 ft ℎ𝑎𝑟𝑢𝑘𝑦𝑢𝑤𝑜𝑜Where stories live. Discover now