11

439 64 6
                                    

Hai heheu hai hehei!


.  .  .

Setelah menikmati senja dan pantai, Yoongi membawa kedua orang ini kembali ke rumah sakit. Di tengah perjalanan tampak Jiwoo yang tertidur kelelahan.

Dia banyak berlari, tertawa, berteriak-teriak bersama ombak pantai tadi. Kini tersisa Yoongi dan Hoseok yang terdiam menatap jalanan ramai.

Bahkan setelah sampai di rumah sakit, Jiwoo masih terlelap. Hoseok memilih untuk menggendongnya ke dalam kamar. Yoongi hanya mengikuti dari belakang. Menatap Hoseok yang mengelus sayang punggung Jiwoo.

Setelah membaringkan Jiwoo, Hoseok ingin mengucapkan terima kasih lagi pada Yoongi. Namun melihat Yoongi yang menatapnya dengan serius, membuat Hoseok mengurungkan niatnya sebentar.

"Yoon?"

Netra Hoseok membola kala Yoongi memeluknya cepat. Hangat. Nyaman dan menenangkan. Hoseok sampai tak ingin berkutik rasanya. Namun sebuah kilatan di kepalanya terlintas. Ya, ini salah.

"Yoongi, lepas."

"Hoseok ... bisakah seperti ini sebentar? Aku tidak tau bagaimana menghadapi perasaanku sendiri. Aku akan gila."

"Jim ...."

"Aku tau dia ada di hidupku. Namun kenapa kau hadir dan merebut hatiku? Kenapa begitu cepat? Kenapa terasa salah? Kenapa aku tidak bisa ... kenapa tidak bisa memilikimu dengan mudah? Aku ...."

Hoseok rasa Yoongi terlalu emosional saat ini. Ia melepaskan pelukan Yoongi. Tepat dugaannya. Matanya sampai berair seperti ini. Hoseok menarik senyum tipis.

"Apa aku salah datang di saat yang tidak tepat, seperti itu?" Jemari Hoseok mendarat di kedua pipi Yoongi. Menghapus jejak air matanya yang sempat jatuh.

"Yoongi, jika kau sungguh mencintai Jimin, entah siapapun yang hadir dalam hidupmu kau pasti akan kembali pada Jimin juga. Kenapa kau tidak bertanya pada hatimu?"

"Aku--"

"Siapa tau, kau hanya menyukaiku sesaat saja. Itu akan menyakiti siapapun. Kau, aku dan juga Jimin."

Yoongi menarik napasnya memburu. Bagaimana dia bisa menjelaskan perihal hatinya yang dia sendiri tidak mengerti.

"Aku tidak mengerti bagaimana aku akan menjelaskan hati. Tapi aku mencintaimu, Seok. Itu yang cukup kau mengerti." Hoseok merasa luluh. Dia tidak ingin ketus kali ini. Itu akan terdengar sia-sia.

Dengan jarak sedekat ini, ia mulai merasakan yang Yoongi tegaskan. Entah siapa yang memulai, keduanya berakhir dengan menyatukan bibirnya. Yoongi ditengah dilema dengan hati, Hoseok ditengah carut marut hidupnya mencoba mengalihkan dunia di tengah gerakan lembut dan sendu bibir mereka.

.

.

.

Minggu pagi kali ini terasa berbeda. Hoseok memulai paginya dengan bersih-bersih ruangan Jiwoo. Lalu Jiwoo di sudut ruangan yang tampak memakai onesie yang mereka dapatkan kemarin.

"Kak. Kak! Lihat Jiwoo!" Hoseok memberi atensinya lalu tersenyum cerah.

"Ya ampun, kuda poni dari mana ini? Kenapa dia ada di sini?" Canda Hoseok. Siapa sangka justru membuat Jiwoo tertawa lebar.

"Hehe, biasa aja, ah. Malu tau, kak!"

Hoseok segera menyelesaikan kegiatan mengelap meja. Mendekati Jiwoo yang sudah naik ke tempat tidur. Naluriah Hoseok membawanya memeluk Jiwoo.

Can't Take My Eyes Off Youحيث تعيش القصص. اكتشف الآن