22# The Moon

1.5K 179 51
                                    

Rahang Haruto terjatuh ketika melihat pemandangan itu, ia menjatuhkan ranselnya lalu mengusap matanya.
Ia ingin memperjelas penglihatannya, berharap bahwa ia hanya sedang berhalusinasi. Sosok tersebut sedang memasak sesuatu didapur, seraya menari-nari dengan semangat seperti ia baru saja diberikan sebuah euphoria yang berlebihan.


Kaki Haruto menjadi sedikit lemas, ia melangkah mendekati sosok itu, masih dengan mulut menganga karna keterkejutannya. Wanita itu menyadarinya, lalu tersenyum seraya melepas apronnya, bersiap untuk menyambut Haruto.
Ia bahkan tidak menghiraukan wajah Bocah Jangkung itu yang masih sangat terkejut melihatnya disana.


"Selamat datang, Haruto! Aku membuatkanmu teh susu."


Ternyata tidak.


Fei sedang berdiri dihadapannya dengan senyum lebar, dan tubuh yang tidak lemah lagi. Wajahnya bahkan terlihat lebih cerah dan ceria.


Ini tidak mungkin.


"Apa ini benar-benar Bibi Fei? Ini Bibi Fei?"


"Oh, tentu saja! Kenapa kau bertanya begitu? Aku tak pernah merasa sebaik ini." jawabnya dengan ceria.


Bocah Jangkung itu benar-benar tak percaya, Bibi Fei tak mungkin sembuh hanya dalam sehari.
Ia yakin, tadi pagi wanita itu masih terbaring lemah diatas kasur, sangat yakin.
Namun sekarang, Bibi Fei tidak hanya sudah berdiri dan berjalan. Wanita itu bahkan memasak untuknya dan Kyoujirou.


"Bibi, apa kau yakin kau baik-baik saja? Tidak merasa sakit? Mual atau pusing?" sambarnya.


"Hey, hey, tenanglah. Aku baik-baik saja, memangnya kenapa, Haruto?" tanya Fei.


"T..Tapi tadi pagi, Bibi masih sakit, kan?"


"Dokter James memberikan obat yang bagus untukku dan aku merasa lebih baik. Bukankah seharusnya kau senang?"


"E-Euh, aku senang, Bibi. Mungkin aku hanya perlu istirahat." jawab Haruto ragu-ragu.


"Huh? Hey, Haruto. Ada apa?"


"Aku, baik."


"Kau yakin?" tanya Fei.


"I-Iya."


Haruto tersenyum kaku, seraya melangkah sedikit cepat melewati Bibi Fei yang agaknya sedang kebingungan.
Ia harus bisa bersikap tenang menghadapi hal-hal seperti itu, apalagi suatu hal yang sulit dipercayainya.


Ia yakin, tadi pagi Fei masih terbaring lemah dan pucat. Tapi sekarang didepan matanya, wanita itu sudah sehat.
Pintu kamarnya ia tutup dengan pelan, lalu menguncinya sembari menghela napas.


Hari ini, tiba-tiba terasa lebih melelahkan dari sebelumnya. Semuanya seperti sedang memeras pikirannya.


Apalagi jika ia teringat oleh Junkyu.


"Hhh, ini membuatku lelah." gumam Haruto.


Bocah Jangkung itu meletakan ranselnya, lalu mengganti pakaiannya. Membingungkan tapi Haruto harus mengisi perutnya dulu baru berpikir lagi, lagipula ia juga harus menginterogasi Bibi Fei.

(𝙀𝙉𝘿) 𝗖𝗹𝗮𝗶𝗿 𝗗𝗲 𝗟𝘂𝗻𝗲 ft ℎ𝑎𝑟𝑢𝑘𝑦𝑢𝑤𝑜𝑜जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें