4

640 80 26
                                    


.     .     .




Di sini lah Hoseok berada. Ikut bergabung dengan Jimin dan teman-temannya. Hoseok mencoba menyibukkan dirinya dengan menulis di sebuah buku—mengerjakan tugas. Ia merasa sedikit terganggu dengan mereka. Jimin yang tampak menyenderkan kepalanya di bahu Yoongi sambil bercerita banyak hal. Begitu juga dengan Namjoon dan Seokjin. Namjoon yang terlihat begitu antusias mendengar seokjin dengan tatapan penuh memuja.

Hoseok mencoba mengabaikannya, tapi tidak bisa. Hoseok kembali menulis. Ia mencoba memfokuskan diri walau sudut matanya masih menangkap kegiatan mereka. Hingga ia mendengar suara tapakan kaki yang mendekat ke arah meja mereka. Hoseok mendongak melihat ke arah mereka. Jungkook dan orang yang membullynya—Taehyung. Mereka merangkul satu sama lain dan menyapa teman-temannya.

Hoseok rasa sudah cukup ia bergabung dengan mereka semua. Ia juga tidak ingin tambah masalah pada Taehyung. Tepat saat Jungkook dan Taehyung mengambil posisi mereka, Hoseok beranjak dari duduknya. Ia merapikan semua perlengkapannya sembari ditatap mereka berenam.

"Aku ingin kembali ke kelas. Aku mengantuk," ucapnya menjawab tatapan mereka yang penuh tanya. Hoseok menggandeng tasnya di satu sisi dan berjalan menjauh. Jimin menatap kepergian Hoseok dan menangkap sesuatu. Sebuah buku kecil sepertinya terjatuh. Jimin meminta tolong Yoongi untuk memungutnya. Jimin tampak membuka lembarannya dan kembali mendecak pelan.

"Hoseok hyung juga menulis lagu?" gumamnya disertai wajah antusias temannya.

Hoseok meletakkan tasnya. Ia baru kembali dari tempat kesukaannya untuk tidur. Ia keluarkan satu per satu isi tasnya. Buku itu tidak ada. Hoseok mulai panik. Ia meraba saku celananya, saku seragamnya, nihil. Ia coba cek ulang tasnya lagi. Tidak ada juga. Dimana dia menjatuhkannya tadi? Di tengah Hoseok berpikir, sebuah tepukan di bahunya membuatnya menoleh cepat. Taehyung?

"Maaf, ini milikmu, kan?" Netra Hoseok membelalak dan meraih buku itu cepat dari tangan Taehyung. "Dimana kau mendapatkannya?"

"Terjatuh saat kau pergi dari kantin tadi."

"K-kau tidak melihat isinya, kan?"

"Sebenarnya aku kesini karena ada yang telah melihat isinya. Kau diminta ke ruang music sekarang." Hoseok pasrah saja.

. . .

Hoseok meneguk salivanya menatap seisi ruangan music. Di sana ada Yoongi, Namjoon serta teman yang lainnya. Namun mereka berdua berdiri tepat di depan sebuah alat recording musik. Hoseok melempar tatapan datar untuk mengurangi rasa gugupnya.

"Jung Hoseok? Kau bisa membuat instrumen?" Tanya seorang yang mendekatinya. Hoseok mengelus tengkuknya dan mengangguk pelan. "Kupikir ini akan sedikit buruk. Tapi aku pernah mempelajarimya."

"Coba perlihatkan," pintanya dan disetujui Hoseok. Ia berdiri di depan alat recording music. Ia mendekati Sound Card dan meraih mic. Ia mulai dengan beat boxing, menciptakan basic sound diikuti suara lainnya. Ia tekan Sound Card untuk merekam dan satukan semua suara yang dia buat. Hoseok memberi mereka mendengarkan instrumen kecil yang baru saja dia buat.

Sementara seisi ruangan menganga heran. Hoseok dengan beat box-nya adalah suatu hal yang ... tidak terkatakan. Satu per satu sisi emas Hoseok mulai dia tunjukkan. Hoseok sudah selesai dan menatap mereka yang juga menatapnya planga-plongo.

"Aku tidak mau tau, mulai hari ini kau bergabung di klub musik," final sang coach.

. . .

Biasanya Yoongi duduk di studio dance itu untuk memperhatikan Jimin latihan menari. Lalu jatuh cinta pada gerakan indah Jimin. Walau Jimin dalam proses pemulihan, dia sudah mulai latihan dibarengi Hoseok yang mengajarinya. Tatapan Yoongi kini terpaku pada Hoseok. Otaknya berteriak untuk melihat Jimin, namun tidak dengan hatinya.

Can't Take My Eyes Off YouOù les histoires vivent. Découvrez maintenant